133. Joshua

5.8K 534 6
                                    

"(Y/n)!" seru kekasihmu seraya membuka lebar pintu ruang kerjamu. Membuat setiap pasang mata yang ada di dalam ruanganmu menoleh padanya termasuk matamu dan kau segera menghela nafas panjang seraya menutup mata.

"Jisoo-ya, bisakah kau tidak membuka pintu ruang kerjaku dengan sembarangan? Maksudku, aku sedang berdiskusi dan kehadiranmu mengganggu jalannya diskusi," ujarmu dengan senyum semanis mungkin.

Jisoo melirik kepada seluruh rekan kerjamu yang masih menatapnya bingung dan ia tertawa canggung. "Maaf," ujarnya pelan sebelum berdeham dan keluar dari ruanganmu dengan perlahan.

Kau menghembuskan nafas panjang sebelum kembali berbicara dengan rekan-rekan kerjamu setelah meminta maaf atas badai yang baru saja datang dan pergi.

"Ok, kalau begitu kita akan jalankan proyek ini dengan design A. Tolong beri rincian biaya dan blue print yang lebih rinci lusa dan beritahukan juga pada klien kita," ujarmu menutup diskusi.

Rekan-rekan kerjamu mengangguk sebelum keluar satu per satu seraya mengucapkan salam padamu. Saat semua rekan-rekanmu sudah keluar semua kau bisa melihat Jisoo melongokkan kepalanya ke dalam ruanganmu.

Tatapannya bertemu denganmu dan ia menatapmu dengan tatapan bak anak anjing yang minta dielus. Kau menghela nafas panjang dan berkata padanya, "Masuklah."

Wajahnya langsung berubah menjadi senang dan ia segera masuk ke dalam kemudian menutup pintu. Ia langsung berjalan menghampirimu dan memelukmu dengan erat.

"Jisoo?" serumu kaget.

"Hei (Y/n), apa kau tahu kalau aku sangat mencintaimu?"

Mendengar perkataannya yang sangat tak terduga wajahmu langsung memerah. "Huh?"

Ia melepaskan pelukannya dan menatapmu dengan senyuman. "Blue print yang ada di mejaku, yang ada tulisan 'Rumah Masa Depanku dan (Y/n)', kau melihatnya bukan?"

Kau menatapnya bingung sebelum membelalakkan matamu dan berkata, "Bagaimana kau bisa tahu?"

Jisoo tersenyum lagi sebelum menjawab, "Ada yang mengatakan kalau kau mengambil blue print itu dan mem-photo copy-nya."

"Pasti Jeonghan," ujarmu pelan sebelum berdeham dan berujar, "Lalu?"

"Bagaimana menurutmu?" tanyanya antusias.

"Maksudmu?"

"Oh ayolah, you know what I mean," seru Jisoo setengah merengek. "Apakah kau menyukainya?"

Kau menatapnya sebelum memutuskan untuk sedikit menggoda Jisoo. Kau berbalik dan mengambil salah satu gulungan blue print yang ada di mejamu dan menunjukkannya pada Jisoo. "Ini yang kau maksud?"

Jisoo mengangguk antusias.

"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu, aku akan bertanya terlebih dahulu," katamu seraya berdiri. "Satu, kenapa di sini tertulis rumahmu dan rumahku? Memangnya kita akan tinggal bersama?"

"Memangnya kau tidak mau menikah denganku? Bukankah kalau kita menikah kita akan tinggal bersama?" jawab Jisoo.

"Dua, memangnya kapan kau melamarku? Aku tidak pernah mendengar kalau kau ingin menikah denganku."

"Aku berencana melamarmu nanti!"

Kau memincingkan matamu padanya sebelum berkata, "Terakhir, memangnya kau yakin kalau aku akan menerima lamaranmu?"

"Memangnya kau tidak mau?" seru Jisoo kaget dan panik.

Melihat kepolosan Jisoo kau mau tak mau tertawa geli. "Entahlah, aku tidak tahu karna kau belum melakukannya," godamu.

Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang