Kini di atas rooftop kelas ekonomi terlihat dua orang gadis yang tengah serius saling pandang.
Dua gadis itu salah satunya adalah Riva yang nekad bolos di jam kuliah hanya untuk mendengar cerita Elmi menghilang lama waktu itu."Jadi gitu" Ucap Elmi menyelesaikan ceritanya. Riva masih menatap serius Elmi, rahangnya mengeras menandakan dia marah.
"Si pecundang mukulin lo? Terus si Rady diem aja? " Tanyanya seolah tak percaya. Elmi mengangguk lemah dan memandang lurus ke depan. Baginya pemandangan di atas rooftop kelas ekonomi ini adalah tempat favorit nya, suasananya indah dan membuatnya tenang.
Dan kini dia lemah.
"Elmi!!! Ini masalah serius. Kita harus laporan masalah ini" Suara Riva meninggi menandakan dia kesal bagaimana mungkin Elmi bisa bersikap sesantai sekarang. Sikapnya ini membuat Riva gemas.
"Elmi!!!" Panggil Riva geram seraya menyentuh pundak Elmi agar bisa menghadap ke arahnya. Tak di sangka ternyata Elmi menangis sontak membuat Riva kaget dan langsung memeluk Elmi erat. Elmi jarang sekali menangis. Jika pun ia menangis, berarti ini menandakan bahwa dia memang butuh penenang dan Riva akan menjadi penenangnya sekarang.
"Gue udah nggak mau inget kejadian itu lagi, jadi gue mohon jangan perpanjang masalah ini. Cukup lo aja Riv yang tau," Ucap Elmi serak di sela-sela tangisnya. Riva membuang nafas kasar dia tidak terima bagaimana mungkin si pecundang masih bisa berkeliaran sementara dia sudah melakukan tindakan tidak senonoh pada temannya. Jelas Riva tidak terima.
"Tap El gue nggak ter__" belum sempat Riva menyelesaikan ucapannya. Elmi sudah menyela terlebih dahulu.
"Gue mohon Riva," Ucap Elmi lemah.
"Fine!!" Riva terlihat frustasi dia mengalah pada Elmi. Kemudian Elmi melerai pelukannya dan kembali menatap lurus ke depan. Dan Riva yang berada di sampingnya pun melakukan hal yang sama. Mereka bergelut dengan pemikiran masing-masing disana.
Lama hening akhirnya Riva kembali membuka suara. "Jadi selama ini lo tinggal sama si Agam El?" Tanyanya yang kini menoleh ke arah Elmi
"Ya gitu. Agam yang nolongin gue sih," Jawab Elmi berusaha santai. Dia sebenarnya agak gimana gitu kalo ngomongin manusia menyebalkan itu. Riva yang menyadari perubahan sikap temannya itu tersenyum jahil.
"Kok lo ekspresi nya gitu sih" Ucap Riva seraya tertawa dan menyenggol lengan Elmi sontak membuat Elmi terhuyung ke samping.
"Jangan jangan lo jadian lagi sama Agam,"
"Ngaco!" Jawab Elmi cepat dan langsung menoyor kepala Riva.
"Dih dih dih kok lo salting," Riva masih tertawa. Elmi tak merespon dia hanya mendengus jengkel.
"Gue masih nggak percaya Agam yang nolongin lo El," Ucap Riva setelah tawanya reda kini dia menatap serius Elmi. "Agam yang satu jurusan sama kita kan? Agam anak volly itu kan?"
"Iya Riva iya Agam yang itu si Agam yang satu sekolah sama kita dulu. Yang gue nggak pernah akrab sama dia," Jawab Elmi jengkel karena Riva menyerbu pertanyaan soal Agam. Riva hanya manggut-manggut sok ngerti.
"Gimana tinggal sama orang ganteng?" Pertanyaan super ngeselin dari Riva. Ganteng? What! Iya sih Agam ganteng.
"Biasa aja!" Jawab Elmi cuek.
"Ahh, lo peluk peluk Agam dong kalo malem. Ih, gue masih nggak percaya. El si Agam mah ganteng banget, seriusan," Tak sadar Elmi menyunggingkan senyum. Peluk peluk oh kata itu membuat dia malu.
"Apaan dah!" Riva meneliti Elmi, dia kesal kok dia biasa saja sih tinggal sama orang ganteng. Tak sengaja dia melihat leher Elmi merah, itu seperti bentol tapi kok aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
ChickLit(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...