Requested by Sour_Strawberry
"Joshua," panggilmu saat melihat pria yang seluruh tubuhnya berlumuran darah berjalan dengan sempoyongan di salah satu jalan kecil yang sepi.
"Kau lagi," ujarnya tanpa menoleh ke arahmu.
Kau menghela nafas sebelum berlari ke arahnya dan berusaha menahan tubuhnya agar tidak jatuh.
"Apa lagi yang kamu perbuat hingga seperti ini?" tanyamu.
"Tidak ada," jawabnya seraya mendorongmu pelan.
Kau menghela nafas seraya menatapnya yang terus berjalan tanpa mempedulikanmu.
Kau mengenal Joshua sejak ia pindah ke samping rumahmu. Orangnya cukup dingin dan pelit bicara, setiap hari ia akan pulang larut malam dengan keadaan yang bisa dibilang cukup kacau. Terkadang ia pulang dengan tubuh dipenuhi memar dan lebam, kadang ia pulang dengan keadaan baik, kadang ia pulang dengan kondisi seperti sekarang ini, terluka dan berdarah.
Kau tahu ia adalah seorang bad boy, karena ia sering berkelahi. Awalnya kau tidak peduli padanya bahkan menghindarinya, namun kau pernah melihatnya beberapa kali berkelahi karena melindungi orang lain. Dan kau sendiri peenah ditolong olehnya sekali saat seorang bapak-bapak yang mabuk melakukan hal yang tidak sopan padamu. Dan sejak saat itulah kau mulai memperhatikan Joshua.
"Joshua, apa yang terjadi? Lukamu hari ini sangat parah," tanyamu seraya mengikutinya.
Ia tidak menjawab melainkan melirik tajam ke arahmu.
"Aku tahu ini bukan urusanku dan kau sudah mengatakannya berulang kali, tapi aku tidak bisa membiarkan orang yang terluka begitu saja. Aku ini calon dokter," ujarmu menambahkan.
Joshua menghela nafas panjang sebelum berhenti dan menatapmu. "Kau menyebalkan."
"Aku tahu, kau sudah mengatakan hal yang sama setiap kali bertemu denganku," ujarmu sedikit senang. Jika ia berhenti seperti ini, itu artinya ia menyerah dan akan membiarkanmu menolongnya.
"Aku menghentikan pencopet," ujarnya. "Dan ternyata ia bagian dari sebuah kelompok pencopet yang cukup besar. Mereka menyerangku dengan berbagai senjata tapi tentu saja mereka tetap kalah."
Kau menghela nafas panjang dan berujar, "Mereka kalah, tapi kau tetap mendapat luka yang parah seperti ini."
Ia melirikmu tajam dan berujar, "Yang penting aku menang." Joshua kemudian terdiam seraya melirik jalanan di belakangmu, jalan besar sebelum kau dan Joshua berbelok menuju jalan kecil ini.
"Joshua?"
Ia melirik kembali padamu dan berujar dengan dingin, "Pulanglah, aku tidak membutuhkanmu."
"Bad Boy," gumammu pelan.
"Benar, aku ini bad boy. Kau seharusnya tidak berbicara denganku," sahutnya lagi sebelum kembali berjalan.
"Kau memang bad boy dari luar, tapi hatimu baik," serumu seraya meraih tangannya.
"Hei! Apa yang kau lakukan?" serunya seraya melepaskan tangannya dari genggamanmu.
"Membawamu ke rumah sakit," sahutmu singkat seraya tanganmu berusaha untuk meraih kembali tangannya.
"Kau ini benar-benar," seru Joshua tertahan seraya menutup matanya. Saat ia kembali membuka matanya, ia terlihat lebih dingin. Matanya menatapmu tajam dan ia mendorongmu dengan cukup keras ke arah tembok, membuatmu meringis saat punggungmu menabrak tembok keras di belakangmu. "Apa aku perlu melukaimu juga agar kau tahu bahwa aku berbahaya?"
"Kau tidak berbahaya, bagiku kau itu orang baik," serumu keras kepala.
Kau dapat melihat wajah Joshua menjadi kaku sebelum ia berdeham keras dan melirik ke arah kalian datang tadi.
"Joshua?" tanyamu lagi seraya mengikuti arah pandangannya, namun sebelum kau bisa menengok, ia mendorongmu ke arah yang berlawanan dan berkata, "Aku tidak mau ke rumah sakit tapi kau bisa membelikan obat untukku."
Seketika itu juga wajahmu berubah senang. "Tunggu di sini, aku akan membelikan beberapa obat untukmu," serumu sebelum pergi meninggalkannya tanpa ada kecurigaan sedikitpun.
Saat kau sudah pergi Joshua membalikkan tubuhnya dan melihat beberapa orang mendatanginya. "Kalian belum menyerah rupanya."
"Kau kira kami selemah apa?" balas salah seorang dari antara mereka dengan tongkat baseball di tangannya.
"Lebih lemah dariku, apapun kata kalian, kalian sudah kalah tadi," sahut Joshua dengan nada meremehkan.
Tanpa bicara lagi, orang-orang itu mulai menyerang Joshua dengan berbagai senjata seperti tongkat kayu, tongkat baseball, tangan hampa, maupun pisau lipat.
Joshua berhasil menghindari beberapa serangan bahkan balas menyerang mereka. Namun keadaannya sangat tidak memungkinkan untuk terus berkelahi karena tak lama setelahnya, ia merasa tubuhnya mulai lemas.
Tiba-tiba saja terdengar suara sirine polisi dari arah jalan besar di mana kau pergi tadi. Seketika itu juga orang-orang yang menyerang Joshua berhenti dan langsung melarikan diri.
Joshua sendiri hanya bisa jatuh terduduk dengan pasrah. Jika ia memang harus berurusan dengan polisi, maka terjadilah. Ia sudah tidak pumya tenaga untuk melarikan diri. Ia hanya menutup matanya dan menunggu hingga salah satu petugas menghampirinya.
"Kau baik-baik saja?"
Joshua segera membuka matanya karena suara yang ia harapkan bukanlah suaramu. Ia dapat melihat wajah khawatirmu di hadapannya.
"Joshua, apa kau baik-baik saja?" tanyamu lagi.
"Kenapa kau di sini? Mana polisinya?" tanya Joshua bingung.
"Itu suara dari handphoneku, aku merasa ada yang tidak beres jadi aku kembali dan melihat kau diserang oleh mereka," ujarmu seraya mengeluarkan sapu tangannya. Kau kemudian menyeka darah yang ada di wajahnya.
Joshua menatapmu datar dan berujar, "Kau ini benar-benar aneh. Apa kau tahu itu?"
Kau tersenyum simpul sebelum berujar, "Kita ke rumah sakit ya? Tentu saja setelah kau beristirahat."
Joshua hanya bisa menatapmu datar dan berujar, "Terserah kau saja. Tapi sebelum itu aku butuh istirahat. Duduk di sini." Kau mengangguk sebelum duduk di sampingnya yang langsung menyandarkan kepalanya padamu.
Kau langsung terdiam kaku, namun melihat wajah Joshua yang pucat kaupun terdiam. Pada akhirnya kau menunggu hingga Joshua lebih kuat untuk berjalan ke rumah sakit bersamamu.
"Terima kasih (Y/n)." Hanya itu yang diucapkan Joshua saat kau mengantarnya ke rumah sakit dan ia segera masuk ke ruang perawatan sendiri. Namun ucapan itu membuatmu senang luar biasa karena ini pertama kalinya Joshua mengucapkan terima kasih padamu dengan senyum simpul terukir di wajahnya.
♡♡♡♡♡
Udh lama ga update hehehe
Yeoners, apa kabar??? Semoga kalian baik' aja yaaa
Semoga aku ttp bisa bikin kalian baper dengan imagineku hehehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...