Agam POV
Gue mendesah resah, berulang-ulang gue melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangan. Rasanya perasaan gue tak karuan. Kapan sih gadis yang berada di hadapan gue ini segera pulang?
Ahh sial...
Flashback
Akhirnya Agam bisa bernafas lega. Setelah para manusia-manusia setengah idiot itu hengkang jua dari apartemen nya. Setelah perbuatan tidak senonoh yang dilakukan Angga di dapur yang mengusik puding si Elmi. Aduhh membuat Agam pusing. Ck, membuat masalah saja. Agam rasa setelah Elmi pulang dan mengecek puding nya dia pasti benar-benar akan di panggangnya.
"Dia kok belum nyampe juga yaa?" Gumam Agam seraya melirik jam dinding bergambar kartun Naruto yang berada di atas pintu kamar. "Chat-chat gue tapi udah di Read semuanya !" Lanjutnya seraya berjalan menuju sofa tapi tak mengalihkan pandangannya dari ponsel. Kali aja ada chat masuk pikir Agam. Dirasa sudah sampai di sofa Agam yang tadinya hendak menjatuhkan bokongnya itu. Tiba-tiba...
Tok tok..
Suara ketukan bersumber dari pintu apartemennya sontak membuat Agam langsung mengalihkan pandangannya dari ponsel ke arah pintu.
"Itu dia!" Ucapnya diiringi senyum bahagia dan langsung setengah berlari menuju pintu apartemen untuk membukanya. Tapi setelah di buka ternyata bukan seseorang yang diharapkannya.
"Pu-puutrii!"
Flashback off
"By udah malem ini, kamu nggak mau pulang gitu?" Ucap gue yang mulai tak sabaran karena tak ada tanda-tanda si Putri akan beranjak untuk pulang. Si Putri sempat melirik sekilas ke arah gue tapi setelahnya ia kembali melanjutkan memainkan ponsel.
Ponsel siapa? Ponsel dia? Bukan! Dia memainkan ponsel gue. Gue rasa bukan memainkan tapi memeriksa deh. Dia gak tahu aja gue sedari tadi wanti-wanti, gue takut pesan terakhir diperiksanya. Karena terakhir gue berkirim pesan dengan si Ayudia. Gue takut terjadi kesalahpahaman.
"Harusnya sehabis dari bandara kamu istirahat, lihat ni udah jam setengah satu By. Mama kamu nanti nyariin" Lanjut gue seraya mengambil air jeruk dan meneguknya. Ini di lakukan agar gue tak terlihat mencurigakan bahwa gue telah mengusirnya secara halus tadi.
Sial, kenapa tenggorokan gue jadi seret begini. Gue salah ngomong gak ya?
Kedatangan si Putri sungguh tiba-tiba. Awalnya kami memang sudah ada janji di malam minggu ini kalian tahu kan ritual pasangan jika malam minggu? Tapi si Putri membatalkan karena harus menjemput saudaranya di bandara. Yah gue fine-fine aja dan sebagai gantinya gue menghubungi teman-teman kampret gue itu tapi kenapa setelah temen gue minggat malah pacar gue tiba-tiba yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
Literatura Feminina(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...