Go Away

2.2K 144 5
                                    

Kasih, jika nanti akhirnya aku menyerah pada rasa ini,
Bolehkah aku memohon sesuatu padamu?
Demi sesuatu yang kami lakukan bersama, demi segala kebersamaan yang pernah kita jalani.
Meski bagimu aku bukanlah siapa-siapa. Tapi, Bolehkah aku memelukmu untuk sekali saja? Akankah kau memberiku kesempatan untuk mengucapkan salam perpisahan?

(Crazy_Of_You🎶)

***

Gue menoleh tatkala mendengar sebuah decitan pintu tanda terbuka, dan tak lama terpampang lah wajah lelah Agam dengan menenteng bola yang berada di tangannya. Gue menghela nafas lega akhirnya orang yang gue tunggu-tunggu datang juga. Hampir berjam-jam lamanya gue risau menunggu kedatangannya. Rasa kesal bercampur bingung berkecamuk memenuhi pikiran, ini semua karena ulahnya yang menurut gue tak terpikirkan.

"Agam," Panggil gue seraya beranjak memutari sofa, "Dari mana aja sih," Lanjut gue yang kini sudah berada di hadapannya.

Agam hanya tersenyum kecil seraya menutup kembali pintu, dan hal itu sontak membuat gue tak sabaran ingin memborong pertanyaan padanya mengenai Agas yang datang waktu senja tadi. Apalagi datangnya tuh Kadal karena di suruhnya. Padahal kan keberadaan gue disini sungguh di rahasia kan.

"Tadi si Agas kesini," Ucap gue to the point. "Parahnya tadi gue yang ketemu dia disini". Lanjut gue. Tapi dengan nyebelinnya Agam malah dengan santainya berjalan ke dapur, ia tak menghiraukan ucapan gue.

Astaga!

Dia bisa bersikap sesantai ini, sedangkan gue sedari tadi panik ini melanda diri.

"Lo denger gue gak sih!!" Geram gue karena kini melihat Agam dengan santainya mengambil air mineral di dalam lemari pendingin.

"Agam!!" Panggil gue lagi seraya berjalan mendekatinya.

"Hmmm??"

"Denger gue gak sih?"

"Yaa, Ay, gue denger, " Ucapnya seraya meminum air dingin tersebut.

"Tadi si Agas kesini, ke apartemen lo,"

"Hmmm!!"

"Dia nemu gue disini!"

"Oh,"

Heh??

"Oh doang?" Ucap gue tak percaya.

Oh Tuhan, demi apapun kenapa dia menyebalkan seperti ini. Lihat muka nya! Kenapa biasa saja sih? Tak ada terkejut-terkejutnya sama sekali.

"AGAM!!" Teriak gue karena tak bisa menahan kekesalan ini, ia menoleh mendengar teriakan gue dengan tampang tak berdosa. Ia malah terlihat bingung disana.

Idiot!

"Kok lo biasa aja sih?" Ucap gue yang benar-benar merasa jengkel. "Tadi tuh si Agas kesini, mergokin gue. Gue dari tadi risau sedangkan lo, malah nyikapinnya acuh gini,"

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang