Requested by Vurisw chacha_yola Caragie
"Soonyoung-ah!" Kau meneriaki suamimu yang sejak tadi berjalan memutari kamar. "Kau membuatku semakin tegang. Kemarilah dan duduk."
"Tidak bisa. Aku juga tegang melihatmu dengan pakaian seperti itu."
Kau menghela nafas panjang lalu berjalan ke arah lemari dan mengambil tas yang ia bawakan untuk melihat barang apa saja yang sudah dibereskannya.
"Soonyoung-ah, untuk apa semua ini?" Ujarmu kaget dengan isi tasmu.
"Apanya? Ini semua akan kau butuhkan."
Ka mengernyit sebelum berjalan menuju sisi kasur karna perutmu yang sudah sangat besar itu tidak memungkinkan dirimu untuk menunduk ataupun membawa tas yang berat dalam waktu lama.
"Soon, aku tidak membutuhkan foto pernikahan kita di rumah sakit."
"Tentu saja kau butuh, bagaimana jika orang mengira bahwa kau belum punya kekasih?" Balasnya dengan bibir mengerucut.
"Tentu saja tidak! Aku sudah bersuami, kalau tidak aku akan melahirkan anak siapa?" Ujarmu sedikit frustasi dengan jalan pikiran Soonyoung.
"Kau tidak akan pernah tahu."
"Bukankah kau akan berada di sisiku?" Ujarmu seraya menatapnya.
"Tentu saja."
Kau memutuskan untuk tidak mendebat Soonyoung lalu mengeluarkan boneka kesayanganmu. "Soon, kenapa kau membawa boneka ini?"
"Karena kau mungkin kesepian saat tidur sendiri di ranjang rumah sakit." Ujarnya seraya berjalan menghampirimu.
"Kan ada kamu."
"Tapi kan ranjang rumah sakit kecil, aku tidak akan mempersempit tempatmu untuk tidur."
Kau tersenyum simpul mendengar perkataannya.
"Soon, aku takut." Ujarmu seraya bersandar padanya.
"Aku juga."
Kau meliriknya. "Kenapa kau takut?"
"Karena aku tidak akan tahu kabarmu dan anak kita setelah kau masuk ke dalam sana." Jawabnya.
"Eh? Kau tidak akan ikut masuk?" Serumu kaget.
"Kau gila? Aku tidak akan kuat jika melihatmu kesakitan. Bisa-bisa aku menonjok dokter yang membantumu bersalin!"
Kau menatapnya tak percaya sebelum tertawa. "Soon, jika kau tidak ada di dalam lalu siapa yang akan membantuku?"
"Ayahmu?" Jawabnya seraya menatapmu.
"Ayolah Soon. Kita baru saja mengabari orangtua kita, mereka mungkin akan sampai 1 atau 2 jam lagi." Ujarmu seraya mengusap lengannya dengan lembut.
"(Y/n), kau tahu alasanku untuk tidak masuk ke sana bukan?"
"Karena kau takut?"
Soonyoung mengangguk kecil. "Aku takut melihat wajahmu ketika melahirkan."
Kau mendorong lengannya kuat-kuat seraya berdecak sedangkan dirinya tertawa.
Ia lalu meraih wajahmu dan mengecup singkat bibirmu. "Aku hanya tak bisa melihatmu kesakitan. Aku tidak bisa (Y/n)-ya."
"Tapi ini demi anak kita." Ujarmu seraya menatapnya. "Aku akan melakukan apa saja asalkan kau menemaniku ke dalam sana."
"Kenapa?"
"Karena aku takut berada di sana tanpamu."
Soonyoung menutup matanya sebelum menghela nafas panjang.
"Bagaimana jika aku lepas kontrol dan menonjok dokter yang ada di sana?"
Kau tersenyum tipis. "Aku yakin hal itu tidak akan terjadi."
Soonyoung menatapmu ragu sehingga kau memakai cara terakhir untuk membujuknya, yaitu menciumnya.
"Aku mohon?" Ujarmu seraya menatapnya yang kaget akan tindakanmu. "Demi aku dan princess."
Soonyoung mengerang sebelum akhirnya setuju. "Baiklah, tapi aku tidak bisa menjamin apapun yang nanti kulakukan di dalam sana."
Kau mengangguk kecil dengan senyum mengembang di wajahmu.
Tak lama kemudian seorang perawat memasuki kamarmu dan tak lama kemudian kau sudah menemukan dirimu dan Soonyoung berada di ruang bersalin.
Selama proses bersalin, Soonyoung memegangi tanganmu namin tatapan matanya tertuju pada dinding di sampingnya hingga anak kalian lahir.
"Kau berhasil (Y/n)! Kau sudah bekerja keras!" Seru Soonyoung seraya mengusap keringatmu dan mencium keningmu dengan ekspresi bahagia.
Kau tersenyum lembut menanggapi ucapan Soonyoung.
"Selamat, putri kalian sudah lahir di dunia dengan selamat." Ujar dokter yang membantu proses melahirkanmu.
Soonyoung menoleh ke arah dokter tersebut dan mengangguk seraya berterima kasih padanya.
"Soon." Panggilmu ketika melihat anak kalian. "Dia cantik sekali. Matanya sama sepertimu."
Soonyoung menoleh ke arahmu dan anak kalian yang masih ada sedikit sisa darahnya.
"Iya, cantik." Jawab Soonyoung.
Tiba-tiba saja ada suara keras dari sampingmu dan kau segera menoleh ke sampingmu dan menemukan Soonyoung terkapar di lantai.
"Soon!"
Seketika itu juga keadaan menjadi agak kacau dan kau hanya bisa menoleh ke arah anakmu yang menangis dan suamimu yang pingsan dengan khawatir.
Setelah keluar, kau menemukan ibu Soonyoung dan ibumu menghampiri ranjangmu.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanya ibumu.
"Begitulah. Aku lelah sekali."
"Kalau begitu istirahatlah. Eomma akan mengurus Soonyoung." Ujar ibu Soonyoung.
"Apa dia tidak apa-apa?" Tanyamu khawatir.
"Tidak apa-apa. Ia pasti takut melihat darah dan sedikit stress karena mendengar suara jeritanmu." Jawabnya.
Mendengar perkataan ibu Soonyoung membuatmu sedikit tenang.
"Nah, ayo kita kembali ke kamarmu dan beristirahat." Ujar ibumu.
Kau pun diantar oleh ibumu dan beberapa perawat yang mendorong ranjangmu ke dalam kamarmu.
Kau menemukan Soonyoung berbaring di ranjang khusus pendamping dengan tenang dan tak lama kemudian kau pun jatuh tertidur.
♡♡♡♡♡
Semoga suka 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...