Requested by A7LESLIE7A
"Pagi istri tercintaku." Ujar Jun seraya memelukmu dari belakang.
Bibirnya mencium puncak kepalamu.
Kau membuka matamu secara perlahan dengan senyuman mengembang di wajahmu.
Kau menoleh ke belakang dan ia segera melepaskan pelukannya.
Kau berbalik untuk menghadapnya.
"Pagi, Jun." Ujarmu.
Jun tersenyum simpul sebelum mengecup bibirmu singkat.
"Bagaimana tidurmu?"
"Hm... nyenyak."
Jun mencubit hidungmu pelan mendengar jawabanmu.
Kau segera bangkit dan membenarkan pakaianmu, yang sebenarnya adalah kaos milik Jun yang kebesaran di badanmu, sebelum berjalan ke luar kamar.
"Mau kemana?" Tanya Jun.
"Membangunkan Airin." Ujarmu seraya menghilang dari pandangan Jun.
Jun segera bangkit, membereskan tempat tidur, dan segera menyusulmu.
"Pagi papa." Ujar Airin, putrimu, ketika Jun muncul di kamarnya.
Kau sendiri sedang membantu Airin merapihkan tempat tidurnya.
"Oh! Rajinnya anak papa." Ujar Jun seraya menggendong Airin dan memutarnya, yang tertawa senang.
Kau menggelengkan kepalamu tak kala melihat tingkah mereka berdua.
"Airin, cuci muka dan sikat gigimu. Hari ini kita sarapan di luar." Ujarmu pada Airin.
"Yay! Aku mau makan mie!" Serunya senang.
Kau tersenyum kecil lalu melirik ke arah Jun.
Jun segera menurunkan Airin yang langsung berlari ke luar kamar dan tak lama kemudian terdengar suara air mengalir.
Kau sendiri segera berjalan ke arah lemari pakaian dan menyiapkan pakaian Airin sedangkan Jun kembali memelukmu dari belakang.
"Sarapan di luar hm?" Ia berbicara tepat di telingamu dan itu membuatmu geli.
"Kenapa? Ada masalah?" Tanyamu seraya menyikut pelan pinggangnya. "Dan berhentilah berbicara di telingaku. Kau membuatku geli!"
Jun tertawa kecil sebelum meniup telingamu.
"AH!" Serumu. Kau terlonjak kaget hingga tubuhmu merapat pada lemari dengan tangan kanan memegangi pakaian Airin dan tangan satunya menutupi telingamu.
"Wajahmu merah." Ujar Jun geli.
Kau hanya menatapnya tak percaya.
Kau lalu menarik kaosnya dan mendekatkan wajahmu pada wajahnya.
"Hm.. apa yang harus kulakukan pada bibir nakalmu hm?" Ujarmu seraya berpura-pura akan menciumnya.
Jun langsung menutup matanya dan saat ia melakukannya kau segera beranjak dari tempatmu dan meninggalkannya yang masih menunggu ciuman darimu.
"Hei (Y/n)!" Kau mendengar seruan Jun dari arah kamar dan kau sengaja mengabaikannya secara saat ini kau berada di kamar mandi untuk mengganti pakaian Airin.
Setelah selesai mengganti pakaian Airin, kau mengantarnya ke ruang tengah untuk membiarkannya menonton kartun selama kau bersiap-siap.
Ketika kau masuk ke dalam kamar untuk mengganti pakaianmu, kau menemukan Jun sudah siap dengan raut wajah keruh.
Sepertinya ia kesal karena kejadian tadi. Ia menatapmu tajam sejak kau masuk ke kamar untuk mengambil pakaianmu dan saat kau berjalan ke arah kamar mandi yang berada di kamar kalian, Jun menghentikanmu.
"Apa?" Tanyamu.
"Kau meninggalkanku." Ujarnya dengan wajah memberengut.
Kau menahan senyummu.
"Itu balasan karena kau mengerjaiku." Ujarmu.
"Ah, bisakah kau melupakannya dan menciumku? Kau tahu aku sangat menunggu bibirm.."
Kau memotongnya dengan mencium bibirnya lembut.
"Puas?"
Jun tersenyum senang lalu merangkul pinggangmu. "Sekali lagi."
Kau memutar bola matamu sebelum kembali menciumnya.
Kau melihat wajah Jun menjadi lebih ceria.
"Nah, sekarang aku akan bersiap-siap terlebih dulu. Bisakah kau temani Airin?" Tanyamu.
Jun dengan cepat mengangguk lalu menciummu sekali lagi sebelum berjalan keluar.
"Airin! Apa yang kau tonton?" Serunya.
"Aigo... kenapa aku mau menikah dengannya?" Kau menggelengkan kepalamu sebelum masuk ke kamar mandi.
♡♡♡♡♡
Done! Semoga suka ya
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanficNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...