Mau sekuat apapun kamu! Kamu takkan bisa merubah kodrat bahwa wanita tetap lemah. Jadi, berhenti pura-pura tegar.
-AgamVikriPermana-
***
Agam POV
Wanita itu! Selalu lucu saat sudah dalam mode sewot. Gue senang selalu membuat dia kesal dan dia akan menatap tajam gue dengan mata melototnya itu.
Elmi Ayudia...
Wanita rapuh yang sok tegar, mata penuh kehancuran tapi ia selalu sembunyikan nya dengan senyuman sialan itu. Gue tak tahu persis permasalahannya, yang jelas selama satu minggu ini ia tinggal bersama gue, dia selalu terbangun pas tengah malam dan akan menangis. Mungkin bisa di katakan beban dia sangat besar! Dan anehnya terbesit rasa gue ingin menolongnya.
Ck, seperti pahlawan bukan ingin menolongnya! Pahlawan kesiangan!!
Hahaha!! Mari kita semua tertawa dengan keinginan sok dermawan gue ini.
"Mau kemana tuh anak?" Tanya Inggil setelah melihat Elmi berjalan melewati ruang televisi dan gue mengekor di belakangnya. Kemudian Elmi hilang di balik pintu Apartemen dan gue kembali duduk di sebelah teman sinting gue ini.
"Rapat," Jawab gw seadanya. Dan Inggil hanya menganguk tanda 'ohh'.
"Gam!!" Panggil Inggil, gue hanya berdehem sebagai respon, gue masih fokus melihat layar televisi.
"Ada motif apa lo sama si Elmi? Dia tinggal sama lo??" Gw tertegun mendengar pertanyaan teman gue itu! Motif! Ok gw disini sudah seperti penjahat kawan!!
"Nekad lo gile," Ucapnya lagi seraya tertawa, gue menoleh ke arah nya bingung.
"Nekad??" Tanya gw heran.
"Iya. Ketahuan pacar lo baru tau rasa," Gue tersenyum kecil kemudian mantap layar televisi kembali seraya menyadarkan punggung di sofa.
"Dan ketahuan si Rafa di keluarin dari kampus lo hahaha," Ucapnya lagi dan dia kian terbahak. What? Si Rafa ngeluarin gue. Ada hak apa dia? Kok gue sewot gini denger nama tuh calon dokter.
"Cih! Si Rafa cuma anak dosen mana bisa ngeluarin gue besok!" Sengit gue seraya menoyor kepalanya.
"Terus lo udah siap di keluarin dari hatinya si Putri hahaha" Ucapnya lagi seraya tertawa dan membuat gue kesal saja.
"Gue cuma mau nolongin dia apa salah?" Ucap gue akhirnya.
"Nolongin?? Sejak kapan lo broo peduli sekitar gini," Ucapnya seolah gue sedang bercanda.
"Yaa, sejak dia minta pertolongan," Jawab gue santai dan Inggil mengerutkan dahinya bingung.
"Dia di gebukin si Rafi," Ucap gue serius dan kini menatapnya.
"Anjir!! Seriusan? Gila tuh si Rafi masa mukulin perempuan," Jawab Inggil tak percaya.
"Iya kalo gue kaga datang mungkin tuh cewek udah mati. Lo inget kaga? Waktu perayaan akhir masa ospek di kampus yang band kita tampil? Dan kaga jadi itu," Inggil hanya manggut-manggut sok ngerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
Literatura Feminina(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...