Requested by pocky-hye
Kau sedang mencuci piring ketika suamimu berseru dari arah ruang tamu. "(Y/n), mana HPmu?"
"Ada di kamar, kenapa?" Balasmu seraya mematikan kran air.
Hening... tidak ada jawaban dari pertanyaanmu barusan. Kaupun segera berjalan menuju kamar, dimana suamimu berada dengan handphonemu di tangannya.
"Jisoo? Apa yang kau lakukan dengan handphoneku?" Tanyamu seraya menghampirinya.
"Mingyu bilang kalau dia mengirim pesan padamu tapi kau tidak kunjung membalasnya dan memintaku untuk memberi tahumu. Memangnya kalian membicarakan apa?" Jawab Jisoo tanpa menatapmu.
"Pekerjaan." Jawabmu singkat kemudian mengintip dari belakang pundaknya. "Memangnya dia mengirim pesan apa?"
Jisoo tidak menjawab melainkan berbalik untuk menatapmu seraya menunjukan pesan dari Mingyu.
"Kau bilang pekerjaan? Lalu kenapa dia mengajakmu bertemu?" Tanyanya tajam.
"Huh?" Kau segera mengambil handphonemu dan membacanya.
"Jisoo, dya mengajakku bertemu untuk rapat besok siang." Ujarmu seraya menatapnya.
"Berdua?"
"Sepertinya begitu." Jawabmu bingung. "Memangnya kenapa?"
"Tidak boleh."
Kau mengerjapkan matamu bingung. "Hah?"
"Kalau hanya berdua kau tidak boleh pergi."
"Jisoo, aku tidak mungkin melewatkan rapat hanya karena kau melarangku. Aku punya tanggung jawab untyk proyek yang kukerjakan dengan Mingyu."
"Pokoknya tidak boleh."
"Ini sebabnya aku tidak pernah bilang padamu kalau aku ada rapat dengan Mingyu."
Jisoo menatapmu tak percaya. "Kau selalu rapat dengan dia?"
Kau menggigit bibir bawahmu seraya merutuki perkataanmu barusan.
"Berdua?"
Jisoo itu overposesif, karena itulah kau selalu pergi diam-diam jika ada rapat atau jika kau ada perlu bertemu dengan pria lain. Padahal kau ini bekerja sebagai seorang planner acara.
"(Y/n)? Jawab aku." Ujar Jisoo lagi.
Kau menghela nafas panjang sebelum menatapnya. "Maaf."
Kau dapat melihat kekecewaan dari ekspresi Jisoo. Kau menundukkan kepalamu seraya meraih tangannya.
"Jisoo, aku tahu kau sangat mencintaiku tapi sebagai seseorang yang memiliki pekerjaan aku harus bersikap profesional dan itu termasuk dengan bertemu berdua saja dengan lawan jenis." Ujarmu selembut mungkin.
Jisoo tidak langsung menjawab melainkan menarik tangannya dari genggamanmu.
Kau berpikir bahwa ia benar-benar marah padamu sampai kau merasakan tangannya memelukmu dengan erat.
"Aku tahu dan aku mengerti tapi kenapa kau harus melakukannya diam-diam?" Ujarnya di telingamu. "Aku benar-benar kecewa karena kau tidak memberitahu apapun tentang hal ini. Apa kau tidak tahu betapa khawatirnya diriku jika membayangkan ada pria lain yang menyukaimu?"
"Maafkan aku, ini semua karena aku selalu berpikir bahwa kau akan melarangku."
"Tentu saja aku akan melarangmu jika kau bertemu dengan mereka di luar pekerjaanmu, akymu tidak akan melarangmu jika itu memang bagian dari pekerjaanmu dan jika kau mengatakannya padaku." Ujar Jisoo seraya melepaskan pelukkannya dan menatapmu dalam-dalam.
Kau merasa sangat bersalah. Jisoo pria yang baik dan karena itulah kau menikahinya walaupun ia overposesif, tapi sekarang kau mengecewakannya.
"Maafkan aku Jisoo." Ulangmu untuk kesekian kalinya.
Jisoo menghela nafas panjang. "Kalau kau memang merasa bersalah, mulai kedepannya kau harus bilang padaku jika kau akan bertemu dengan pria lain, termasuk Mingyu."
Kau mengangguk kecil dan tersenyum lembut padanya sebelum mengecup pipinya singkat. "Terima kasih karena telah memaafkanku Jisoo."
"Aku belum memaafkanmu sampai kau memenuhi permintaanku."
"Huh?"
"Aku akan mengurungmu di rumah akhir pekan ini dan kau harus menghabiskan seluruh waktumu bersamaku sebagai hukumannya." Ujarnya seraya menatapmu dalam-dalam.
Kau tersenyum simpul lalu mengangguk. "Baiklah."
Jisoo tersenyum padamu kemudian mengecup bibirmu singkat sebelum memelukmu kembali.
♡♡♡♡♡
Moga suka yaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
Fiksi PenggemarNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...