Requested by harleychwe Caragie
"(Y/n)-ya!" Kau menoleh ke arah datangnya suara dan tiba-tiba saja tubuhmu ditabrak oleh pemilik suara tersebut.
"Ah, Chwe Hansol!" Serumu ketika orang tersebut yang tak lain dan tak bukan adalah kekasihmu dari kelas sebelah merangkulmu dari belakang, tangannya ia letakan di tas ranselmu hingga membuatmu hampir terjatuh.
"Cek ini." Ujarnya sebelum mengeluarkan balon helium yang ia bawa di tangan satunya lalu menghisap isinya.
Kau menatapnya dengan dahi berkerut. "Dari mana kau dapatkan itu?"
Hansol tak menjawab pertanyaau dan tetap melakukan kegiatannya menghisap balon helium di tangannya.
"Hai, aku Chwe Hansol pria tampan yang merupakan pacar dari (Y/n)." Ujarnya dengan suara yang aneh.
Sontak kau tertawa mendengarnya namun ia terus berbicara bahkan menunjukan wajah konyolnya dan berjalan mundur seraya menghadapmu.
Tiba-tiba saja kau melihat sosok gurumu dan kau langsung berhenti tertawa dan mengisyaratkan Hansol dengan matamu namun ia terlalu asik sendiri hingga ia tidak menangkap maksudmu dan tetap melakukan hal konyol hingga ia menabrak guru Choi.
Kau membungkukn badanmu pada guru Choi dan Hansol langsung berbalik untuk menghadapnya lalu memberi salam padanya.
"Chwe Hansol, apa yang kau lakukan dengan balon tersebut?" Tanya guru Choi dengan nada datar.
"Um.." Hansol segera menutup kembali mulutnya ketika suara yang ia keluarkan masih terdengar aneh.
"Oho! Kau menghirup balon helium?" Ujar guru Choi.
Kau melihat Hansol tersenyum canggung.
"Kau dan kau, (Y/n), bereskan ruang lab fisika sebagai hukuman."
"Eh? Kenapa saya juga..."
"Karena ia melakukannya untukmu bukan? Kekasihnya Hansol?" Potong guru Choi seraya menyeringai.
"Tapi......."
"Kalian harus sudah selesai membersihkannya sebelum gerbang di tutup. Mengerti?"
Kau hanya bisa menundukkan kepalamu dan Hansol tersenyum menanggapi perkataan guru Choi yang langsung pergi meninggalkan kalian berdua.
Kau melirik tajam pada Hansol sebelum berjalan ke arah lab fisika.
Hansol segera mengikutimu.
"Kenapa aku juga harus ikut dihukum?" Serumu tak percaya.
"Karena kau kekasihku?"
Kau menatapnya dengan bibir mengerucut. "Kenapa kau membawa balon helium? Kalau saj kau tidak membawanya..."
"Karena kau suka balon."
"Hah?"
"Aku membawanya karena kau bilang kalau kau suka balon. Saat di kelas tadi, teman-temanku memberitahuku tentang menghirup isi dari balon tersebut."
"Lalu bagaimana bisa kau membawanya di kelas tanpa ketahuan?" Tanyamu tak percaya.
"Mudah, aku memasukannya ke dalam loker di belakang kelas."
"Memangnya muat?"
"Tentu saja. Aku juga meminjam loker punya Seungkwan dan beberapa teman lainku."
Kau menutup wajahmu dengan tangan kananmu sebelum menatapnya yang terlihat polos.
Kau menghela nafas panjang sebelum menatapnya tajam.
"Dengar, jangan pernah melakukannya lagi." Ujarmu tegas.
"Padahal tadi kau tertawa."
"Tadi, bukan sekarang!" Ujarmu frustasi. "Karenamu aku ikut di hukum!"
Hansol menatapmu yang memegangi dahimu.
"(Y/n)-ya."
Kau mengangkat kepalamu untuk menatapnya dan ia langsung mengecup bibirmu.
"Aku mencintaimu."
Kau mematung menatapnya sebelum berdeham.
"Aku tahu, aku juga mencintaimu." Jawabmu.
Hansol tersenyum simpul melihat pipimu yang perlahan-lahan memerah.
Ia lalu meraih tanganmu dan menarikmu hingga kau berlari bersamanya.
"Eh?"
"Ayo kita cepat bereskan lab fisika agar kita bisa cepat pul..."
BRAK!
Kau dan Hansol sama-sama jatuh ke belakang karena dia menginjak sebuah pulpen.
"Hansol-ah." Ujarmu seraya menahan sakit di kepalamu dan tubuhmu.
"Hm?"
"Bagaimana kalau kita putus sekarang dan kau membereskan lan fisika sendiri?" Ujarmu.
"Eh?" Ia segera menoleh ke arahmu dengan tatapan horror. "Kau serius?"
Kau hanya bisa menghela nafas panjang melihat kepolosan Hansol.
"Lupakan saja." Ujarmu seraya bangkit berdiri.
"(Y/n) lihat! Aku menemukan pulpen!" Serunya seraya mengambil pulpen yang membuat kalian berdua terjatuh.
Kau berusaha keras untuk menahan amarahmu dengan menarik nafas dalam-dalam lalu tersenyum padanya.
"Hansol-ah, itu pulpen yang membuat kita terjatuh." Ujarmu.
"Ah... pulpen ini?"
Kau menghela nafas panjang lalu segera berjalan menuju lab fisika yang berada tak jauh dari tempat kalian berdiri.
"(Y/n), tunggu aku." Seru Hansol.
Kau hanya bisa menggigit bibir bawahmu sebelum bergumam. "Kenapa kebodohannya dan kepolosannya itu semakin parah? Padahal aku menyukai kepolosan dan kebodohannya dulu."
"Hei (Y/n)! Tunggu!"
Kau melirik Hansol yang baru saja masuk ke dalam lab fisika dengan mata berbinar.
"Ayo cepat kita bereskan ruangan ini." Ujarmu yang sudah meletakan tasmu dan bersiap untuk membereskan ruangan tersebut ketika kau mendengar suara keras berasal dari arah Hansol yang melempar tasnya ke sembarang arah dan tas tersebut menyenggol sebuah neraca yang langsung tergoler denan berantakan.
Rasanya kau ingin memukul kepalamu dengan benda keras di sekitarmu.
"Ups." Seru Hansol dengan senyum canggungnya.
"CHWE HANSOL!"
"Maafkan aku!"
♡♡♡♡♡
Done! Udah absurd belum? Wkwkwk
Moga suka ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...