11. The8

14.3K 1.4K 35
                                    

Requested by myungyu mingkyutihao

"Aaaah!"

"Ada apa?!" Kau melihat Myungho muncul dari balik pintu.

Myungho terlihat bingung ketika melihatmu yang masih berbaring sembari meringis kesakitan.

"Kau baik-baik saja (Y/n)?" Ujarnya seraya menghampirimu.

"Kram." Jawabmu menutup matamu.

Myungho dengan sigap menyibak selimut dan mulai memijat kakimu dengan lembut.

"Sudah membaik?" Tanya Myungjo setelah memijat kakimu cukup lama.

Kau mengangguk lalu Myungho membantumu untuk duduk.

"Sudah kubilang kan kalau kau tidak boleh banyak berdiri dan terlalu lelah." Ujar Myungho ketika kau sudah duduk di ranjang.

"Tapi kalau a..."

"Sudah kubilang biar aku saja yang mengurus pekerjaan rumah dan bekerja. Kau harus banyak istirahat, aku tidak ingin sesuatu terjadi padamu maupun anak kita." Potong Myungho seraya menatapmu sedikit kesal.

Kau menatap perutmu yang sudah sedikit membesar lalu menatapnya.

"Tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian (Y/n). Aku serius. Kau terlalu memaksakan dirimu untuk bergerak sedangkan pada dasarnya kau mudah kelelahan."

"Lalu apa yang harus kulakukan ketika kau bekerja?" Tanyamu memberengut.

Myungho menghela nafas panjang sebelum mencium keningmu. "Tapi kau tidak boleh terlalu lelah ok?"

Kau mengangguk kecil dan Myungho langsung bangkit berdiri.

"Baiklah nona (Y/n), sekarang aku sudah menyiapkan makanan untukmu dan si kecil yang ada di perutmu. Bagaimana jika kita sarapan sekarang?" Tanyanya seraya mengedipkan sebelah matanya.

Kau tertawa pelan sebelum menjulurkan tanganmu ke arahnya dan ia langsung membopongmu.

"Oooh... kau bertambah berat." Ujar Myungho ketika ia berhasil mengangkatmu dan berjalan ke arah ruang tengah.

"Itu bukan beratku. Itu tambahan berat Myungho kecil." Sangkalmu.

Myungho tertawa mendengar jawabanmu.

"Aku serius!"

"Iya, iya." Myungho mengecup bibirmu sebelum mendudukanmu di kursi. "Nah sekarang makanlah sebelum makanannya dingin."

Ia lalu duduk di sampingmu yang menatapnya tajam.

"Apa?"

"Tidak apa." Jawabmu seraya memalingkan wajahmu.

Myungho menatapmu ragu kemudian tersenyum geli. Ia lalu mengambil sumpit dan menyumpit bulgogi kesukaanmu.

"(Y/n), buka mulutmu." Ujarnya padamu.

Kau melirik ke arahnya sebelum membuka mulutmu dan membiarkan Myungho menyuapimu.

"Enak?"

Kau mengangguk kecil dan Myungho tersenyum puas sebelum menyerahkan sumpit di tangannya padamu yang langsung mulai memakan sarapanmu.

"Hari ini kau akan pergi ke dokter bukan?" Tanya Myungho seraya memberikan lauk di nasimu.

"Um. Kenapa?"

"Hari ini aku izin masuk siang untuk mengntarmu ke dokter."

"Benarkah?" Ujarmu dengan mata berbinar senang.

Myungho menatapmu lalu mencubit hidungmu pelan. "Tentu saja. Lagipula aku ingin mengatakan banyak hal pada dokter Im."

"Cih.. dasar pengadu."

Myungho tersenyum geli sebelum mengacak-acak rambutmu.

"Habiskan sarapanmu. Aku akan mandi dulu." Ujarnya seraya bangkit.

"Aku bukan anak-anak."

"Memang bukan tapi ada anak kita di dalammu." Jawab Myungho dengan senyum khasnya.

Kau mengerucutkan bibirmu ketika Myungho berjalan untuk meletakan mangkok kosong ke dalam bak cuci piring.

Kau menolak untuk menatapnya ketika ia berjalan ke arahmu.

Tepat sebelum ia melewatimu, ia berbalik dan mengecup bibirmu singkat. "Berhentilah uring-uringan dan habiskan makananmu. Aku tidak mau istriku ini punya bibir yang sangat maju."

Kau menatap Myungho kesal namun kau berhenti mengerucutkan bibirmu.

Myungho tersenyum geli lalu mengusap puncak kepalamu. "Anak baik."

Ketika kau mendengar pintu kamar mandi tertutup kau menghela nafas panjang lalu menhelus perutmu.

"Semoga kau tidak seperti ayahmu yang suka membully orang." Gumammu pelan lalu kembali memakan sarapanmu.

♡♡♡♡♡

♡♡♡♡♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seventeen Imagine Season 2 [REQ CLOSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang