Makhluk Lain

2.3K 116 8
                                        

Ini masih lanjutan part sebelumnya yaa 😅

Happy Reading😚

***

"Udah dong El nangisnya!" Ucap Riva khawatir seraya mengelus punggung tangan Elmi lembut, "Kalian ada masalah apaan sih? Gue bingung." Riva sungguh khawatir karena Elmi menenggelamkan kepalanya sudah hampir setengah jam lamanya.

Riva frustasi sungguh! Karena Elmi sama sekali tak menujukan tanda-tanda ingin menyudahi tangisan nya itu. Riva tak mengerti apa yang dirasakan sahabatnya selama ini, Elmi selalu saja menutupi seluruh masalahnya. Masalah yang terus-menerus menghampirinya membuat Riva merasa prihatin terhadapnya.

"Si Azam bangke! Kenapa jadi ambekan gitu sih. Lagi datang bulan tah dia," Riva terus saja mengoceh, ia juga merasa kesal tadi sikap Azam tak sopan menurutnya. Sudah tau banyak masalah yang dialami Elmi kenapa juga dia ikut-ikutan menambah beban nya. Huh dasar pria!

Ehh, tunggu!! Memang si Azam itu pria yah? Bukannya dia setengah mateng haha..

Isakan perlahan mereda dan akhirnya Elmi mengangkat kepalanya dari atas meja, ia agak merasa pening juga karena lumayan lama ia menangis dalam diam. Kemudian Elmi mendongak disana, di tatapnya Riva dengan mata yang sembab. "Gue capek," Lirihnya jujur penuh kesesakan. "Ketakutan gue bener terjadi Riv." Dan Elmi kembali menangis dengan tangan yang membekap mulutnya. Seolah sedang menahan suara isakan agar tak terdengar orang-orang.

Riva menghela nafas, kemudian bangkit untuk berada tepat di samping sahabatnya. "Masalah apa?" Ucapnya penuh perhatian seraya mengelus punggung rapuh Elmi.

Dengan bibir yang bergetar Elmi berucap seraya mendekap erat Riva yang berada disamping nya, "Si Azam gak bisa melewati cobaan persahabatan," Riva sengaja diam menunggu Elmi melanjutkan kalimat. "Kemaren dia bertingkah konyol. Dia bilang cinta sama gue!"

HEH??

Riva spicless masa iya Azam menyukai Elmi. Manusia setengah mateng itu menyukai perempuan ternyata, "Masa sih harus ke ulang dua kali Riv. Gue capek." Elmi sesegukan seraya melepaskan dekapannya pada Riva. Kemudian ia menunduk pilu memikirkan bagaimana caranya membuat Azam tak seperti sekarang.

"Ahh, mungkin si Azam lagi halu El. Apa jangan-jangan dia depresi?" Ucap Riva asal seraya menyentuh punggung tangan Elmi. Ceritanya dia lagi menenangkan. Tapi tak disangka dan tak diduga tiba-tiba ..

PLETAK

Sebuah tangan mendarat mulus di kepala Riva membuat dia mengaduh kesakitan dan menatap tajam Elmi yang sudah lancang menjitak kepalanya. "Kok jitak gue sih?" Serunya sewot yang masih mengusap bekas jitakan itu.

"Lagian ngomong sembarangan! Gue serius Riva!!," Geram Elmi kepada Riva yang berucap asal barusan.

"Yaa, namanya aneh gue? Masa iyaa sih Azam demen lo?" Riva tak mau kalah. Elmi hanya mengedikan bahu acuh tak tahu disana. "Kata gue juga apa? Lama-lama juga tuh bocah pasti baper El. Orang lengket banget sama lo!"

"Tapi kan gue udah anggep dia saudara Riva. Dia gak boleh cinta sama gue!" Elmi mulai emosional tak jelas. Akhir-akhir ini dia memang sensitif. "Konyol banget pake suka sama gue yang--" Belum sempat ia menyelesaikan ucapan tiba-tiba saja perutnya terasa melilit seperti ada yang mengikatnya dengan tali.

"Uwekk--Uwekk!!" Dengan cepat Elmi menahan apa yang hendak keluar tersebut dengan tangannya.

Sial! Kenapa muntah-muntah ini kumat lagi sih.

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang