Sequel: The Power Of Mommy

3.2K 135 3
                                    

BRAK!

Aku meringis mendengar suara pintu yang di buka secara paksa, sudah bisa ku tebak pasti si Kanjeng Ratu sudah datang.

"MOMMY!!"

Tuh kan suara cempreng nya bahkan masih terdengar nyaring, padahal aku sedang berada di dapur.

"MOMMY!!"

Ahh, anak itu kenapa hobby sekali berteriak? Aku faham betul jika sudah berteriak kalap seperti tadi, itu artinya puteri ku itu habis di jahili.

Ck, kenapa mereka nakal sekali sih.

"MOMMY AKU BENCI GENG NAKAL ITU, DASAR RAJA RUMPUT! SEBEL!"

Aku menghela napas lalu mematikan kompor, yang di maksud puteri ku Raja Rumput itu adalah Dandelion, tak lain adalah kembaran nya, atau lebih tepatnya dia adalah kakaknya karena Dande yang lahir duluan.

"MOMMY!! WHERE ARE YOU?"

Sebelum sama berteriak, dengan cepat aku mengangkat dulu masakan ku, repot sekali sumpah! "YA BABY! WHAT HAPPEN? ARE YOU OKE?"

"NO MOMMY IT'S NOT GOOD! COME HERE PLEASE!"

"Berisik sekali." Aku menoleh bersamaan terdengarnya langkah kaki yang turun dari tangga, dan disitu lah nampak wajah malas dari suamiku. Ahh, dia pasti terjaga karena mendengar suara cempreng dari si Kanjeng Ratu kesayangannya.

"Kenapa si Baby hobby berteriak sih, mom?" Aku meringis mendengar keluhan suamiku, dia pasti masih sangat mengantuk, mengingat tadi malam Agam lembur dan pulang dini hari. Agam ku itu pasti lelah sekali.

"Good morning my wife," Aku tersenyum karena merasakan kecupan manis di pipiku, dan tak lama sebuah tangan pun melingkar hangat di perutku. Agam kembali memejamkan mata sambil memeluk ku dari belakang.

Rasanya aku seperti mempunyai anak empat.

Aku mengusap lembut punggung tangannya, lalu menoleh demi mengecup sayang pelipis orang yang saat ini menjadi tulang punggung ku di keluarga, "Morning too my hubby," Ia tersenyum masih dengan mata yang tertutup rapat, karena gemas melihatnya, kembali ku layangkan kecupan tapi, kali ini pipi yang menjadi incaran ku.

Agam mengerang, dengan malas ia membuka matanya, "Jangan menggoda ku mom," Ucapnya serak dengan nada khas orang baru bangun tidur. "Coba cium nya disini," Agam menunjuk bibirnya sendiri, "Pasti buat aku melek seketika,"

Aku tertawa seraya mencoba lepas dari pelukannya, "Kalo di situ aku gamau, kamu masih bau jigong!" Canda ku seraya terkekeh.

"Sembarangan!" Agam mengurai dekapannya, membiarkan ku untuk memindahkan nasi goreng dari wajan ke tempat yang semestinya. "Jangan salah aroma jigongku ini buat kamu ketagihan lho, Be."

Astaga dia ini, mana ada sih jigong yang buat ketagihan? Yang ada membuat seketika meninggal.

"Jangan halu, mending sekarang kamu mandi," Aku terkikik seraya berbalik menghadapnya, pekerjaan ku tadi akhirnya telah usai. "Atau kita mandi bareng aja, gimana?"

"Beneran?" Emang dasarnya mesum, mata suamiku yang awalnya sayu sekejap berubah menjadi melotot, tak kuasa aku menahan tawa.

"Yang gituan aja tuh mata sipit langsung bisa melotot," Ucapku masih dengan tertawa geli.

"Soalnya aku tuh sensitif kalo denger masalah itu." Katanya santai seraya menyeringai. Aku mundur teratur karena merasa tak aman melihat aura yang di pancarkan oleh suami ku.

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang