Kau membunyikan bel apartment kekasihmu dan menunggu hingga pemilik apartment tersebut membukakan pintunya.
Cukup lama kau menunggu hingga akhirnya pintu terbuka dan wajah datar sang pemilik apartment muncul dihadapanmu.
"Lama sekali," gerutumu seraya menyeruak masuk ke dalam. "Apa kau tidak tahu kalau di luar itu dingin?"
"Aku tahu, karena itulah aku malas beranjak dari kasurku," jawabnya sebelum mengikutimu masuk.
"Iya-iya dasar pemalas," ujarmu seraya berbalik untuk menatapnya.
Ia hanya menatapmu datar sebelum mengambil barang-barang yang ada ditanganmu dan meletakannya di atas meja makan.
Kau memutar bola matamu dan melepaskan jaket tebalmu kemudian menyampirkannya di kursi.
"Kau bawa apa?" tanyanya seraya mengintip isi dari kantong yang tadi ia ambil darimu.
"Kau belum makan siang kan? Tadi pagi aku masak galbi dan sundubu jiggae. Di musim dingin seperti ini sup itu makanan terbaik bukan?" ujarmu seraya menghampirimya dan mengeluarkan makanan yang kau masak.
"Hm..." Hanya itu tanggapan dari Wonwoo. Kau yang sudah terbiasa hanya meliriknya sebelum mulai berjalan ke dapur untuk memanaskan masakan yang telah kau buat serta memasak nasi.
"Kalau sudah selesai panggil aku, aku akan ada di kamar," ujar Wonwoo sebelum menghilang ke kamarnya.
Kau menghela nafas panjang sebelum mulai mencuci beras. Terkadang terbesit sebuah pemikiran di kepalamu, kenapa kamu bisa menyukai seseorang yang selalu berekspresi datar dan tsundere seperti Wonwoo. Kenapa pula kamu bisa menerimanya sebagai pacarmu walaupun ia menyatakan cintanya padamu dengan cara yang bisa dibilang tidak romantis sama sekali.
Bagaimana bisa ia menyatakan cintanya padamu saat kalian berada di kereta dalam perjalanan pulang setelah acara kampus selesai. Ia bahkan mengatakan kalau ia menyukaimu saat ia sedang bermain game dan ia tidak menatapmu sama sekali.
2 tahun yang lalu
"Hey (Y/n)," ujarnya dengan tatapan fokus pada handphonenya.
"Hm?" sahutmu seraya menoleh padanya.
"Aku menyukaimu," ujarnya tiba-tiba.
"Huh?" serumu tak percaya dengan apa yang baru saja kau dengar namun Wonwoo tidak menghiraukanmu. "Kau bercanda ya?"
"Tidak, aku benar-benar menyukaimu dan aku juga tahu kau menyukaiku. Apa aku salah?"
Kau mengerjapkan matamu berulang kali sebelum menggelengkan kepalamu. "Tidak. Maksudku, aku juga menyukaimu."
Wonwoo terdiam dan tak lama kemudian ia tersenyum puas dan mengalihkan pandangannya padamu. Membuat jantungmu berdebar tak karuan.
"Kalau begitu mulai hari ini kita berpacaran," ujarnya seraya menunjukkan layar handphonenya yang menampilkan gambar bahwa ia baru saja memenangkan game yang ia mainkan. Kau hanya bisa terdiam menatapnya dengan tatapan kosong sedangkan Wonwoo berdiri dan menyentil pelan dahimu sebelum berujar, "Sampai bertemu besok (Y/n)."
Ia kemudian keluar dari kereta, meninggalkanmu yang masih tidak bisa berkata-kata dan diam mematung hingga kau melewati stasiun dimana kau harus turun.
Kau menghela nafas panjang untuk yang sekian kalinya sebelum mematikan kompor dan mulai menata meja makan. Selagi menunggu nasi matang, kau memutuskan untuk menghampiri Wonwoo di kamarnya.
Ia ternyata sedang membaca buku di kasurnya, lengkap dengan selimut tebal menyelimuti tubuhnya. Kau menatapnya yang terlihat tampan walaupun rambutnya sedikit acak-acakan, ditambah lagi kacamata bulat yang bertengger manis di hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
FanficNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...