Rumah Mertua

2.7K 131 3
                                    

"Arrgghhh..," Agam terjaga dari tidurnya, dengan mata yang masih terpejam ia meraba-raba kasur, mencari sumber dari suara nyaring tersebut.

"Isshhh berisik! Alarm siapa sih ini," Dengan kesal ia mencoba membuka sedikit celah mata sambil tetap mencari benda laknat tersebut, "Ay, hape lo dimana sih? Berisik!!" Agam menoleh ke samping ke arah gadis yang masih betah tertidur, ia berdecak jengkel bisa-bisanya ia masih bisa tertidur sepulas itu sementara ada suara yang memekikan telinga.

"Ay bangun--"

"Hape gue silent..," Gumam gadis itu serak, Elmi bergerak sedikit menarik selimut hingga leher lalu kembali tertidur dengan nyenyaknya. Seakan telinganya sudah tak berfungsi lagi disana.

Agam menggaruk tengkuknya, ia bingung, kalaupun bukan hape gadis itu, lalu hape siapa?

Mata yang tadi masih merem melek, kini terbuka sempurna, dengan sedikit mengintip jam. Agam berlari cepat menuju meja belajarnya, yang tadi berisik ternyata ponselnya yang berada disana. Dia kan yang mengganti dering ponselnya waktu malam agar tak terlambat datang ke rumah mama nya.

Astaga!

Jam 09:46

Agam meringis saat melihat layar ponselnya sudah mati dan nada deringnya sudah berhenti.

Mama (22) tak terjawab

UwaDewi (15) tak terjawab

Agas (2) tak terjawab

Papa (2) tak terjawab

"Mampus gue!" Ucapnya seraya menepuk jidat, Agam menghela nafas lalu dengan segera kembali menghubungi nomor yang paling banyak memanggilnya tersebut.

"AGAM!!" Pria itu meringis seraya menjauhkan ponsel dari telinganya, ini suara bukan suara mamanya,

"KAMU INI BISA GAK SIH GAK BIKIN KAMI SEMUA JANTUNGAN GAM!!"

Agam menghembuskan nafas, "Maaf Uw--"

"JADI KESINI GAK SIH KAMU! GAK USAH KE BANDUNG KAMI SEMUA UDAH DI JAKARTA, UDAH DIKASIH ENAK JUGA, KUMAHA SIH?!"

"Tadi Agam ket--"

"CEPET BAWA CALON KAMU KESINI, UWA TUNGGU SATU JAM MULAI DARI SEKARANG!"

Tut.. Tut..

HELL!!

"Di pikir Jakarta gak macet apa!" Agam menggerutu seraya mendengus samar, "Kebiasaan nih, pasti Uwa yang heboh kepengen nyusul kesini," Lanjutnya sambil berjalan ke arah ranjang.

"Sekalian di gampar dah gue," Kemudian Agam kembali naik ke atas ranjang siap untuk menyambung tidurnya. Tapi, saat ia menoleh ia melihat wajah damai Elmi masih terpejam pulas dan tak sedikitpun mengubah posisinya.

"Lo jadi sedikit bengkak," Ucapnya mendekat seraya meneliti seluruh permukaan wajah serta tubuh si gadis, Elmi memang terlihat sedikit berisi terlihat dari pipinya dan berat badannya pun naik drastis.

"Dia ganggu lo gak sih, Ay? Lo bisa jadi bengkak gini," Dia yang di maksud Agam adalah bayi yang di dalam perutnya. "Maafin gue, gara-gara gue lo jadi nanggung ini," Agam terus memandangi Elmi seraya menyentuh pipinya, rasanya ngantuk tadi hilang sudah.

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang