A Burden

2.2K 119 1
                                        

***

"Nih!" Sebuah tangan terulur memberikan sebotol air mineral kehadapan gue. Gue sempat tersentak dari lamunan mendengar suara berat tiba-tiba tersebut, tapi setelahnya gue tersenyum sekilas sebelum menerima air yang dibawanya itu.

Yaa, gue kenal tangan terulur yang menggenggam botol air mineral ini.

Azam..

Gue mendongakkan kepala demi melihat sosok yang kini berada tepat dihadapan gue. "Makasih Yayang accu!" Goda gue padanya tapi Azam hanya tersenyum saja kemudian tanpa berucap apapun ia langsung mendudukkan bokongnya tepat di samping gue.

Azam memang terlihat sedikit pendiam dan dingin menurut gue. Mungkin gue belum terbiasa dengan sikapnya yang berubah! Biasanya kan Azam pecicilan dan tak mau diam tapi sekarang sedikitpun rasanya tak tersentuh oleh gue. Dan gue pun tau alasannya ia bersikap demikian! Mungkin dia lagi sedih-sedihnya. Gue faham! Tapi kalau gue boleh jujur gue tak menyukainya yang seperti ini. Gue merasa asing. Gue merasa dia bukanlah Azam nya gue.

"Tadi ngobrolin apa sama Rafa?" Gue yang hendak membuka tutup botol karena hendak meminum sontak menoleh ke arah Azam yang sedang menatap lurus kedepan. Gue menoleh bukan kaget dengan pertanyaan, yang buat gue menoleh adalah nada dari pertanyaannya.

Ini Azamnya bukan sih?!

Ketus banget sumpah!

Dan tadi apa dia memanggil Rafa?! Azam memanggil tak memakai embel-embel Bang atau Kak.

Aneh bin Tumben sekali,.

Flashback

Setelah selesai memakamkan papa Azam. Rafa memang sengaja dengan setianya menemani jelitanya itu. Ia tak peduli dengan tatapan Azam yang tak suka melihat kehadirannya. Peduli apa dia terhadapnya? Yang ia pedulikan tak lain hanya Elmi itu saja.

Jadi Rafa tak ingin mempermasalahkan tatapan tajam itu buktinya ia kini sudah berhasil menarik Elmi sedikit menjauh dari ramainya suasana rumah Azam. Menurut Rafa tak ada lagi waktu untuk membicarakannya. Jadi walau sedari tadi Elmi meronta karena Rafa telah bersikap kurang ajar padanya dengan menggenggam paksa tangan sang jelita.

"Rafa!!" Teriak Elmi kesekian kalinya. Tapi Rafa sama sekali tak menghiraukannya. "Ok! Kalo lo masih narik-narik gue gini. Gue bakal marah banget sama lo!" Langkah Rafa refleks terhenti. Elmi yang merasa ada kesempitan langsung menarik tangannya paksa dari genggaman Rafa.

Yes! Lepas.

"Dengerin aku El!" Sebuah tangan mendarat mulus di bahu Elmi. "Aku gak sanggup kamu pergi!" Ucapnya tulus dari hati.

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang