After Wedding: Perlahan Tahu

2.4K 124 0
                                    

"Kalo lo gini terus, gue yakin lo bakal beneran di tinggal, El!"

"Mau gimana? Gue udah gak ada kesempatan lagi," Jawab Elmi dengan suara yang hampir tenggelam, ia masih betah menekuk kaki, menyembunyikan wajah semrawut nya di celah tersebut.

Riva mencebik sinis, di perhatikannya Elmi yang setiap harinya memasang wajah melankolis, Elmi tak merawat diri sama sekali. Wajah yang mengerikan dengan mata sembab, hidung merah lantaran selalu menangis setiap ada kesempatan, rambut tak pernah disisir hanya di gulung asal, berat badan pun ia turun drastis. Lihat saja tangannya itu sudah seperti tulang fosil. Riva geram harus dengan segera ini membuat sahabatnya kembali bangkit. Kalau tidak, Riva yakin pasti sahabatnya ini akan benar-benar hancur dari yang di rasa saat ini.

"Yaudah. Siap-siap aja yaa jadi janda!" Riva tersenyum saat Elmi mulai mengangkat wajahnya, "Hidup sendiri sampe tua, merana ini itu sendirian, nanti lo keriput belum saatnya. Euwwww! Gue sih ogah nemenin, gue bakal minggat jauh,"

Elmi cemberut. Perlahan ia menurunkan kakinya di sofa, lalu dengan gerakan nalangsa ia mengusap sisa air matanya, "Lo tega sama gue?" Kata wanita itu mellow.

"Bodo amat!" Ucap Riva seraya membuang muka, ia sedang menyembunyikan tawa. "Lagian siapa juga yang betah deket-deket sama lo yang mirip gembel kesetrum gini, gue juga ogah apalagi si Agam," Riva pura-pura berucap ketus, membuat Elmi kembali bergelimang air mata.

"Lo bikin gue tambah stres," Ucap wanita itu seraya menatap Riva penuh penderitaan. "Masa pada mau ninggalin gue," Lanjutnya sambil menunduk bagai anak kecil yang takut di tinggal ibunya pergi seminggu.

Riva menghela napas, ia menoleh sambil terkekeh disana, lalu dengan gemas Putri Tanjung itu menoyor kuat kepala sahabatnya hingga si empunya kepala tersebut terhuyung sekaligus terkaget-kaget linglung.

"Mending lo ke laut," Ucap Riva seraya tertawa, "Tenggelam terus di makan hiu,"

Elmi berdecak, sahabatnya ini memang paling bisa membuatnya kalut karena sebal. Dengan jengkel wanita bermanik cokelat itu melempar kaleng soda ke arah Riva yang masih tertawa tanpa beban.

"Lo tuh, mending ke gurun," Balas wanita itu sengit, "Temenin onta bajak pasir milik fir'aun!" Riva terbahak, dengan usil wanita itu malah mendorong kuat tubuh kurus Elmi.

"Diem monyet!" Maki wanita itu kesal, yang di maki malah nyengir.

"Cie, Elmi come back!" Soraknya lebay sambil bertopang dagu, "Gini dong, ini baru temen gue. Yaudah yuk ke salon,"

"Ngapain?" Ketusnya dengan mata yang menyipit.

"Dandan lah, mempercantik diri. Liat diri lo! Lo bener-bener udah karatan El,"

"Sialan," Umpat Elmi seraya terkekeh, Riva kembali terbahak kemudian dengan cepat ia memeluk haru sang sahabat penuh rasa sayang.

Riva sungguh bahagia. Akhirnya Elmi mau mendengarkannya.

"Makasih Riva," Ucap Elmi seraya menghela napas sesaat, sudah saatnya ia memang bangkit sekarang. Benar kata Riva, jika Elmi terus mengabaikan sekitar, sudah di pastikan orang tersayangnya satu persatu akan benar meninggalkan.

Hhhh, Agam tolong maafkan istrimu ini yang selalu membuat beban.

***

Elmi bergerak gusar, setiap semenit sekali melirik jam. Berusaha mengatur napas, wanita yang susah tampil cantik itu melempar punggungnya ke sofa. Mengapa Agam belum pulang juga yaa?

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang