Requested by BOOSEUNG_
Kau bangun dengan sakit kepala yang cukup parah. Ini efek karena kau menangis semalaman.
Kau berusaha untuk bangun tapi kepalamu rasanya seperti berputar dan kau kembali berbaring.
Tanganmu menggapai nakas di sampingmu untuk mengambil handphonemu. Kau melihat ada 17 misscall dan 13 pesan, juga ada 134 L*ne message. Kau menutup matamu sejenak sebelum membuka lockscreenmu dan memeriksa misscall yang ternyata dari kekasihmu, Kim Mingyu. Bukan, lebih tepatnya dari mantan kekasihmu. 17 misscall dan 13 pesan yang masuk semuanya dari Mingyu.
Kau segera menghapus pesannya yang isinya sama yaitu 'Kita perlu bicara, angkat teleponku.' Dan 'Apa kau baik-baik saja.'
Kau kembali merasakan air mata menggenang di pelupuk matamu.
"Kenapa ia masih memperhatikanku bahkan setelah aku bersikap seperti kemarin?" Gumammu dengan suara parau dan kau berusaha keras menahan tangismu.
Kau menghela nafas panjang kemudian meletakan kembali handphonemu di atas nakas tanpa memeriksa L*ne.
"Oh? Kau sudah bangun?"
Kau menoleh ke arah pintu, pada orang yang seharusnya tidak ada di rumahmu.
"Kenapa kau..." Serumu dengan mata terbelalak kaget.
"Aku mengkhawatirkanmu. Ibumu yang membukakan pintu untukku dan saat ini ia sedang pergi berbelanja." Jawabnya seraya menghampirimu.
"Bukankah aku sudah bilang bahwa hubungan kita telah berakhir?" Tanyamu seraya berbalik untuk memunggunginya.
"Itu kau yang memutuskan secara sepihak. Aku tidak pernah menyetujuinya." Ujar Mingyu lembut.
Kau merasakan air matamu mulai menggenang kembali di pelupuk matamu dan kau segera menyekanya.
"(Y/n)." Panggil Mingyu lembut, kau merasakan tangannya berada di bahumu. "Apa kau khawatir karena perkataan semua orang tentang dirimu? Apa karena itu kau minta putus?"
Mendengar perkataan Mingyu, ingatanmu kembali ke 3 bulan terakhir di saat kau baru saja berpacaran dengan Mingyu.
Semua wanita menganggapmu jelek dan tidak cocok bersanding dengan Mingyu. Mereka selalu menjelekanmu setiap saat kau lewat di hadapan mereka. Mereka mengatakan bahwa kau tidak pintar, sangat polos, tidak cantik, tidak modis, intinya berkebalikan dengan mereka dan juga Mingyu yang memang sangat tampan.
Selama 3 bulan juga mereka sering mengerjaimu seperti mendorongmu, sengaja menabrakmu, mentertawaimu, dan sebagainya. Rasanya kau sudah tidak kuat lagi menghadapi semua hal tersebut.
Kau menyukai Mingyu, begitu pula sebaliknya tapi jika begini caranya kaupun lebih baik menyerah.
"Aku lelah Mingyu... dulu ketika kita hanya berteman biasa aku tidak pernah menderita seperti ini." Bisikmu.
Mingyu menghela nafas panjang. "Apakah rasa sukamu padaku sedangkal itu? Aku tahu bahwa kau menderita tapi apakah dengan kita putus maka kau akan senang?"
Kau tidak menjawab melainkan menggigit bibirmu untuk menahan isakanmu.
"Aku tidak menyangka bahwa kau seegois ini." Ujar Mingyu dengan nada suara yang jelas kecewa.
Hatimu terasa sakit mendengar suara Mingyu dan kau mulai terisak pelan.
Tiba-tiba saja Mingyu menarik bahumu sehingga ia dapat melihat wajahmu.
"Jika kau memang ingin putus kenapa kau menangis?" Ujarnya dengan ekspresi lembut bercampur sedih.
Kau menutup wajahmu dengan kedua tanganmu.
"Aku juga tidak ingin putus tapi aku sudah tidak tahan dengan semua perkataan mereka... kau layak mendapatkan wanita lain yang lebih cantik daripada diriku." Isakmu keras.
"Lalu kau pikir aku akan bahagia?" Bentak Mingyu seraya menepis tanganmu dan ia menatapmu dalam-dalam.
Entah sejak kapan ia sudah berada di atasmu.
"Aku menyukaimu (Y/n), hanya kau yang aku ingini. Aku tidak peduli perkataan orang lain mengenai dirimu. Aku hanya melihatmu dan hanya kau seorang yang kuingini. Bagiku kau adalah perempuan tercantik yang pernah kutemui." Ujar Mingyu dengan nada suara semakin lama semakin lembut.
Kau kembali menangis keras karena perkataannya. "Tapi..."
"Dengar, aku minta maaf karena aku tidak pernah bertindak ketika mereka mengatakan hal-hal buruk mengenai dirimu. Aku seharusnya membelamu sehingga kau tidak menderita seperti ini." Ujarnya seraya mengusap puncak kepalamu. "Aku akan mengusahakan sesuatu jadi aku ingin kau tidak mengatakan hal seperti putus lagi. Aku tidak mau hubunganku denganmu berakhir."
Kau menutup matamu lalu mengangguk kecil. Ketika kau membuka matamu, kau melihat Mingyu tersenyum lembut padamu.
"Aku mencintaimu (Y/n). Hanya kau seorang. Aku yakin kita dapat menghadapi semua ini." Ujarnya seraya mengusap air mata yang mengalir menuruni pipimu.
"Aku juga... maa..."
"Shhh..." Mingyu menempelkan jarinya di bibirmu sebelum kau dapat menyelesaikan perkataanmu. "Jika kau merasa bersalah kau bisa berjanji padaku, berjanjilah jika kau mengalami kesulitan seperti ini lagi kau harus mendiskusikannya denganku dan jangan mengatakan hal seperti putus semudah itu."
Kau mengangguk kecil, membuatnya tersenyum simpul. Ia mengecup keningmu dan menatapmu dengan penuh kasih.
Memang benar Kim Mingyu terlalu baik untukmu tapi hari ini kau menyadari sesuatu bahwa kau sangat dicintai olehnya dan kau seharusnya mensyukuri hal tersebut. Kau memiliki cinta dari pria yang sempurna di matamu dan kau seharusnya mempertahankannya bukan melepaskannya.
Kau menatapnya seraya bergumam "Terima kasih."
Mingyu menatapmu bingung kemudian tersenyum padamu. "Sama-sama."
♡♡♡♡♡♡
Jangan lupa Vomment yaaa 🙄
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
Fiksi PenggemarNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...