Rindu adalah rasa yang misterius.
***
Akhirnya gue bisa masuk kuliah juga hari ini, menjalankan aktivitas seperti biasa dan luka-luka itu pun sudah memudar jadi tak akan ada yang curiga lah kenapa gue lama menghilang.Gue sebel banget sama si Agam jahat banget ninggalin gue berangkat kuliah mana gak bangunin gue lagi. Di tambah apartemen dia dari kampus jaraknya lumayan jauh. Lengkap banget penderitaan gue.
Tapi untungnya gue punya sahabat yang baik banget. Dan Azam mau jemput gue hari ini. Gue sekarang lagi duduk di halte nunggu Azam sambil sesekali celingukan mencari keberadaannya. Gue kangen juga sama tuh anak, siap-siap deh di serbu banyak pertanyaan sama dia.
Dan gue menangkap sosoknya, sosok yang sedang mengendarai sepeda motor tak terasa senyum ini mengembang. Gue berdiri dan dadah-dadah manja ke arah Azam sambil nyengir dan Azam pun melihat ke arah gue dan tersenyum.
Oh senyum itu lama tak ku jumpai. Gue bener-bener merindukannya.
Azam berhenti tepat tak jauh dari tempat gue menunggu nya. Gue berdiri dan menghampirinya. Azampun turun dari sepeda motor kendaraannya dan langsung memeluk tubuh gue. Gue tersenyum dan membalas pelukannya.
"Kangen banget yah yang sama aku?" Goda gue padanya. Azam melepas pelukannya.
"Pede gila" Ucapnya tak mau ngaku. Gue hanya tersenyum geli.
"Belagu pake sakit segala" Tuturnya lagi sambil mencubit hidung gue.
"Udah sembuh dong, weks," Jawab gue sambil menjulurkan lidah ke arah nya. Azam memasang wajah pura-pura manyun.
"Yuk berangkat!" Ucapnya sambil menggandeng tangan gue menuju motornya. Azam selalu seperti ini membuat semua orang salah faham saja tapi gue sudah biasa seperti ini sama Azam. Pasti orang-orang di sekitar kami ini beranggapan bahwa kami pacaran, sekarang saja terbukti dengan tatapan-tatapan mereka ke arah kami itu. Gue mulai risih di tatap seperti itu.
"Ay ngebut yah?" Ucap Azam setelah sampai di motornya dan menyerahkan helm ke gue.
"Ok! Kan aku udah bilang kalo aku di bonceng kamu, anggap aku bukan orang tapi beronjong belanjaan..," Azam tertawa dan membantu gue memasang pengaman helm. Setelah itu Azam naik ke motor disusul gue. Dan kami pun berlalu menuju kampus.
Azam benar-benar ngebut mengendarai motornya. Dia memang seperti ini kalo bawa motor seperti orang yang kesetanan. Dan sudah di pastikan pasti rambut gue acak-acakan sekarang. Dan tak lama kami pun sampai di kampus. Kami pun menuju tempat parkiran.
"Aku bukan orang yah Yang, tapi beronjong belanjaan" Ucap gue menyindir Azam yang tadi mengendarai motornya kaya gak lagi bawa anak orang aja.
Gue membuka helm. Azam tertawa melihat penampilan gue. Rambut gue bener acak-acakan seperti gembel sekarang. Gue manyun karena Azam menertawakan gue."Kamu kaya gembel Ay" Ucapnya di sela-sela tertawanya.
"Enak aja" Jawab gue sewot dan berusaha membenarkan tatanan rambut gue.
"Sini-sini aku bantuin benerin," Ucap Azam seraya membantu merapihkan rambut gue. Kami terlihat mesra sekarang. Kami memang tak pernah sungkan melakukan hal seperti sekarang di depan umum. Bagi gue itu semua sudah biasa. Kami sering di cengin junior-junior kita. Bahkan tak jarang juga gue dan Azam sering di gosipkan pacaran tapi sebenarnya tidak. Azam sudah punya seseorang yang spesial meski tak pacaran dan gue juga masih berhubungan dengan Rafa. Jadi Kami hanya bersahabat saja.
"Cie kak Azam!" Ucap salah satu mahasiswi yang lewat sepertinya dia junior gue. Gue sering banget mendapatkan cengan seperti itu. Gue dan Azam saling pandang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch Love (COMPLETE)
ChickLit(DEMI KENYAMANAN MEMBACA, HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU YAW) WARNING!! DALAM MASA REVISI! HANYA BENERAPA PART YANG SUDAH DIGANTI DENGAN PENYEBUTAN KATA AKU. THANK YOU:* --- Kamu dikirim Tuhan untuk menopangku atau menjatuhkanku? Hubungan ini.. Rumit...