Requested by riddleminded
Untuk yang kesekian kalinya kau menemukan Vernon, teman kuliahmu sedang terisak di taman dekat asrama kalian.
Hampir setiap malam ketika kau pulang dari kerja sambilanmu, kau akan menemukannya sedang terisak atau sedang memadangi langit dan terkadang handphonenya dengan tatapan sendu.
"Hai." Ujarmu seraya menghampirinya setelah memutuskan untuk menyapanya.
"Oh hai." Balasnya canggung.
"Apa yang kau lakukan disini?" Tanyamu seraya duduk di ayunan dekat tempat duduknya.
Ia tak menjawab melainkan diam seraya memandangi kakinya.
"Aku sering melihatmu diam di taman ini sendirian di malam hari, kebetulan hari ini pekerjaanku selesai lebih lama daripada biasanya dan aku sudah melapor ke asrama bahwa aku akan pulang terlambat, mungkin kau mau berbagi cerita denganku?" Ujarmu berusaha ramah padanya, berharap bahwa ia akan menceritakan apa yang ada di pikirannya.
"Kenapa kau menghampiriku?" Tanyanya setengah bergumam.
"Karena kau terlihat sedih." Jawabmu. "Walau kita hanya pernah berbicara beberapa kali, tapi aku ingin jadi temanmu."
"Hm... kenapa?"
Kau mulai mengayunkan ayunanmu. "Karena kau terlihat kesepian."
Vernon tersenyum tipis.
"Kau benar. Aku memang kesepian, aku rindu keluargaku." Ujarnya.
"Keluarga?"
Ia menatapmu dengan ekspresi yang menampilkan kerinduan yang medalam. "Kau tahu kenapa aku selalu datang ke taman ini setiap malam?"
Kau menggelengkan kepalamu.
"Adikku menyukai bulan. Aku pikir walaupun kita dipisahkan dengan jarak yang jauh kita tetap melihat bulan yang sama."
"Hm..." Kau menatap bulan yang memang bersinar terang malam itu.
"Tapi kurasa tidak begitu, aku malah semakin rindu padanya."
"Menurutku bulan yang selalu kau pandangi itu memiliki arti khusus bagimu dan adikmu." Ujarmu seraya menatapnya. "Semakin kau merindukan keluargamu, percayalah mereka juga merindukanmu. Kurasa kalian memiliki masalah yang sama ketika kau harus berkuliah disini, meninggalkan keluargamu tapi kau harus ingat tujuanmu kuliah disini dan harapan keluargamu yang mengizinkanmu berkuliah disini."
Vernon menatapmu lalu tersenyum kecil. "Kau benar."
"Kurasa yang bisa kau lakukan saat ini adalah menamatkan studimu dengan baik dan kembali dengan hasil yang membanggakan." Ujarmu seraya bangkit berdiri dan menghampirinya.
Kau membuka tasmu dan meletakan roti yang kau beli tadi.
"Kurasa kau membutuhkan ini, berhubung jam makan malam sudah lewat dan kau selalu melewatkan makan malam."
"Bagaimana denganmu?"
"Aku sudah makan, tadinya aku akan makan roti itu ketika aku belajar nanti malam, tapi kurasa aku akan tidur saja." Ujarmu lalu berjalan pergi.
"(Y/n)-ya." Panggil Vernon.
"Ya?"
"Terima kasih."
Kau tersenyum padanya. "Kalau kau berterima kasih padaku, kau harus mulai menjalani hidupmu dengan baik di sini."
Vernon terdiam sejenak sebelum berlari menghampirimu lalu mengulurkan tangannya.
"Apa?"
"Kurasa aku mau menjadi temanmu."
Kau tertawa kecil lalu menjabat tangannya. "Kau lucu."
Vernon hanya tersenyum tipis.
"Terima kasih karena mau bercerita padaku dan menjadi temanku." Ujarmu lagi lalu menarik tangannya sehingga tubuhnya menabrak tubuhmu. "Kau terlihat sangat lembut ketika kau bercerita tadi."
Kau lalu melepaskan tangannya dan berjalan menjauh, meninggalkannya yang memandangimu dengan tatapan kosong.
"Dah, sampai bertemu besok." Ujarmu lalu menghilang dalam kegelapan jalan.
"Woah, apa aku baru saja jatuh cinta padanya?" Gumam Vernon setelah kau menghilang.
Sepertinya Vernon akan lebih sering memikirkanmu dari pada keluarganya mulai saat ini.
♡♡♡♡
Maafin kalau gaje 😭😭😭
Aku ga tau harus nulis apa selain ini dengan tema malam di taman dan Vernon kangen keluarga ㅠㅠ
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...