142. Vernon

4.8K 421 13
                                    

Kau baru saja pulang dengan keadaan letih, bagaimana tidak? Banyak sekali yang harus kau kerjakan hari ini, mulai dari pekerjaan rumah seperti bersih-bersih, mencuci pakaian, menjemur pakaian, menyetrika pakaian, kemudian kau harus pergi bekerja. Ditambah kau baru saja keluar dari rumah sakit beberapa hari yang lalu akibat sakit yang walau tidak parah tapi membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hal ini membuatmu harus bekerja ekstra karna pekerjaanmu banyak yang terlantar hingga kau harus lembur hari ini.

Kau menghela nafa panjang dan langsung masuk ke kamar untuk berbaring. Kau sudah tidak tahan untuk masuk ke dunia mimpi sehingga kau tidak mengganti pakaianmu maupun mencuci wajahmu. Kau langsung menjatuhkan tubuhmu ke atas kasur dan sedetik kemudian kau langsung masuk ke dunia mimpi.

Entah sudah berapa lama kau tertidur, kau terbangun saat mendengar suara berisik dari luar kamarmu. Kau membuka matamu dengan malas dan menatap ke arah pintu.

Karena gelap, kau hanya bisa melihat sosok pria berdiri di ambang pintu kamarmu. Sosok yang kau kenali sebagai sosok suamimu.

Kau menarik nafas panjang sebelum bangun dan menyalakan lampu kecil yang ada di samping ranjangmu. Kau kembali menatap ke arah orang tersebut dan berujar dengan suara serak, "Hansol, kaukah itu?"

"......"

"Sol?" panggilmu lagi seraya mengerjapkan matamu berulang kali sebelum menatapnya lagi berharap agar kau dapat melihatnya dengan lebih jelas.

Sosok itu tidak menjawab tapi kau merasa bahwa ia sedang menatapmu dalam gelap dan kau merasa tidak nyaman. Awalnya kau yakin kalau itu adalah suamimu, Hansol tapi karena ia tak menjawab ditambah rasanya tatapan matanya padamu terasa berbeda kau pun panik.

"Siapa kamu?" tanyamu lagi saat kau masih tidak bisa melihat wajahnya karena sinar lampu kecil di kamarmu tidak cukup terang dan tidak sampai ke tempat dimana pria itu berdiri. Kau mulai meraba-raba meja di samping ranjangmu dan kau segera mengacungkan benda yang kau cari ke arah sosok tersebut. Sebuah Stun Gun yang sengaja kau letakan di meja kecil di samping ranjang untuk keadaan darurat, kau menyalakan benda tersebut sambil masih mengarahkannya pada orang tersebut.

"Jangan macam-macam," ancammu seraya membenarkan posisimu. Rasanya semua kantukmu hilang berganti dengan rasa awas dan takut.

Hening, tak ada satupun dari kalian yang bersuara dan kau mulai berpikir untuk melemparnya dengan apapun yang bisa kau lempar agar kau bisa melarikan diri darinya.

Namun sebelum kau bisa melaksanakan apa yang kau pikirkan, kau mendengar suara tawa suamimu.

Ia kemudian berujar, "Tenang saja, ini aku."

Kau menatapnya curiga dan ia maju beberapa langkah hingga kau dapat melihat wajahnya yang sedang tertawa. Kau memincingkan matamu kesal sebelum menurunkan Stun Gun yang ada ditanganmu.

"Kenapa kau tidak menjawab sejak awal?" gerutumu saat ia berjalan mendekatimu.

"Aku hanya ingin memeriksa apakah kau ingat pelajaran yang kuajarkan dulu atau tidak. Walaupun kau ingat, tapi responmu sangat lambat. Kalau itu orang jahat, sudah pasti kau akan celaka."

"Satu-satunya orang jahat yang kukenal dan melakukan hal seperti ini hanya kau seorang, Chwe Hansol-ssi, suamiku yang benar-benar menyebalkan," ujarmu kesal.

Hansol tertawa geli seraya mengambil Stun Gun dari tanganmu, menyingkirkannya dan duduk di sampingmu.

"Jangan marah, ok?" bujuknya seraya mencium keningmu.

Kau menatapnya sebelum menghela nafas panjang dan berujar, "Jangan lakukan itu lagi."

Hansol mengangguk sebelum menatapmu lekat-lekat. Ia dapat melihat raut wajahmu yang lesu dan ia langsung mengelus pipimu dengan lembut. "Kau terlihat sangat lelah, apa kau mengalami hari yang melelahkan? Kau bahkan tertidur tanpa menghapus make-up dan berganti pakaian."

Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang