Requested by michayon
"Jisoo, bukankah hari ini kau yang bertugas untuk membersihkan kamar mandi? Kenapa kamar mandi masih kotor?" ujarmu seraya berdiri di ambang pintu kamarnya.
Kau dapat melihat Jisoo yang sedang melepaskan dasinya hanya melirik ke arahmu. "Tadi pagi aku bangun terlambat, karena itulah aku tidak sempat membersihkan kamar mandi."
"Kalau begitu bersihkan sekarang."
"Aku lelah ok? Tak bisakah kau membiarkanku istirahat terlebih dahulu?" sahut Jisoo tanpa menatapmu.
"Lalu? Kapan kau akan membersihkannya?"
"Besok pagi."
Kau mendengus pelan sebelum berjalan kembali ke kamarmu.
"Memangnya hanya dia saja yang lelah?" gerutumu seraya membanting pintu sebelum membuka pakaianmu.
"(Y/n)-ya, bisakah kau tidak membanting pintu seperti itu?" Kau dapat mendengar teriakan di depan pintu kamarmu.
"Apa urusanmu?" balasmu kesal. "Ini kamarku jadi terserah saja aku mau membanting pintu atau apapun."
Kau tidak mendengar bantahan dari Jisoo dan kaupun menghela nafas panjang sebelum berbaring di ranjangmu hanya dengan pakaian dalammu saja.
Tiba-tiba pintu kamarmu terbuka dan Jisoo masuk ke dalam kamarmu dengan wajah tak suka.
"Kau gila ya?" serumu seraya berusaha menutupi tubuhmu dengan bantal yang kau raih beberapa detik setelah kau mendengar pintu kamarmu di buka.
"Sudah kubilang kalau aku tidak suka jika kau berperilaku semena-mena seperti membanting pintu. Jika kau kesal katakan saja."
Kau menatapnya tak percaya sebelum menyahut, "Ok, aku tidak suka dengan cara bicaramu yang seolah-olah mengatakan bahwa hanya kau saja yang lelah. Aku juga lelah tapi aku tetap bisa melakukan tugasku."
"Kau marah hanya karena itu?"
"Satu lagi, aku tidak suka ketika kau masuk begitu saja ke dalam kamarku," tambahmu.
"Kenapa?"
"Kau tidak lihat? Ini melanggar privasi!"
Jisoo menghela nafas panjang sebelum menatapmu dan berujar, "Memangnya apa salahnya? Kita sudah menikah dan ini bukan kali pertama aku melihat tubuhmu."
"Ini kali pertama lau melihat tubuhku sejak kita pisah kamar!"
Jisoo kembali menghela nafas. "Sebenarnya apa maumu hm? Aku sudah menuruti kemauanmu untuk pisah kamar hanya karena aku pernah pulang subuh sebanyak 3 kali. Lalu aku juga berusaha sabar dengan semua perlakuanmu padaku yang terkesan egois. Aku bahkan tidak mengetahui apa salahku tapi kau menjauhiku. Apa itu masuk akal?"
"Masuk akal atau tidak itu bukan salahku. Sudah kukatakan bahwa kau harus menyadarinya sendiri. Masih untung aku tidak minta cer..."
Belum sempat kau melanjutkan perkataanmu Jisoo mendorong tubuhmu hingga kau berbaring di atas ranjang dan ia berada tepat di atasmu.
"Jangan pernah kau ucapkan kata itu," seru Jisoo tajam.
Kau menatapnya sebelum menutup matamu dan menjawab, "Maaf, aku sudah kelewatan."
Kau dapat mendengar helaan nafas Jisoo sebelum merasakan bibirnya mencium keningmu. "Aku akan membersihkan kamar mandi besok pagi, ok? Dan untuk masalah yang tidak kuketahui itu... Aku hanya bisa mengatakan bahwa jika aku memang melakukan kesalahan, aku minta maaf. Tak bisakah kita kembali menjadi pasangan suami istri yang normal? Ini sudah setengah tahun (Y/n)."
Kau menatapnya sebelum menggelengkan kepalamu. "Aku ingin kau mengetahui kesalahanmu. Walaupun aku ingin berbaikan denganmu tapi aku tidak ingin kau mengulanginya lagi. Biar kuberitahu, kau melakukan sesuatu yang tidak kusukai. Kau bisa tanya Jeonghan untuk detailnya. Aku akan mengizinkannya untuk menjawab pertanyaanmu mengenai masalah tersebut."
Jisoo mengangguk sebelum menjauh darimu dan tersenyum padamu.
"Terima kasih karena telah memberikanku petunjuk."
Kau hanya bisa mengangguk dan menatap kepergiannya.
Sebenarnya kesalahan Jisoo hanya satu yaitu ia pulang dalam keadaan mabuk dan ia diantar oleh seorang wanita yang mengaku menemaninya minum dan yang lebih parah lagi, pakaian Jisoo saat itu berantakan dan di leher Jisoo terdapat bekas lipstik. Keesokan paginya Jisoo tidak mengingat apapun yang terjadi malam itu.
Tentu saja kau merasa kesal dan terluka. Saat itu usia pernikahan kalian baru 1 tahun tapi kau merasa bahwa Jisoo sudah berani bermesraan dengan wanita lain. Sejak saat itu kau selalu bersikap ketus pada Jisoo bahkan meminta untuk pisah kamar. Jujur saja kau merasa kesepian namun kau ingin Jisoo mengetahui kesalahannya dan kau ingin mendengar penjelasan darinya tanpa perlu kau yang memancing pembicaraan tersebut.
Kau menghela nafas panjang sebelum menyentuh dahi yang dicium oleh Jisoo. Kehangatan yang sudah lama kau rindukan terlepas dari setiap malam Jisoo selalu menyelimuti dan mengecup dahimu ketika kau sudah tidur atau lebih tepatnya pura-pura tidur. Namun kali ini ia melakukannya ketika kau masih dalam keadaan sadar.
"Aku memang jahat," gumammu sebelum menutupi wajahmu dengan bantal, menyesali apa yang telah kau perbuat selama 6 bulan terakhir ini.
♡♡♡♡♡♡♡
Done yaaaa
Semoga suka 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanfictionNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...