Akhir Kisah Kita #02

2.6K 144 2
                                    

"Jika benar ini rindu sungguhan aku harap ini tak membuat luka"

-AgamVikriPermana-

***

Agam dan Inggil akhirnya sampai juga, setelah tadi berdebat tidak penting yang mempersalahkan mereka ke kampus harus memakai kendaraan siapa. Akhirnya, Agam yang merasa waras pun mengalah membiarkan saja mobilnya kini di pake dari pada masalahnya panjang. Toh manusia itu tidak akan mengalah! Agam juga sempat heran sama si Inggil si manusia setengah idiot itu, untuk apa ia membawa mobil tapi tidak mau di pake ke kampus malah ia tinggalkan di parkiran kawasan apartemen Agam.


Ck, Inggil si playboy cap kaki tiga itu sungguh membuat Agam jengkel setengah mampus.

Suasana kampus masih sangat ramai padahal waktu sudah akan sore tapi masih banyak mahasiswa/i yang berlalu lalang.

Eits! Sedikit berbicara, mau sebagus apapun universitas mengadakan kegiatan dan mempunyai tema dalam acara tersebut di jamin deh tak sepenuhnya mahasiswa/i patuh mengikuti tema tersebut, buktinya saja masih banyak tuh mahasiswa/i yang tidak memakai baju yang di tentukan contohnya. Agam.

Agam bukannya tak mau, tapi Agam tidak punya haha! Malas saja dia repot-repot mengambil ke rumah hanya mencari baju adat dari daerah kelahirannya yaitu 'Bandung', lagian ia juga tidak tau pakaian adat Bandung itu seperti apa.

"Woy tampil tah?" Ujar Inggil pada Agam, kini mereka sedang berada di aula kampus yang menyediakan panggung disana, kebetulan ada yang bernyanyi juga.

Suasana semakin sore semakin ramai.

"Kagak mau lah. Males gue liat mukanya si Rafa," Jawab Agam datar tanpa menoleh ke arah Inggil sohibnya.

Ya mau gimana lagi jika ingin tampil harus ada si Rafi karena memang mereka satu band. Kalau tak ada masalah yang menimpa mereka, mungkin Agam akan mudah meng-iya-kan ucapan Inggil itu. Tapi Agam begitu muak pada si Rafa, dasar pengkhianat, bisa-bisanya dia diam-diam jalan dengan pacar Agam di belakangnya. Dasar musuh berkedok teman cuih! Agam jadi ingat! Jadi ini alasan si Putri yang susah sekali di hubungi, ternyata ia bersenang-senang dengan lelaki lain. Yang tak lain adalah teman pacarnya sendiri yaitu si Rafi.

Kini hubungan Agam dan Rafi sedang tidak bagus. Agam mengetahui semua ini pas pemberangkatan touring itu. Agam memergoki Putri dengan Rafi sedang berdua, mungkin si Putri itu mengantar si Rafi, dikira si Putri touring Agam dan Rafi ini beda, padahal Agam dan Rafi itu satu comunitas, mau bagaimanapun menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga bau busuknya. Dan saat itu semuanya ketahuan saat touring pun mereka berdua tak saling sapa, antara Agam dan Rafi. Seakan perang dingin menyelimuti pertemanan mereka.

Tapi kalo boleh jujur jauh dari lubuk hati yang terdalam Agam, ia tidak sepenuhnya membeci Putri walau dia sudah mengkhianatinya. Tak bisa di pungkiri kebersamaan yang mereka jalani selama ini sudah membekas di hati Agam. Sudah jelas Agam masih sedikit menyayangi mantan kekasihnya itu. Tidak mungkin juga rasa sayang dan kebersamaan yang sudah lama dijalani akan mudah hilang begitu saja bukan! Ya mungkin Agam membutuhkan waktu untuk benar-benar melupakan semua kenangan yang pernah di jalaninya selama lima bulan ini.

"Riweh lah ngurusin orang galau, bentar gue beli minum dulu," Tak repot-repot Inggil menunggu jawaban Agam ia langsung hengkang dari hadapannya setelah tadi menepuk bahu temannya itu.

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang