"Kita mulai dari mana?" tanyamu dengan senyuman lebar terukir di wajahmu.
Jihoon menatapmu dengan senyum simpulnya seraya berujar, "Apapun yang kau inginkan. Sudah kubilang kan kalau hari ini aku akan memenuhi semua permintaanmu sebagai ganti kencan tertunda kita minggu lalu."
"Kau benar-benar akan melakukan apapun yang kupinta?" tanyamu untuk yang kesekian kalinya.
"Entah sudah berapa kali harus kujawab kalau hari ini kamu boleh meminta apapun dan melakukan apapun padaku karena hari ini aku hanyalah seorang bawahan dari putri (Y/n)," jawab Jihoon dengan salah satu alis terangkat, gaya yang menyebalkan bagi beberapa orang tapi tidak bagimu.
"Aw, jadi hari ini aku seorang putri? Besok tidak akan ada badai salju kan? Karna seorang Lee Jihoon bisa mengatakan hal yang menurutku mustahil untuk diucapkan," ujarmu seraya menatapnya dengan tatapan pura-pura kaget.
Jihoon memutar bola matanya dan ekspresinya kembali menunjukkan Jihoon yang biasa, tatapan mata yang tajam tanpa senyuman namun tetap terlihat tampan sekaligus imut.
Hari ini kalian pergi ke taman bermain bersama sebagai ganti kencan kalian yang batal minggu lalu dikarenakan Jihoon yang harus menyelesaikan pekerjaannya yang sempat tertunda karena ia tidak mendapatkan inspirasi selama beberapa minggu.
Kau tersenyum manis padanya kemudian berujar, "Kalau begitu aku minta Jihoonku yang biasa kembali. Aku tidak biasa menghadapi Jihoon yang manis dan penurut seperti tadi. Aku lebih suka Jihoon yang apa adanya. Lagipula kita ke sini bukan hanya karena aku ingin ke sini, tapi agar kamu juga bisa bersenang-senang setelah menghabiskan waktu yang sangat lama di studio."
Jihoon menunjukkan seringaian khasnya dan berkata, "Kalau yang itu aku tidak akan melakukannya."
"Kenapa?" tanyamu bingung.
Jihoon menatapmu lama dengan bibirnya yang mengerucut dan berujar, "Kalau kau ingin aku bersenang-senang seharusnya kita tidur di rumah. Aku akan lebih senang jika kau bisa memelukku sampai aku tertidur."
Kau mengerjapkan matamu berulang kali sebelum berdeham dan berujar, "Ok, Lee Jihoon yang kukenal sudah kembali. Pertama, jangan membicarakan hal seperti itu di tempat umum, kau membuatku malu. Kedua, tidur memang menyenangkan bagimu, tapi tidak bagiku. Ketiga, kau perlu pergi keluar ruangan, menghirup udara segar dan beraktifitas di bawah sinar matahari!"
Jihoon menatapmu geli kemudian berujar, "Kalau begitu bersikaplah egois untuk hari ini saja, sesekali kamu harus bersikap egois. Kamu selalu mementingkan aku dan mengalah pada semua hal yang kulakukan, karena itulah untuk hari ini saja aku ingin kau bersikap egois, aku tidak akan keberatan sama sekali dengan apapun yang kau minta dariku.
"Wow, sepertinya Lee Jihoon benar-benar sakit," serumu takjub.
"Aku punya rencana sendiri untuk hari ini, jadi lakukan saja apa yang kukatakan ok?" ujarnya seraya mengacak-acak rambutmu pelan.
"Kau membuatku penasaran," sahutmu seraya menatapnya lekat-lekat. "Ok, aku akan melakukan apa yang kau mau, jangan menyesal ya."
"Tidak akan," jawab Jihoon penuh percaya diri.
Kau menatapnya dengan senyum jahilmu sebelum menariknya ke arah toko souvenir.
"Aku ingin sekali mencoba memakai bando seperti ini denganmu," ujarmu seraya mengambil bando telinga serigala dan kelinci. Kau tersenyum kecil menatap bando tersebut dan memakai bando telinga serigala dan memakaikan bando telinga kelinci pada Jihoon yang hanya diam seraya menatapmu dengan ekspresi datar.
Kau lalu menariknya ke cermin besar terdekat dan mengeluarkan handphonemu, membuka aplikasi kamera dan mengarahkannya pada cermin di depan kalian. "Kau harus tersenyum," ujarmu seraya melirik Jihoon yang sedari tadi tidak menunjukkan ekspresi apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
Fiksi PenggemarNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...