Entah harus dengan apa Elmi mengungkapkan kebahagiaan ini. Entah bagaimana caranya untuk berterima kasih kepada Tuhan karena telah mengirim sosok Agam yang begitu indah dalam pandangan mata Elmi. Hari-hari yang dilalui wanita itu pun begitu berharga, Elmi sungguh di perhatikan bagai puteri kerarajaan, walau terkadang suaminya berlebihan. Tapi, Elmi bersyukur karena itu bentuk cinta Agam terhadapnya.
Ahh, terkesan seperti anak muda saja. Tapi, biarlah toh ini cerita mereka juga.
"Kapan sih mereka pulang?" Elmi yang sedang memakan pisang menoleh, lalu mendapati wajah sang suami yang berubah masam. "Kalo di pikir-pikir seminggu mereka bisa dateng lima kali sehari lho, Ay. Mereka gak ada kerjaan apa gimana yaa, atau kerjaan mereka ngabisin makanan kita,"
Yaa, di bulan ke tujuh kandungan Elmi, pasangan muda itu selalu kedatangan tamu yang tak di undang, hal demikian tentu membuat Agam sering kesal, apalagi jika kedatangan teman lelaki istrinya yang berparas cantik tiada terkira, Agam jengkel karena tak bisa bermanja-manja dengan istri serta calon buah hatinya. Karena sungguh! Kedatangan Azam dan Reksa sangat mengganggu ketenangannya.
Wanita itu tertawa nyaring, lalu mengacungkan jempol kepada Azam yang tadi berteriak di arah dapurnya, "Gak apa-apa sih, anggep aja kita lagi sedekah," Kata wanita itu masih tertawa, Agam yang melihatnya hanya mampu menghela napas.
Seiring berjalannya waktu, usia kandungan Elmi pun semakin berkembang pesat, perubahan-perubahan setiap bulannya begitu terasa memukau, apalagi saat Agam yang tak sengaja merasa tendangan calon jagoannya, pria itu pasti akan histeris lebay.
Ahh, indah bukan?
"Ini kapan keluar sih, Be. Aku udah gak sabar," Ucap Agam seraya mengelus perut istrinya, senyum lebarnya sungguh membuat Elmi berbunga. "Nanti kalo udah lahir, aku akan batasi siapa saja yang mau dateng kesini,"
"Ya ampun bang, berasa anak kerajaan gitu yaa?" Pasangan itu menoleh, lalu mendapati Reksa yang sedang berjalan dengan Azam di belakangnya, sepertinya mereka sudah selesai membuat jus pesanannya.
"Gue nih kalo si Kayang lahiran bakal 24 jam nemenin!" Agam mencibir dengan raut kesal, Bisa-bisanya bocah bau kencur ini sok berbicara demikian. "Nih, Yang," Pria yang masih berseragam sekolah itu mengulurkan segelas jus, Elmi menerimanya dengan mata yang berbinar.
"Makasih!" Tutur wanita hamil itu girang.
"Tapi nama kalian akan tercantum di kategori yang gak bakal gue biarin jenguk!" Ucap Agam seraya bersedekap, Azam yang hendak duduk langsung menoleh kilat.
"Gue gak lah, si Echa aja noh! Dia kesini juga sering nyusahin doang, tadi aja dia mecahin gelas lho bang," Ucap pria kurus itu santai.
What!
Agam melotot garang, Elmi di sampingnya hanya terkekeh manja, selalu begini nih jika mereka sudah berjumpa. "Gak sengaja ke senggol, bang," Jujur pria ABG itu sambil nyengir.
"Pecahin aja semua, bikin dapur gue kosong kek sekalian,"Reksa yang sedang lendotan di kaki Elmi pun meringis kikuk mendapat pelototan maut dari Agam yang tak juga luntur.
Ting Tong!
Agam berdecak. Sumpah yaa, jika itu tamu Agam tak ingin menerimanya.
"GAK ADA ORANGNYA PULANG AJA!!"
Sontak ke tiga manusia itu tertawa, Agam yang tak suka ribet itu bete seketika.
Ting Tong!
"Bukan gih sono," Elmi berucap seraya mengusap tangan Agam mencoba menenangkan, "Siapa tau keluarga yang datang," Setengah hati pria itu beranjak, ia takkan mampu menolak istrinya jika sedang memasang wajah memohon kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
Literatura Feminina(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...