107. Woozi

8.9K 869 12
                                    

Requested by armys123

"Istirahat 15 menit!" seru pelatihmu.

Kau segera meletakan biolamu di tempatnya kemudian merenggangkan tubuhmu.

Saat kau baru saja selesai merenggangkan tubuhmu sesuatu yang dingin mengenai pipimu. Kau mendongak dan menemukan Jihoon, sang pianis, menyodorkan sebuah minuman padamu.

"Terima kasih," ujarmu seraya mengambil minuman tersebut.

"Lelah?" tanyanya.

"Tidak juga," jawabmu seraya menyesap minuman pemberiannya.

"Apa setelah latihan ini kau ada waktu luang?" tanyanya tiba-tiba.

Kau menatapnya sejenak sebelum menjawab, "Tentu, kenapa? Kau butuh teman berlatih lagi?"

"Anggap saja begitu," ujar Jihoon singkat.

"Heeee... Mencurigakan. Apa yang ada di otakmu wahai pianis genius?"

Jihoon menatapmu dengan wajah yang jelas-jelas tak setuju, ia kemudian menyentil dahimu pelan dan berujar, "Mohon maaf tapi aku bukan pianis genius, nona (Y/n)."

"Terserah apa katamu, sekalinya genius tetap genius. Di mataku kau seorang yang genius," ujarmu seraya menjulurkan lidahmu padanya.

"Menurutku malah sebaliknya."

"Hahahaha, tidak lucu sama sekali," ujarmu datar, kau dapat melihat Jihoon tersenyum karena ucapanmu. "Kenapa kau tertawa?"

"Tidak apa, memangnya tidak boleh?"

"Boleh saja tapi jika begini kesannya seperti kau sedang mentertawaiku," ujarmu lagi.

"Mentertawai karena kau lucu dan manis, bukan karena kau melakukan hal yang memalukan," ujar Jihoon cepat.

"Ha?? Lucu? Manis? Siapa? Aku?"

"Memangnya sia..."

"Kembali ke posisi, kita lanjutkan latihan kita," ujar pelatihmu dari arah pintu, memotong perkataan Jihoon.

Kau dan Jihoon segera kembali ke posisi masing-masing. Kau sempat melirik ke arah Jihoon yang mengisyaratkan kalau ia akan menemuimu nanti setelah latihan selesai.

Latihan berjalan lancar seperti biasa dan di akhir latihan Jihoon segera menghampirimu. Ia membantumu membereskan biolamu kemudian ia mengarahkanmu ke ruang kosong yang biasa kalian pakai untuk berlatih seusai jam latihan. Ia bahkan membawakan biolamu.

"Ok, sekarang berikan biolaku agar aku bisa bersiap-siap," ujarmu setelah Jihoon menutup pintu ruang latihan.

"Kau benar-benar mengira bahwa kita akan latihan ya?" ujar Jihoon geli.

"Memangnya bukan?"

Jihoon tertawa kecil sebelum berjalan ke arahmu. Ia kemudian mendorong tubuhmu ke arah kursi dan mendudukkanmu di sana. Kau menatapnya dengan bingung.

"Aku membawamu kemari bukan untuk berlatih (Y/n), aku ingin mengajakmu berbicara mengenai sesuatu," ujar Jihoon pelan seraya tersenyum padamu.

"Um... Ok? Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyamu.

Jihoon diam sejenak sebelum menatapmu dan berkata, "Kau ingat mengenai wanita yang kusukai?"

"Wanita yang membuatmu nyaman itu?" tanyamu.
Tentu saja kau ingat karena Jihoon tidak pernah dekat dengan wanita lain selain dirimu dan beberapa anggota pemain musik lain sehingga kau sangat mengingatnya. "Tentu saja aku ingat, kenapa?"

Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang