Requested by MyLiv08 PinkyStory04
Baru saja kau membuka pintu kamar mandi ketika sebuket bunga dengan jenis yang bermacam-macam muncul dihadapanmu. Kau mengerjapkan matamu berulang kali sebelum mengambil bunga tersebut dan terpampanglah wajah Jeonghan, suamimu, yang menggunakan setelan jasnya yang seingatmu tidak dikenakannya ketika berangkat tadi pagi.
"Oppa." Ujarmu seraya menatapnya bingung.
Ia hanya tersenyum sebelum mengecup pipimu singkat dan menatapmu dengan lembut.
"Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba oppa memberikan sebuket bunga padaku?" Tanyamu bingung seraya keluar dari kamar mandi.
"Tadi aku mengunjungi ibuku." Jawabnya seraya mengikutimu yang duduk di tepi ranjang.
"Oh ya? Kenapa oppa tidak bilang?" Tanyamu seraya menatap bunga yang tadi diberikannya padamu.
"Karena aku ingin memberikan surprise padanya dan juga padamu."
"Huh?"
Jeonghan tersenyum sebelum merangkulmu dalam pelukannya. Ia mencium rambutmu yang masih basah karena habis keramas.
"Sebenarnya hari ini aku ada pekerjaan di dekat rumahku jadi aku sekalian mengunjungi ibuku."
"Lalu?"
"Ketika selesai aku segera pergi ke rumah untuk mengejutkan ibuku dan pergi berkencan dengannya. Aku juga sengaja mengganti bajuku agar aku terlihat lebih dewasa. Bagaimana? Terlihat lebih tampan bukan?" Tanyanya seraya melepaskan pelukannya.
Kau mengangguk kecil seraya menatapnya. Ia balas tersenyum sebelum menghela nafas panjang dan menatapmu dengan serius.
"Aku lupa tidak membicarakan kepergianku ke daerah sana padamu dan aku merasa menyesal karenanya. Tadi ketika aku membelikan bunga untuk ibuku aku memikirkanmu dan memutuskan untuk membelikan bunga itu untukmu." Ujarnya seraya menunjuk bunga yang ada di pangkuanmu. "Kau memaafkanku kan?"
"Oppa, aku tidak akan marah hanya karena hal seperti itu." Ujarmu seraya tersenyum. "Aku tidak akan menikah dengan oppa 3 minggu yang lalu jika aku mempermasalahkan hal sepele seperti ini."
Jeonghan terlihat lega dan ia meraih tanganmu dan menggenggamnya erat. "Tadi aku dimarahi karena dikira aku sedang ada masalah denganmu."
"Benarkah? Memangnya beliau bilang apa?"
"Ia bilang biasanya jika aku ada masalah aku akan bermanja-manja padanya dan aku melakukannya tadi. Aku memeluknya, menggandeng tangannya, memeluknya ketika ia sedang memasak, dan sebagainya. Padahal aku hanya rindu padanya bukan karena aku ada masalah denganmu. Jika masalah bermanja-manja aku bisa melakukannya denganmu dan aku akan lebih senang melakukannya bersamamu." Ujarnya seraya naik ke atas kasur lalu menepuk tempat di sampingnya.
Kau menatapnya sebelum meletakkan bunga dipangkuanmu di nakas dekatmu lalu mengikutinya naik dan duduk di tengah kasur bersamanya. Kau tahu persis apa yang ia inginkan sehingga kau menepuk pahamu ketika kau sudah menemukan posisi yang nyaman.
Ia segera berbaring dengan pahamu sebagai bantalnya.
"Bermanja seperti ini?" Tanyamu seraya mengusap rambutnya.
Jeonghan tersenyum simpul lalu menyelipkan rambutmu di belakang telingamu sebelum menarik lehermu dan menciummu lama.
"Hum..."
Ia melepaskan ciumannya dengan suara keras dan menjilat bibirnya dengan sensual dengan tangan masih memegangi lehermu.
"Kau tahu?"
Kau menatapnya tanpa menjawab.
"Ada maksud lain aku membeli bunga itu. Bukan hanya untuk meminta maaf tapi untuk melakukan sesuatu." Ujarnya seraya menatapmu dalam-dalam.
Kau merasakan wajahmu mulai memanas karena perkataannya.
"Hooo... sepertinya kau sudah menebak maksudnya ya?" Ujarnya dengan nada menggoda.
"Aku baru selesai mandi!" Serumu seraya mengalihkan pandanganmu ke arah lain.
"Lalu? Bukankah itu artinya kau sudah bersih dan siap?" Tanyanya seraya bangkit dan mengambil bunga yang kau letakan di atas nakas.
Ia menatapmu sebelum mengambil beberapa tangkai bunga mawar berwarna merah yang menjadi bagian dari buket bunga tersebut.
Ia kemudian melepaskan kelopak-kelopak bunga tersebut sebelum menaburkannya di atas kasur dan beberapa di atas kepalamu.
"Oppa..."
"Ini waktunya bagiku untuk memanjakanmu, apa kau siap?" Tanyanya seraya membuka jasnya dan dasinya.
Dengan susah payah kau menelan ludahmu dengan pipi merona. "Oppa... kenapa tiba-tib..."
Belum sempat kau menyelesaikan perkataanmu, bibir Jeonghan telah membungkam bibirmu dan melumatnya dengan kasar.
Awalnya kau diam saja namun lama kelamaan kaupun pasrah dan membalas ciumannya. Kau bisa merasakan ia tersenyum ketika kau mulai membalas ciumannya. Ia mendorongmu dengan lembut hingga kau berbaring di kasur masih berciuman. Tangannya sibuk membuka kancing piyamamu sedangkan kau hanya bisa melingkarkan lenganmu di lehernya.
"Op..."
"Shh... biar aku saja yang melakukannya. Sudah kubilang bukan jika aku akan memanjakanmu." Bisiknya di telingamu sebelum mencium lehermu dan sesekali menjilat atau menggigitnya. "Malam ini aku akan membuatmu semakin mencintaiku."
Kau hanya bisa menggigit bibir bawahmu dan pasrah dalam kuasanya.
♡♡♡♡♡
Done.. vomment yaaaa 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]
Fiksi PenggemarNext Season from "Seventeen Imagine" For Indonesia Carat Only All the pict I used're not mine! I save it from Seventeen Masternim twitter account. It's their picture not mine, if you want to know who's take that photo just look at the watermark on t...