Requested by ksjoppa_
Pikiranmu kembali pada waktu sebulan yang lalu, ketika Mingyu mengatakan bahwa kalian tidak bisa menjadi sepasang kekasih karena ibunya yang tidak mengizinkan dirinya untuk berpacaran denganmu dikarenakan fisikmu yang tidak sesuai dengan kriteria ibunya.
"Maafkan aku (Y/n), tapi ibuku tidak memberikan izin karena fisikmu."
Kau menatapnya dengan wajah senormal mungkin. "Ah, begitukah?"
"Eo... aku rasa kita jadi teman dulu saja. Aku juga masih nyaman denganmu sebagai temanku bukan sebagai kekasihku." Ujarnya dengan senyumnya.
"Ya sudah kalau begitu." Balasmu dengan nada secuek dan senyum biasamu.
Setelah pembicaraan itu kau kehilangan selera makanmu sedangkan ia terlihat lega karena telah menyampaikan apa yang ingin disampaikannya padamu dan makan seakan-akan tidak merasakan kesesakan yang kau rasakan saat itu.
"(Y/n)? Kenapa kau tidak melanjutkan makanmu?" Tanyanya. "Apa makanannya tidak enak?"
Kau menggelengkan kepalamu lalu bangkit berdiri. "Aku baru ingat bahwa aku punya janji dengan temanku, lebih baik aku pergi sekarang. Terima kasih atas waktumu Mingyu."
"Eh? (Y/n)-ya!"
Kau segera berjalan secepat mungkin dan meninggalkannya sendiri.
Kau langsung memberhentikan sebuah taxi dan masuk ke dalamnya lalu menyebutkan alamatmu pada supir taxi tersebut.
"Nona, apakah nona baik-baik saja?" Tanya sang supir taxi.
"Ya?"
"Nona menangis, apa terjadi sesuatu?" Tanyanya lagi.
Kau segera memegang pipimu yang basah karena air mata dan mengusapnya. "Saya tidak apa-apa."
Sang supir taxi menatapmu dari kaca spion namun tidak berkata apapun lagi hingga kau sampai di rumahmu.
Kau segera masuk ke dalam kamar dan mengurung dirimu disana.
Kau melepaskan wigmu dan tersenyum kecut.
"Kau mengharapkan aku memiliki fisik seperti orang normal? Apa hanya fisik yang kau pentingkan? Waktuku hidup hanya tinggal 1 bulan lagi dan kau menolakku hanya karena penyakitku?" Ujarmu tak percaya.
Ya, kau memang sakit kanker dan kau sudah menjalani kemoterapi sejak kau berusia 12 tahun namun sayangnya penyakitmu tidak bisa disembuhkan. Kau menatap pantulan dirimu di cermin dan menghela nafas panjang. "Mungkin aku memang tidak diizinkan untuk dicintai."
Kau lalu beralih pada handphonemu yang baru saja berbunyi tanda pesan masuk.
Kau menatap layar handphonemu yang menunjukkan bahwa pesan tersebut dikirim oleh Mingyu.
Kau merasakan matamu mulai panas dan air matamu perlahan-lahan menuruni pipimu.
"Laki-laki brengsek." Gumammu sebelum mengambil handphonemu membuka pesannya.
'Apa kau sudah sampai di tempat janjianmu dengan temanmu?'
Kau mendengus membaca pesannya lalu memblock kontaknya.
"Aku muak dengan semua ini." Gumammu sebelum melempar handphonemu ke ranjangmu lalu kembali menangis.
2 minggu kemudian kau dilarikan ke rumah sakit karena keadaanmu mulai memburuk hingga saat ini, dimana kau sudah tidak bisa bergerak lagi.
Kau hanya bisa menikmati saat-saat terakhirmu di rumah sakit seraya menatap ke arah langit, menunggu malaikat maut menjemputmu.
"(Y/n)." Kau mendengar suara ibumu memanggilmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...