Requested by _Amy_desu
"Pst, (Y/n)," bisik seseorang yang duduk di belakangmu. Orang tersebut tak lain dan tak bukan adalah Hong Jisoo.
"Apa?" balasmu setengah berbisik tanpa mengalihkan pandanganmu dari guru matematika yang sedang menerangkan.
"Bolpenku jatuh di dekat kakimu, bisa tolong kau ambilkan?" bisiknya lagi.
Kau memutar bola matamu sebelum mencari bolpen yang dimaksud oleh Jisoo.
"Tidak ada," sahutmu setelah melihat ke kolong meja dan kolong kursimu yang kosong tanpa ada tanda-tanda dari bolpen Jisoo ada di sana.
"Tidak mungkin, tadi jatuhnya di dekat kakimu," ujar Jisoo lagi.
"Tidak ada Hong Jisoo, tid...." Kau segera menutup mulutmu ketika guru matematikamu itu melirik tajam ke arahmu.
"Pasti ada di kolong mejamu. Coba kau cari lagi," ujar Jisoo yang sepertinya tidak menyadari bahwa ia sedang diperhatikan oleh guru yang mengajar.
"Jika kalian memang ingin berpacaran, lebih baik kalian keluar sekarang juga, (Y/n) dan Jisoo," seru gurumu tanpa menatap ke arah kalian.
Serentak semua siswa di kelas tertawa, Jisoo sendiri segera memprotes perkataan gurumu tersebut sedangkan kau hanya bisa menutupi wajahmu dengan buku tulismu karena malu.
Setelah selesai pelajaran matematika, kau segera berbalik menghadap Jisoo dan menatapnya tajam.
"Apa-apaan itu tadi?" serumu kesal.
"Aku hanya mencari bolpenku ok?" jawab Jisoo ringan.
"Kan sudah kubilang tidak ada, kenapa kau tetap memaksa kalau bolpen itu ada di kolong mejaku?"
"Karena aku melihatnya menggelinding ke kolong mejamu dan ternyata bolpennya ada di kolong kursimu, jadi kau tak melihatnya," ujar Jisoo dengan senyum penuh penyesalan.
Kau menutup matamu dan menghela nafas panjang sebelum berbalik dan menelungkupkan wajahmu di atas meja.
Tak lama kemudian kau merasakan sesuatu di atas kepalamu. Kau meraihnya dan mengangkat kepalamu, hanya untuk menemukan Jisoo duduk di depanmu sambil memperhatikanmu.
"Apa?" tanyamu masih kesal. Kau kemudian melihat benda yang tadi kau ambil dari atas kepalamu. Sebuah amplop kecil dengan tulisan "For You" di bagian depan.
Kau melirik ke arah Jisoo yang tak lain dan tak bukan adalah orang yang meletakan amplop tersebut di atas kepalamu. Kau menghela nafas panjang sebelum membuka amplop tersebut dan mengambil isinya.
"Tiket ke taman bermain?" ujarmu seraya menatap tiket di tanganmu.
"Yup, aku dapat dari temanku dan aku tidak punya teman untuk pergi bersama," jawab Jisoo.
"Kenapa kau tidak pergi dengan Jeonghan atau Seungcheol saja?" tanyamu seraya memasukkan kembali tiket tersebut ke dalam amplop dan mengulurkannya pada Jisoo.
"Ei, apa kata orang jika ada yang melihatku jalan berdua dengan pria lain?" ujar Jisoo dengan wajah jijik.
"Sama saja," ujarmu seraya memutar bola matamu. "Menurutmu apa kata orang jika ada yang melihatmu jalan berdua denganku?"
"Bahwa kau dan aku sedang berkencan?" jawab Jisoo.
"Tepat sekali," jawabmu seraya meraih tangannya dan meletakan amplop tersebut di tangannya. "Karena itulah aku tidak mau."
"Kenapa?"
"Karena kau dan aku tidak berpacaran."
"Tapi aku menyukaimu," ujar Jisoo dengan suara lantang, membuat hampir seluruh pasang mata yang ada di kelas menoleh ke arah kalian.
Kau menatapnya tak percaya sebelum berdeham dan berujar, "Bercandamu tidak lucu."
"Aku serius. Kalau tidak kenapa aku mengajakmu pergi berkencan denganku padahal aku bisa saja mengajak yang lain?" ujar Jisoo dengan wajah serius.
Kau melihat sekelilingmu yang mulai mendekat dan mengelilingi kau serta Jisoo.
"Kau gila," ujarmu sebelum bangkit berdiri, namun sebelum kau bisa menembus kerumunan orang-orang yang mengelilingimu, tangan Jisoo menahan tanganmu.
"Bisakah kau memberiku kesempatan? Maksudku bisakah kau mencoba jalan denganku sekali saja? Jika kau tidak menyukaiku maka aku akan mundur dan tetap menjadi temanmu saja," kata Jisoo seraya menatapmu lekat-lekat.
"Cobalah! Cobalah! Cobalah!" seru seluruh teman-teman sekelasmu.
Rasanya malu sekali menjadi pusat perhatian teman-teman sekelasmu. Kau pun menatap Jisoo yang terlihat sama sekali tidak terganggu dengan seruan teman-teman kalian.
Kau menghela nafas panjang sebelum mengambil kembali amplop yang ada di tangan Jisoo. "Hanya kali ini saja."
Jisoo tersenyum puas sebelum mengangguk dan berujar, "Satu kali yang akan merubah cara pandangmu dan hatimu terhadap diriku."
Seketika kelaspun menjadi ramai karena seruan-seruan dan teriakan dari teman-teman sekelasmu.
Kau berdeham kecil sebelum berjalan menembus kerumunan yang terus menyorakimu.
Saat sampai di luar kelas kaupun mengipas wajahmu dengan amplop dari Jisoo. Pikiranmu saat ini dipenuhi oleh perkataan Jisoo tadi. Kau sama sekali tidak menyangka bahwa Jisoo menyukaimu karena ia terus menerus menjahilimu.
Kaupun segera menggelengkan kepalamu, mengenyahkan seluruh pikiranmu mengenai Jisoo sebelum berjalan ke arah toilet untuk mencuci muka.
♡♡♡♡♡
Doneeee
Vomment ya 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...