Bocah Tengil

2.7K 127 2
                                    

Elmi POV

Setelah kejadian seminggu lalu. Agam jadi berubah baik. Dia tak lagi mengancam gue, memaksa sekehendaknya, bahkan peraturan konyol yang di buat nya itu gue rasa sudah tidak di berlaku kan.

Saatnya kita bilang!!!??

ALHAMDULILLAH!!

Gue rasa wajar dia bersikap demikian. Karena dia telah membuat gue sakit gara-gara menunggunya pacaran. Gue masuk angin dan seminggu tak masuk kuliah.

HA HA HA!! Ketawa setan guys!

Lebay kan gue? Gara-gara masuk angin doang seminggu gue bolos kuliah. Tapi, mau bagaimana? Setiap gue bangun pagi-pagi. Pasti gue muntah. Habis muntah badan gue lemas. Dan kalau sudah lemas. Iya, obatnya hanya satu.

Ranjang beserta teman-temannya.

Tapi hari ini gue merasa bosan. Bosan gue tidur melulu. Dari kemaren gue berubah jadi sangat malas. Tidak ada yang gue lakukan selain tidur, makan, tidur, makan. Hanya itu saja yang gue lakukan setiap harinya. Mandi saja gue hanya sekali sehari. Bayangkan?

Tapi Agam tak pernah protes atas tingkah gue. Mungkin dia memaklumkan karena gue sakit. Dan sakitnya gue ini karena dia juga kan. Jadi alangkah baiknya Agam tak pernah mempermasalahkan. Ini terlihat indah bukan?

Makmur idup gue cuy!

Sekarang disini lah gue berada. Di daerah perumahan elit kawasan ibu kota. Ya, gue memutuskan untuk keluar apartemen untuk sekedar menghirup udara segar. Lama-lama nanti gue bengek selalu menghirup oksigen di dalam apartemen Agam saja. Gue juga butuh referensi otak jadi gue memutuskan untuk pergi mengunjungi rumah Riva.

Ahh rasanya sudah lama tak pernah main kesini menemui Mommy Lita. Tak lain adalah ibunya Riva.

"Tak ada yang berubah" Ucap gue setelah memasuki halaman rumah Riva yang masih di penuhi dengan bunga-bunga. Sebelumnya gue sudah menemui Satpam yang sudah begitu gue kenal agar bisa masuk ke dalam rumah.

Rata-rata semua yang tinggal di rumah Riva ini gue mengenalnya. Dari pekerjanya sampai member keluarga gue kenal semua!

Rumah Riva sangat luas dan mewah. Keluarga Tanjung memang kaya raya. Sangat sukses dalam segi bisnisnya. Mobil-mobil berjejeran di setiap bagasi nya. Dan jika kalian sudah memasuki pekarangan rumahnya. Kalian akan di suguhkan pemandangan yang indah dan asri. Halaman Riva dihiasi dengan berbagai macam jenis bunga. Dan sudah di pastikan ini kerjaan Mommy Lita ibu nyentrik sang pecinta akan segala jenis bunga.

Mommy Lita sudah gue anggap sebagai ibu gue sendiri. Karena memang itu permintaannya. Gue masih ingat! Saat pertama gue main kerumah Riva waktu itu pas gue masih kelas 10 SMA, gue sudah di perlakukan sangat Istimewa olehnya.

Keluarga Riva begitu baik dan sudah menganggap gue bagian dari keluarga katanya. Dan gue rasa kata-kata itulah yang selalu di ucapkan ibu beranak satu itu setiap gue mengunjungi rumahnya.

Ya, mommy Lita hanya mempunyai anak satu yaitu Riva. Jadi tak heran jika Riva membawa temennya kerumah pasti akan dianggap anak oleh nya.

Mommy Lita yah? Sungguh berbeda dengan mama! Heumm mama gue yah? Apa kabar dia?

"Assalamualaikum!" Salam gue. Dan sudah tak canggung lagi gue langsung masuk kedalam rumah setelah mengucapkan salam. Ini bukannnya tidak sopan. Tapi gue sudah biasa melakukannya.

"Mommy!! Elmi kangenn" Ucap gue manja setelah memasuki area dapur super megah yang dimana Nyonya Lita sedang berkutat dengan kue nya. Gue langsung memeluk sayang wanita paruh baya itu dari belakang.

Touch Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang