Pertemuan

2.3K 132 3
                                    

On

Gue yang hendak keluar rumah, berhenti melangkah kala mendengar panggilan sayang dari Ayah, pria tua yang amat gue sayang. Sambil tersenyum gue menghampirinya yang tengah duduk di ruang keluarga.

"Duduk sebentar disini, di samping Ayah," Ucap pria itu sambil menepuk sisi sofa panjang. Gue mengangguk patuh dan berjalan cepat ke arahnya.

"Ayu, mau pergi?" Tanyanya, setelah gue duduk di sampingnya.

"Ayu mau ketemu Riva, Yah," Ucap gue seraya mengusap perut gue yang terbilang sudah tak lagi rata. Untuk masalah kandungan ini, Ayah, Ibu, dan juga Elan sudah mengetahuinya. Tapi, gue masih bungkam tentang siapa pelaku yang membuat gue seperti sekarang. Gue masih tak ingin bicara jika Agam lah ayah dari anak yang gue kandung.

"Sayang, kamu sudah memikirkan apa yang di bilang Ayah waktu itu?" Ucap Ayah lembut seraya mengusap lembut rambut gue.

Deg.

Membicarakan masalah ini lagi? Oh Tuhan. Untuk memikirkannya pun gue enggan, apalagi melakukannya. Gue hanya mencintai Agam, Yah.

"Kandungan kamu setiap harinya akan berkembang sayang, jadi Ayah mohon pikirkan masalah ini matang-matang demi cucu Ayah ini," Gue meringis saat tangan tua Ayah mengusap lembut perut gue, rasanya gue sebagai anak tak tahu diri, kerjaan gue hanya membuat mereka, orang yang gue sayang malu. "Kamu gak mau kan, dia lahir tanpa seorang Ayah nantinya?"

Tentu tidak, Yah!

Gue mengangguk sambil tertunduk pilu, dengan air mata yang sudah membanjiri pipi, gue usap lembut si jabang bayi ini. Finish, mungkin ini akhir dari segalanya.

"Gimana, sayang?"

"Ayu mau, Yah" Sejenak gue menutup mata, dan terbayang wajah dingin Agam disana, gue menghela nafas lalu kembali membuka mata dan wajah Agam pun menghilang, "Ayu mau menikah dengan pria yang Ayah pilihkan!"

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang