"Mau lo apa?"
Putri tersenyum di balik punggungnya saat mendengar suara barithon yang hampir sebulan ini seolah menghindarinya, segera berbalik disana, Putri menangkap sosok Agam yang sedang menyorotnya datar.
"Bhey, how are you? I so miss you," Ucap Putri girang seraya masuk ke pelukan si pria, "Kamu kemana aja sih, gak bisa aku hubungin! Aku kangen Bhey," Lagi wanita itu berucap kali ini dengan nada manja.
"Kamu gak lagi ngehindari aku, kan?"
Menghela napas besar, Agam berdecak seraya mendorong kasar Putri yang berada di depannya, "Tolong Put! Ngerti posisi!" Putri mundur selangkah, kini netranya menatap Agam tak percaya, "Gak sepantesnya lo meluk gue lagi, gue sudah menikah dan sebentar lagi punya baby,"
Oh,
Putri berdecih, lalu membuang pandangannya ke samping. Dia muak! Sudah ia duga sebelumnya, kekasihnya ini memang benar sengaja menghindarinya selama ini.
"Apa maksud lo ngirim gambar tadi?"
Menyungingkan senyum sinis, Putri kini menatap lekat Agam. Memang ini tujuannya, ia memancing Agam agar menemuinya dengan cara licik, "Oow.. Jadi, bener yaa? Kamu sengaja ngindarin aku karena kamu sudah mulai ada perasaan, iya?" Katanya tenang seraya bersedekap, "Soal aku kirim pict itu, aku mau ngasih tau kamu, kalo ada pasangan saling mencintai sudah kembali bertemu," Lalu Putri tertawa meremehkan, melihat jelas rahang Agam mulai mengeras.
"Sadar gak sih kamu bhey? Kamu udah misahin mereka yang saling cinta," Putri masih membeo seenaknya, tak memperdulikan kepalan tangan Agam yang sedang menahan murka, "Pernah mikir gak? Kalo ternyata kak El sebenarnya muak menanggung apa yang udah kamu perbuat di tubuhnya,"
"Cukup!" Geram Agam tertahan, "Lo gak ada hak buat berargumen tentang perasaan si Ayudia! Lo gak tau apa-apa tentang dia!"
Tertawa, Putri tertawa disana ia merasa miris ternyata Agam kini berani membela wanita lain di depannya, "Uuuh, udah mulai cinta toh mase," Kembali wanita itu tergelak, membuat Agam di depannya muak.
"Yang buat kamu cinta kan karena keadaannya tuh, berarti aku tinggal buat keadaannya itu hilang aja kan?"
"Mati lo!" Putri mundur teratur, karena Agam menusuk netranya penuh peringatan, "Berani lo apa-apain dia, gue bunuh lo!" Suasana malam terasa dingin, namun pandangan Agam seolah membuat malam terasa membara.
"Inget! Gue gak pernah main-main!" Lalu siluet itu membalikan diri, memperlihatkan punggungnya yang mulai menjauh menyisakan senyuman sinis Putri yang terus menerawang tak terbaca. Lalu, dengan gerakan frustasi, perempuan itu merogoh sakunya dan mengeluarkan seputung rokok kemudian menyalakan korek api dengan tangan kanan bebasnya.
Woosh~ asap itu mengepul di atas udara, perlahan memudar karena tertiup angin yang berhembus kencang.
"Kak El, kamu baiknya aku apain?"
***
"Bener gamau si Inggil kesini?" Menghela napas sesaat, Elmi mendongak demi melihat sosok yang mulai sekali posesif setiap harinya, Agam banyak sekali berubah, ia sepertinya sudah tidak gengsi menujukan rasa peduli terhadap istrinya. Bohong, kalau Elmi tak merasa melayang hanya karena perubahan kecil itu, ia merasa haru sekaligus bahagia karena perlahan Agam mungkin sudah menerimanya.
"Jangan lupa minum susu, sempetin makan nasi walau sesuap, vitamin di minum, sayur yang di meja paksa makan aja karena gue gak mau punya anak kurang gizi nantinya,"
Menahan tawanya disana, Elmi mengangguk patuh pada suaminya, "Good girl!" Kata Agam seraya menjitak pelan lalu terbahak.
Masih senyum. Wanita itu tidak marah seperti biasanya, membuat Agam meredakan tawa karena rasanya merasa garing kalau tidak membuat istrinya kesal, "Mas nya udah mulai cinta yaa?" Goda Elmi seraya tersenyum jenaka.
![](https://img.wattpad.com/cover/123165579-288-k721296.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
ChickLit(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...