"Soonyoung, berhenti menatapi lobak di hadapanmu. Lobak itu tidak akan berubah, kabur, maupun terpotong sendiri," ujarmu seraya melirik ke arah Soonyoung yang sejak tadi hanya melihat lobak yang kau berikan padanya untuk dipotong. "Apa kau tidak lapar?"
"Tapi..."
"Soonyoung, bukankah aku bilang kalau kau harus membantuku memasak? Setelah lobak kau harus memotong tahu dan juga kimchi."
Soonyoung mengerucutkan bibirnya seraya menatap pisau di tangannya, membuatmu tersenyum geli.
Akhir minggu ini Soonyoung datang berkunjung dan menginap di rumahmu untuk menemanimu yang ditinggal sendiri oleh orangtuamu. Kedua orangtuamu harus pergi ke luar kota untuk mengunjungi kakek nenekmu dan Soonyoung, yang merupakan teman masa kecilmu sekaligus tetanggamu dan sekarang sudah menjadi kekasihmu, dimintai tolong oleh kedua orangtuamu untuk menjagamu.
Kau menatap geli ke arah Soonyoung yang berusaha keras memotong lobak yang kau berikan padanya sebelum melanjutkan kegiatanmu membersihkan sayuran dan juga memotong ham juga sosis setelah merebus kaldu dan bumbu untuk membuat sup kimchi.
"(Y/n)! Lihat, aku berhasil!" seru Soonyoung ketika kau baru saja selesai membersihkan daging dan memotongnya.
Kau menoleh ke arah Soonyoung yang tersenyum girang seraya menunjuk hasil pekerjaannya yang bisa dibilang tidak rapih namun ia sudah bekerja keras, jadi kau balas tersenyum padanya dan berujar, "Kerja bagus Soonyoung. Terima kasih telah membantuku."
Senyum Soonyoung semakin lebar sebelum ia berjalan ke belakangmu dan memelukmu.
"Soonyoung, aku sedang memasak," ujarmu mengingatkan namun ia sama sekali tidak mempedulikannya.
"Biarkan aku begini. Bukankah kau tinggal memasukkan semua itu dan merebusnya?"
"Benar, tapi bukan berarti kau boleh memelukku seperti ini. Aku jadi susah bergerak," ujarmu seraya menyikut pelan perut Soonyoung. "Bisa kau bantu aku merapihkan meja makan?"
Soonyoung tetap diam tak bergeming sehingga kau menoleh ke arahnya yang ternyata sedang menatapmu. Ia tersenyum sebelum mengecup singkat bibirmu dan pergi begitu mengambil peralatan makan di dekatmu, membuatmu diam mematung karena kaget.
Kau memperhatikannya yang seakan-akan tidak melakukan apapun barusan sedangkan kau merasa jantungmu hampir meledak karena tindakannya barusan.
"(Y/n), tanganmu berhenti bekerja. Apa wajahku lebih menarik daripada masakanmu?" ujar Soonyoung dengan nada menggoda, membuat wajahmu memanas karena malu. Kau segera mengalihkan pandanganmu dan berdeham sebelum memasukan bahan-bahan yang ada ke dalam panci.
Tak lama kemudian kau sudah membawa masakanmu ke atas meja makan. Soonyoung sendiri sudah selesai mengatur semua peralatan makan untuk kalian pakai. Kalian kemudian mulai memakan makanan yang sudah tersaji dalam diam.
"Jadi, bagaimana minggumu?" tanya Soonyoung membuka topik pembicaraan.
"Begitulah," jawabmu asal.
"Setelah sibuk dan tidak bisa menemuiku selama seminggu penuh, hanya itu jawabanmu? Tidak ada yang ingin kau ceritakan padaku?"
Kau menggelengkan kepalamu tanpa menatapnya.
"Hm... Apa kau tidak merindukanku?"
Kaget dengan pertanyaannya, kau secara refleks menelan makananmu tanpa mengunyahnya terlebih dahulu, membuatmu tersedak dan kau segera mengambil gelas berisi air yang disodorkannya padamu kemudian meminumnya hingga habis.
Setelah tenang kau mendelik pada Soonyoung yang terlihat senang. Kau mengerucutkan bibirmu dan berujar, "Kenapa kau tersenyum? Apa kau senang jika aku mati karena tersedak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanficNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...