Minggu yang cerah.
Angin segar menyapu permukaan wajahnya, langit biru menjadi saksi bahwa wanita itu memang merasa bahagia, tertawa lucu lantaran mendengar suara sewot di seberang sana, Elmi kini menyapu pandang pekarangan taman belakang rumahnya.
"Kenapa gak terima aja sih, si Inggil serius kali mau ngajak lo maried," Ucap Elmi seraya terkekeh, lalu wanita itu sedikit membungkuk meraih selang air yang akan ia gunakan untuk menyiram tanaman.
"Gue gak yakin kalo dia serius sama gue!"
Elmi mengerutkan dahi, terdengar dari suaranya si Riva ini sepertinya sedang gundah, "Dih, kok gitu?"
"Kebanyakan nanya lo! Udah kayak wartawan!" Wanita itu mendengus, dasar slompret! "Kenapa lo gak dateng, padahal gue mau manas-manasin elo!" Riva terbahak di ujung sana, ingin rasanya Elmi menjitak kepalanya.
"Gue udah S1 dong hehehhe.." Elmi membenarkan letak ponselnya, namun masih asik memegang selang. Yaa, hari ini mereka semua wisuda, Elmi turut bahagia walau tak bisa lulus bersama.
"Dasar manusia riya!" Terdengar di sana Riva kembali terbahak dengan suara grasak-grusuk yang ikut serta, "Brisik banget sih di sana! Gue tanya deh itu acara wisuda apa pasar?"
Kembali Riva tergelak, Elmi pun tak kuasa menahan senyumnya, "Laki lo banyak yang minta foto lho, El."
"Oh yaa?" Dengan tenaganya Elmi bertanya, wanita itu tahu si Riva memang sengaja menggodanya.
"Beneran! Kalo lo liat, gue pastiin kontraksi tuh baby di perut lo!" Riva terkikik. Elmi sedikit berjongkok, wanita hamil itu mematikan selang air.
"Kalo bisa lo bantu pintain duit sono, kagak gratis gitu kalo mau grepe-grepe laki gue,"
"Sembarangan," Suara berat serta dalam itu menyapu pendengarnya, "Gak ada yang berani grepe-grepe aku selain kamu," Elmi menoleh kilat dan selanjutnya ia merasakan sebuah pelukan hangat serta kecupan manis mendarat di pipinya.
"Aku panggilin dari tadi ternyata lagi asik gibahin aku ya?" Elmi hanya mampu berkedip saat Agam meraih ponsel di telinganya lalu mematikannya begitu saja.
"Kamu kok udah pulang?" Tanyanya heran, Elmi mengabaikan ucapan Agam.
"Abisnya aku nunggu buket bunga orangnya malah gak dateng," Ucap Agam seraya melepaskan pelukan, "Happy gradulation, Agam's wifey." Lanjut pria itu ceria sambil mengulurkan sebuket mawar alami, Elmi bisa menebak bahwa Agam tengah menyindirnya saat ini.
Wanita itu tertawa seraya menerima pemberian Agam, "Selamat sayang, maaf ya aku gak jadi dateng, awalnya aku udah siap pas mama Rissa telpon. Eh, si Dede malah ngambek! Tadi aku muntah-muntah lagi," Jelas wanita itu jujur lalu memaksa untuk tersenyum. Sebenarnya sih ia merasa bersalah tidak bisa melihat suaminya sudah resmi mendapat gelar.
"Kita periksa yuk, Be. Aku takut kalian ada apa-apa," Pria yang saat ini masih memakai lengkap toga itu berujar khawatir, Elmi cemberut mendengar panggilan Agam terhadapnya.
Be? Bukan Beybeh lho, tapi Be versinya adalah Bengkak. Dasar suami jahanam. "Ganti baju, kita periksa sekarang." Lalu pria itu menuntun Elmi masuk agar berganti pakaian kemudian berangkat ke rumah sakit terdekat.

KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
ChickLit(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...