Requested by keviniarin
"Lee Seokmin!" Serumu ketika melihat sosok teman masa kecilmu baru saja datang ke sekolah di jam makan siang bersama dengan teman-temannya.
Kau sengaja menunggunya di dekat gerbang sekolah kalian. Jika ditanya kenapa maka jawabannya sangat sederhana, karena kau ingin berbicara dengannya.
Kau melihat Seokmin sedikit mengangkat kepalanya untuk menatapmu sebelum menghela nafas panjang.
"Ketua, kami akan menunggu di lapangan." Ujar salah satu anggota kelompok Seokmin seraya mengangkat kantong plastik yang sepertinya berisi obat dan perban.
"Kalian berkelahi dimana lagi?" Tanyamu khawatir seraya mencegat salah satu anggota kelompok Seokmin yang mukanya lebam.
"Bukan urusanmu (Y/n)." Jawab Seokmin. "Kalian pergilah."
Semua anggota kelompok Seokmin langsung pergi tanpa menoleh ke arahmu lagi. Kau menoleh pada Seokmin yang ternyata memiliki luka goresan panjang dari pipi ke dagu. "Kau terluka!"
"Bukan urusanmu." Seokmin mengalihkan pandangannya darimu dan ia berjalan menjauh.
"Seokmin!" Panggilmu seraya menyusulnya.
"Berhentilah mempedulikanku! Apa kau tidak mengerti apa yang kukatakan padamu? Sudah berapa kali kukatakan padamu kalau kau ini menggangguku."
"Lee Seokmin!" Serumu seraya meraih tangannya, membuatnya berhenti berjalan dan berbalik untuk menatapmu. Kalian berada di samping sekolah yang sepi karena anak-anak lain sedang makan di kantin sehingga keadaan sangat sepi.
"Apa?" Serunya tajam.
"Aku tidak pernah mencampuri kehidupanmu hingga kau memutuskan untuk bergabung menjadi anggota kelompok yang seperti itu!" Serumu seraya menatapnya.
"Seperti apa?" Balas Seokmin rendah.
"Kau tahu..."
"Apa hanya karena kelompokku sering berkelahi? Atau karena kelompokku terdiri dari anak-anak bermasalah?" Ujarnya seraya memojokkanku di tembok.
Aku tidak menjawabnya melainkan menatapnya dalam-dalam. "Aku peduli padamu, aku tidak mau kau terluka seperti ini. Ibumu dan ayahmu meninggalkanmu di Seoul bukan untuk membiarkanmu menjadi seperti ini."
Seokmin mendengus keras lalu menatapmu tajam.
"Dengarkan aku (Y/n)." Ujarnya dingin. "Ini hidupku, bukan hidupmu karena itu kau tidak berhak mencampuri kehidupanku."
"Seokmin.."
"Bukankah kau menyukaiku?"
Kau menutup mulutmu rapat-rapat. Ia menatapmu dalam-dalam, ia tahu persis perasaanmu dan ia selalu menjadikannya senjata untuk membuatmu terdiam.
"Jika kau menyukaiku jangan pernah mencampuri hidupku lagi."
"Seokmin-ah..."
"Dengar, aku tidak mau kau terlibat denganku lebih jauh. Bukankah sudah kukatakan padamu jika banyak orang yang membicarakanmu? Sudah berulangkali kukatakan bahwa kau ini layak mendapatkan pria lain selain diriku."
"Seokmin..."
"Kau tahu? Hal ini berat bagiku tapi aku harus melakukannya demi dirimu."
Kau menatapnya bingung sebelum kau merasakan ia mendekat padamu dan mencium bibirmu dengan kasar. Kau berusaha meronta dan mendorong tubuhnya kuat-kuat.
Ketika ia terdorong kau segera menampar pipinya keras-keras. Tanpa kau sadari air mata mengalir menuruni pipimu.
"Kau keterlaluan."
"Jika kau memang berpikir begitu sebaiknya kau tidak terlibat lagi denganku."
Kau menatapnya tajam.
"Aku bisa melakukan hal yang lebih dari ini agar kau membenciku." Ujarnya lagi. "Jangan dekati aku lagi. Kumohon (Y/n), jalani hidupmu dengan baik. Aku sudah terlanjur rusak dan aku tidak mau membuatmu menjadi rusak sepertiku."
Kau menatapnya tak percaya.
"Jangan dekati aku lagi." Ujar Seokmin sebelum berjalan pergi meninggalkanmu sendirian yang jatuh terduduk di sana seraya terisak.
"Bodoh." Gumammu seraya mengusap bibirmu yang diciumnya. "Permintaan yang mustahil kulakukan. Kau tahu itu."
Ini bukan pertama kalinya Seokmin memperlakukanmu seperti ini tapi ini pertama kalinya ia menciummu. Artinya ia serius ingin kau pergi dari hidupnya. Ia melakukan hal yang tidak kau sukai dan ini membuatmu semakin sedih. Kau membiarkan dirimu menangis hingga waktu makan siang selesai. Katika kau masuk ke kelas semua teman-temanmu khawatir melihat wajahmu yang kacau kecuali Seokmin.
Kau hanya tersenyum miris menatap Seokmin sebelum duduk di kursimu seraya menjawab pertanyaan teman-temanmu dengan berbagai alasan.
♡♡♡♡♡♡
Done! Vomment yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...