"Boo, menurutmu baju mana yang cocok kupakai? Yang merah atau yang biru?" Ujarmu seraya memperlihatkan kedua baju tersebut pada Seungkwan, tunanganmu, yang sedang merapihkan kemejanya.
"Pakai apapun kau akan tetap cantik jadi terserah kau saja."
Kau mengerucutkan bibirmu. "Kau tidak membantu sama sekali."
Seungkwan menatapmu sekilas. "Memangnya untuk siapa kau berdandan cantik hm?"
"Tentu saja aku ingin agar yang lain menatapmu iri karena punya kekasih yang cantik sepertiku." Ujarmu lagi.
Seungkwan tertawa kecil sebelum berjalan ke arahmu dan memelukmu dari belakang.
"Aku lebih memilih untuk tidak membiarkanmu tampil cantik kalau begitu."
"Eh? Kenapa?"
"Karena aku tidak mau pria-pria lain memperhatikan dirimu." Ujarnya lagi. "Lagipula kalau kau terlalu cantik maka aku tidak bisa tenang."
Kau tersipu malu mendengar perkataannya. "Boo, ada apa denganmu?"
"Maksudmu?"
"Kau biasanya tidak akan mengucapkan kata-kata seperti itu." Ujarmu seraya melepaskan pelukannya dan berbalik untuk menatapnya.
Ia menatapmu lalu tersenyum manis. "Aku mendengar perkataan itu dari Seungcheol hyung dan katanya kau pasti senang jika aku mengatakannya padamu."
"Aw..." Ujarmu seraya merangkul lehernya. "Aku memang senang ketika kau mengatakannya padaku, Seungkwan-ah."
"Kalau begitu aku harus banyak belajar dari Seungcheol hyung." Ujarnya dengan senyum manis seperti biasa, tangannya bergerak untuk merangkul pinggangmu.
"Hm... boleh saja sih kau belajar dari Seungcheol oppa tapi jangan sampai kekardusannya menular padamu." Candamu padanya.
"Ow, mengurus satu wanita saja sudah sulit apalagi harus mengurus wanita yang lain, aku tidak akan kuat. Lagipula bagiku kau saja sudah cukup kok."
Kau mencium bibirnya singkat. "So sweet."
Seungkwan tersenyum simpul sebelum mencium bibirmu lama.
"Jadi menurutmu aku harus pakai baju yang mana?" Tanyamu setelah ia melepaskan ciumannya.
Seungkwan tak menyangka bahwa kau akan kembali menanyakan pertanyaan itu sehingga ia melepaskan pelukannya lalu menatapmu dari atas sampai bawah.
"Pakai baju biasa saja." Ujarnya.
"Oh ayolah Seungkwan, ini makan malam bersama member lain bukan? Kau tega membiarkanku datang memakai kaos?"
Tak disangka-sangka Seungkwan malah menyanyikan reff lagu Don't Matternya San E yang dinyanyikan oleh beberapa trainee Produce 101 Season 1 seraya menari-nari lucu.
"Jadi kau menganggapku tak penting?" Tanyamu sebal.
"Maksudku bukan dirimu tapi pakaianmu."
"Lagu yang salah." Ujarmu seraya melempar boneka yang ada di dekatmu padanya yang tengah tertawa.
"Tapi aku serius (Y/n). Aku tidak peduli dengan pakaian apapun yang kau pakai karena wajahmu akan tetap cantik dan kau tidak akan berubah menjadi Beyonce atau Taylor atau Selena atau siapapun itu." Ujarnya dengan senyum simpul.
"Berubah? Memangnya aku bunglon?"
"Ya sejenis itu, ekspresi wajahmu memang sering berubah-ubah bukan? Sama seperti bunglon."
"Terserah." Ujarmu kesal namun Seungkwan tetap tertawa dan tawanya memang menular sehingga tak lama kemudian kau ikut tertawa bersamanya.
"Sudahlah, cepat kau bersiap-siap sebentar lagi salah satu manager Seventeen akan menjemput kita." Ujarnya seraya mendorongmu masuk kembali ke dalam kamarmu. "Pakai saja one piece yang kuberikan padamu dan untuk rambut kau bisa menguncir setengah rambutmu."
"Eh?"
"Lakukan saja." Ujar Seungkwan seraya menutup pintu kamarmu.
Kau tersenyum samar. "Intinya kau tetap peduli dengan apa yang akan kupakai."
Kau pun segera berjalan ke arah lemari bajumu seraya bersenandung kecil.
♡♡♡♡♡
Done!
Hope you like it
Vomment ya Yeoners ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanficNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...