Beberapa hari kemudian...
Agam menghembuskan napas lelah, tubuhnya ia hempaskan ke kursi tempatnya kerja. Ia memejamkan mata rapat seraya memijit pelan pangkal hidungnya.
Ahh, hari-harinya berubah sepi, saat sang istri tak lagi di sisi.
Flashback on.
"Gue mau pulang,"
Deg.
Elmi menggigit bibir bawahnya, air mata keluar begitu saja tanpa ia minta.
"Gue mau pulang ke rumah mama, Gam." Wanita itu berbalik sambil tersenyum pilu, air mata sudah ia hapus sebelumnya agar tak di lihat Agam.
Elmi melangkah pelan, ia kini sudah berhadapan dengan suaminya, "Gue udah terlanjur iyain permintaan mama untuk pulang besok hehe," Wanita itu tertawa kering seraya memegang ujung kemeja Agam, "Lo izinin atau gak gue tetep pulang," Elmi menunduk dalam, air mata tak bisa ia tahan.
Sementara itu, Agam menegang dengan wajah datar, ia menatap lurus sang istri yang sekarang terdengar terisak, apa ini artinya Elmi telah memilih yaa?
"Gue panasin makanan dulu yaa," Elmi mendongak seraya membersihkan jejak air matanya. Wanita itu kemudian tersenyum manis, "Aku mencintaimu..,"
Cup.
Elmi mendaratkan dua kecupan di telapak tangan Agam, lalu beranjak dari tempatnya, namun belum sempat melangkah, tangan kurus itu sudah lebih dulu di cekal oleh Agam.
"Apa ini pilihan lo, Ay?" Agam berucap dengan sorot khawatir. Apa Elmi akan pergi?
"Lo sendiri pasti tau jawabannya, Gam." Dada Agam tiba-tiba bergemuruh hebat saat Elmi menghempas pelan tangannya. Wanita itu kemudian membalikkan badan dan kembali memasang wajah ceria, Elmi berucap, "Tenang! Gue cuma mau refresing, gue mau sendiri untuk nenangin diri,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
Chick-Lit(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...