Prolog

11.2K 343 6
                                    

Aku bingung dengan tindakanku ini. Bisa-bisanya aku menyerahkan diri ini, menyerahkan satu-satunya kehormatanku ke orang yang sama sekali tak ku kenal dekat. Aku tak tahu bagaimana hidupnya, aku tak tahu bagaimana lingkungan keluarganya, yang jelas aku hanya sekedar tahu nama dan rupanya saja, karena aku dan dia berada dalam satu kampus yang sama. Selebihnya, kami tak berteman atau mungkin tak saling kenal.

Aku.. lelah Tuhan.

Mengapa cobaan bertubi-tubi menghampiriku, keluargaku hancur, sahabat yang dipercaya hanya diam saja saat tangan-tangan kotor itu menyiksa dan mencoba merenggut keperawananku.

Aku stres dan hampir gila.

Mengapa mereka sebegitu bencinya kepadaku dan teman-teman. Padahal, kami hanya menjalankan tugas yang diberikan pihak kampus untuk membantu mengatur kegiatan. Bukannya mereka pernah merasakan apa yang kami rasakan? Yaa, dulu mereka juga pernah mengatur acara tersebut bersama-sama denganku dan teman-teman. Apa mereka iri dengan keberhasilan kami dalam menjalankan tugas dari pihak kampus? Apa mereka iri melihat kami yang masih BERJUANG sedangkan mereka sudah dulu menjadi PECUNDANG.

Hal yang akan selalu ku ingat! Aku akan selamanya benci kepada para pecundang itu, terlebih pada sahabatku yang hanya diam saat melihat temannya memperlakukan diri ini macam hewan.

Sampai.. dia datang..

Orang asing itu hadir dengan uluran tangannya lalu membantu dan membawa pergi rasa sesak ini dari para pecundang. Aku senang setidaknya tangan-tangan kotor itu tak menyentuh tubuh ini. Tapi, satu sisi permasalahan akan segera dimulai, aku menjajikan diri ini sepenuhnya kepadanya, bisa-bisanya juga aku mudah percaya lalu luluh seutuhnya. Sedangkan, aku sama sekali tak mengenalnya hanya sekedar tahu nama saja.

Dia.. Agam Vikri Permana.

Mahasiswa seangkatan denganku, ia adalah pria cuek dan misterius. Parasnya tampan yang memiliki satu pemanis yaitu lesung pipi. Setahu ku Agam tidak famous di kampus, tapi parasnya itu bisa bikin mahasiswi melirik ke arahnya. Namun, yang pasti, dia tetap mahasiswa biasa-biasa saja di kampus kami.

Aku bingung dengan hubungan yang ku jalani dengan Agam. Dia mempunyai kekasih dan aku sadar mengetahuinya, tapi aku juga mengutamakan rasa karena ia sudah sepenuhnya menyentuhku, lalu menahanku untuk tinggal bersama.

Kadang aku berfikir, apa ini hanya sekedar kebutuhan nafsu dia sebagai lelaki atau ada perasaan-perasaan lain?

Ahh, hidupku rumit.. benar-benar rumit.

***

Enjoy in my story 😉

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang