85. The8

7.8K 872 9
                                    

Requested by meenghao

Kau menemukan Myungho, kekasihmu, sedang berlatih di sebuah studio tari bersama teman-temannya ketika kau melewati studio tersebut.

Kau memperhatikannya dari kaca yang mengelilingi ruang studio tari tersebut.

Myungho tampak.a tidak menyadari bahwa kau sedang memperhatikannya sampai salah seorang temannya menunjuk ke arahmu yang berdiri di luar sambil terus memperhatikannya.

Kau melihatnya melirik ke arahmu dengan datar dan kembali melakukan aktivitasnya tanpa mempedulikanmu.

Kau tersenyum simpul sebelum berjalan ke depan gedung studio untuk menunggu Myungho. Kau menunggu sambil memakai earphonemu dan mendengarkan playlist lagu kesukaanmu. Tak lama kemudian kau merasakan seseorang menarik sebelah kabel earphone yang sedang kau pakai.

Kau mendongak dan mendapati Myungho berdiri di depanmu dengan wajah datar. Ia sudah mengganti pakaiannya dan rambutnya sedikit basah yang menandakan bahwa ia habis mandi setelah berlatih tadi.

"Myungho!" Serumu seraya melepaskan earphone satunya lagi. "Sudah selesai?"

"Hum."

Kau memasukkan earphonemu ke dalam tas begitu pula handphonemu dan tersenyum padanya.

"Bagaimana latihanmu?"

"Begitulah. Kau sendiri kenapa bisa berada di sini?"

"Aku baru kembali dari rumah teman."

"Oh."

"Apa kau tidak suka karena aku mengintipmu barusan?"

Myungho yang awalnya melihat ke arah jalan segera menoleh padamu. "Bukan begitu, aku hanya tidak suka kalau kau diam menungguku di jalan seperti ini. Apa kau tahu sudah berapa banyak pria yang memperhatikanmu?"

Kau mengerjapkan matamu sebelum melihat sekelilingmu. "Tidak?"

Myungho menghela nafas sebelum meraih tanganmu dan mencium punggung tanganmu. "Kau ini cantik ok? Karena itulah aku minta tolong agar kau tidak berdiri di pinggir jalan seperti ini."

"Jika aku cantik seharusnya banyak yang mau menjadi pacarku sejak dulu, buktinya hanya kau yang berpacaran denganku."

"Terserah kau saja." Seru Myungho acuh tak acuh. "Hei, karena kau sudah di sini bagaimana jika kita pergi jalan-jalan dulu baru pulang?"

"Ide bagus. Mau kemana?" Sahutmu bersemangat.

"Kemanapun yang kau inginkan."

"Oooooooh...."

Mendengar suara sorakan dari belakang Myungho, Myungho segera melepaskan tanganmu dan memasang wajah datarnya sebelum berbalik.

"Mau apa kalian?" Seru Myungho datar.

"Jadi ini alasanmu izin pulang cepat dan mandi dulu sebelum pulang?"

"Tutup mulutmu, Lee Chan." Seru Myungho tajam.

"Oops, ada yang marah." Ledek yang lainnya yang langsung mendapat pelototan dari Myungho.

"Enyah kalian."

"Tenang saja Myungho, kami hanya ingin menonton drama pecicilan yang terjadi di depan studio."

"Drama?" Nada suara Myungho berubah dingin dan kau merasa sedikit takut karenanya.

"Hei, hei. Kami tidak bermaksud apa-apa, ok? Santai saja. Lagipula kekasihmu pun tidak keberatan, ya kan?"

"Huh?"

Myungho melirik ke arahmu dan kau segera menutup mulutmu rapat-rapat.

"Terserah apa kata kalian tapi ia bukan kekasihku." Seru Myungho sebelum ia berjalan pergi begitu saja, meninggalkanmu yang tentu saja merasa canggung.

Kau segera memberi salam pada mereka sebelum menyusul Myungho.

"Kau baik-baik saja?" Tanyamu ketika kau sudah berhasil menyamakan langkahmu dengannya.

Myungho terdiam sejenak seraya menatapmu. "Maaf jika aku mengatakan kau bukan kekasihku."

"Tidak masalah." Jawabmu ringan. "Kau bersikap dingin pada orang lain karena malu bukan?"

Myungho berhenti berjalan dan menatapmu dingin. "Kapan?"

"Seperti sekarang. Kau bersikap dingin karena kau malu."

Myungho memutar bola matanya sebelum menarikmu ke gang terdekat yang cukup sepi.

"Aku tidak bersikap dingin karena malu." Ujarnya dengan nada suara yang dingin.

Kau mengangguk kecil seraya menatapnya. "Benarkah? Apa aku harus mengatakan semuanya agar kau sadar? Ingat saat pertama kali kau kenal denganku? Kau bahkan tidak membalas sapaanku. Kau juga mendekatiku dengan cara yang cukup aneh. Ingat saat aku ada masalah dan kau memberi saran padaku sambil menghinaku? Jangan lupakan saat kau menembakku, kau mengatakannya seperti kau tak peduli pada jawabanku ataupun padaku yang saat itu sedang sibuk dengan barang-barangku yang jatuh berserakan di jalan karena kau tabrak?"

"Ok, cukup." Serunya tajam sebelum berdeham. "Aku akui aku memang bersikap dingin untuk menutupi rasa maluku."

Kau tersenyum kecil sebelum meraih tangannya. "Tidak masalah, aku tetap menyukaimu apa adanya kok."

Myungho mengalihkan pandangannya dan ekspresinya berubah kaku. Ia kemudian berdeham dan melepaskan tanganmu. "Jadi, kita akan jalan-jalan atau bagaimana?"

"Oh, tentu! Aku menemukan cafe bagus di sekitar sini. Kita ke sana saja, bagaimana?"

"Terserah." Jawab Myungho.

Kau tersenyum senang seraya membuka handphonemu untuk melihat alamat cafe tersebut.

"Ketemu! Tempatnya tidak jauh dar..."

Ucapanmu terpotong karena Myungho mengecup singkat bibirmu.

"Berhenti tersenyum seperti itu, kau membuatku ingin menciummu lagi." Ujar Myungho dengan nada ketus sebelum mengambil handphonemu dan berjalan mendahuluimu.

Kau segera menarik nafas banyak-banyak saat Myungho menghilang dari pandanganmu. "Woah, dia masih Myungho yang sama. Mengatakan hal yang jelas memalukan dengan nada seolah-olah ia sedang memarahiku karena kesalahanku."

"(Y/n), apa kau mau kutinggal?" Seru Myungho yang kembali muncul dari tempat ia belok tadi.

"Tunggu aku!" Serumu dengan nada senormal mungkin.

Kau mengatur nafasmu sebelum berlari menyusul Myungho.

♡♡♡♡♡♡♡

Doneeee
Semoga sukaaa hehe...
Maaf klo sikap dingin.a Myungho ga begitu keluar, agak" bingung soal.a Myungho kan baik dan polos :"
Jangan lupa vomment yaaa 😆😉

a Myungho kan baik dan polos :"Jangan lupa vomment yaaa 😆😉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang