"Lagi?" Tanyamu seraya duduk di samping pria yang bernama Jeonghan.
"Apa maksudmu lagi?"
Kau menatapnya datar. "Ditolak lagi?"
"Kau berkata seakan-akan aku selalu ditolak."
"Bukankah benar?"
Jeonghan menghela nafas panjang. "Salahkah aku punya wajah cantik?"
Kau menggelengkan kepalamu pelan.
"Kalau begitu kenapa kebanyakan wanita menolakku?"
"Aku tidak." Jawabmu seraya memaikan rambutmu.
"Memangnya kau suka padaku?" Tanyanya seraya menatapmu.
"Menurutmu?"
"Bukankah kau suka pada Seungcheol?"
Kau mendengus pelan lalu menatap Jeonghan. "Sejak kapan?"
"Bukankah begitu? Kau selalu memperhatikannya dari jauh."
"Oho! Jadi selama ini kau memperhatikanku?"
Jeonghan memutar bola matanya. "Lupakan saja."
Ia lalu menyenderkan kepalanya di bahumu.
"Apakah aku harus melakukan operasi plastik?" Gumamnya.
Kau menggenggam tangannya lalu menyenderkan kepalamu di kepalanya. "Tidak, asal kau tahu, aku suka padamu apa adanya."
Mata Jeonghan membesar mendengar perkataanmu.
"Kau..... menyukaiku?" Tanyanya seraya menjauh darimu dan menatapmu kaget.
"Kenapa? Kau baru tahu?" Tanyamu dengan tatapan tak percaya. "Kupikir kau sudah tahu, padahal aku menunjukannya secara terang-terangan."
Jeonghan menatapmu lalu berdeham. "Jangan bercanda (Y/n)."
"Aku serius Yoon Jeonghan." Jawabmu.
1 tahun kau menyukainya dan kau berharap ia juga menyukaimu tapi nampaknya ia terlalu bodoh untuk menyadari perasaanmu padanya. Sebenarnya kau sendiri sudah muak dengan ceritanya yang selalu ditolak oleh wanita lain dengan alasan wajahnya terlalu cantik. Padahal wajah Jeonghan punya daya tarik tersendiri hanya saja ia kurang bisa menampilkannya.
"Kenapa..."
"Karena dimataku kau tampan, memang parasmu cantik tapi dengan beberapa sentuhan aku yakin kau bisa terlihat lebih manly. Lagipula memang sifatmu tidak terlalu bagus seperti suka berbuat curang tapi disisi lain kau tulus dalam menilai seseorang." Jawabmu. "Kau juga baik dan mem...."
"Stop!"
Kau menatapnya yang sedang menutup mata dengan tangannya memegangi keningnya.
"Aku tidak tahu kalau kau menganggapku seperti itu. Yang kutahu kau adalah teman baikku yang selalu ada untuk mendengarkan semua ceritaku."
Kau tersenyum simpul mendengarnya. "Aku tidak bisa menyalahkanmu jika kau berpikiran seperti itu, tapi aku memang suka padamu sejak lama dan caraku untuk berada dekat denganmu adalah dengan menjadi teman wanitamu yang selalu ada saat kau membutuhkanku."
Jeonghan menatapmu dalam-dalam. "Aku juga tidak membencimu maksudku aku memang sedikit suka padamu dan aku berusaha menekan perasaan tersebut karena kupikir kau tidak menyukaiku."
Kau menatapnya lekat-lekat. "Benarkah?"
Jeonghan mengangguk. "Kukira kau menyukai Seungcheol."
"Seungcheol itu sepupuku jadi wajar saja jika aku dekat dengannya lagipula orangtuanya memintaku untuk mengawasinya selama ia berkuliah di Seoul." Jawabmu.
Jeonghan terdiam dan kau hanya menatapnya dalam diam.
"Kalau begitu kita punya perasaan yang sama?" Gumamnya.
Kau mengangguk.
"Tapi... aku belum yakin jika kita harus menjalin hubungan." Ujar Jeonghan dengan tatapan bersalah.
"Tak apa, kita bisa mencobanya pelan-pelan." Ujarmu. "Kau bisa mulai mengembangkan perasaanmu padaku dengan lebih terbuka bukan? Kau tidak perlu menekannya lagi."
Jeonghan tersenyum tipis mendengar perkataanmu. "Benar juga."
Kau meliriknya dengan senyum simpul.
"Kau tahu (Y/n)?"
"Hm?"
"Kurasa kau lebih manly daripada aku."
"Benarkah? Mungkin karena aku tomboi." Jawabmu cuek.
Jeonghan menatapmu lalu memakaikan topinya padamu.
"Tomboi tapi cantik di dalam dan di luar." Ujarnya.
Kau mengerjabkan matamu berulang kali.
"Ayo, aku antar kau pulang." Ujar Jeonghan seraya berdiri.
Kali ini ada yang berbeda, ia mengulurkan tangannya padamu.
"Apa?"
"Aku akan mengantarmu pulang." Jawabnya.
Kau menggelengkan kepalamu. "Bukan itu, maksudku tanganmu."
"Ah.." Ia segera menarik tangannya. "Maaf, tadi aku senpat berpikiran untuk menggandeng tanganmu. Sepertinya aku terlalu terbawa suasana."
Kau tertawa kecil. "Tak masalah, bagiku hal kecil tersebut membuatku sedikit lebih senang."
Jeonghan tersenyum menanggapi ucapanmu.
"Aku akan berusaha menumbuhkan kembali rasa sukaku padamu lalu aku akan menyatakan perasaanmu dengan persiapan yang lebih matang. Maukah kau menungguku?" Tanyanya seraya meraih tanganmu dan mengecupnya.
"Tentu, asal kau tahu saja aku akan menantikan saat tersebut." Jawabmu.
Kalian saling bertatapan sebelum akhirnya Jeonghan mengajakmu pulang.
♡♡♡♡♡
Maafin kalo gaje 🙇
Semoga suka
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanficNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...