***
Kamu itu jangan terlalu jutek dengan saya. Takdir siapa yang tahu? Bisa jadi suatu saat nanti kamu jatuh hati pada saya.
***
Krining krining...
Jam weker Alena berbunyi. Bunyi itu membuat gadis yang baru saja bermimpi dinikahi Zac efron itu mengerjapkan matanya.
Dia bangkit dari kasurnya dengan langkah berat dan tertatih. Jika saja ini bukan hari sekolah, dia malas sekali bangun sepagi ini.
Alena membuka jendela kamarnya dan merenggangkan otot-ototnya. Dia membiarkan udara pagi yang menyejukkan itu merasuk indera penciumannya.
Setelah memakan waktu kurang lebihnya lima belas menit untuk mandi, Alena menuju ke lantai bawah untuk sarapan bersama keluarganya. Kebetulan kamar dia dan Dave ada di lantai dua, jadi mau tidak mau dia harus menuruni beberapa anak tangga untuk menuju meja makan. Ya, sekaligus olahraga kecil di pagi hari, bukan?
"Alena, kamu ingin makan nasi goreng atau roti?" tawar Ratih pada Alena yang baru saja datang dari kamarnya. Dia melihat putrinya sudah berpenampilan rapih dan siap untuk berangkat sekolah.
Alena menarik kursi dan duduk didepan mamahnya. "nasi goreng aja mah," jawabnya lalu menumpuhkan badannya ke kursi itu, "kebetulan ada upacara hari ini, gak mungkin kan kalo Alena makan roti aja?"
Hari ini hari senin, seluruh murid di sekolah nya melaksanakan upacara bendera. Dengan tujuan menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur karena memperjuangkan kemerdekaan.
Ratih dengan tampilan paginya itu mengangguk dan mulai menyendokkan beberapa centong nasi goreng di piring untuk Alena.
Dave yang masih berstatus siswa menengah pertama itu menatap kakaknya, "Kak nanti sore bantuin gue kerjain pr matematika ya." cowok berseragam putih biru itu mengedipkan sebelah matanya guna mendapatkan perhatian kakaknya.
Alena yang melihat itu mengangguk tanpa bersuara, pasalnya ia sedang melahap nasi gorengnya. Karena kata orangtuanya, jika makan itu tidak boleh berbicara.
***
Setelah Alena menghabiskan sarapannya dia pamit pada keluarganya dan memasuki mobilnya bersama Dave.
Mereka sudah biasa berangkat sekolah bersama dan tentu saja Alena yang mengendalikan kemudinya. Selain faktor umur dan keahlian Dave yang tidak memumpuni untuk mengendarai kendaraan beroda empat ini.
Jadi mau tidak mau Alena harus mengantarkan Dave terlebih dahulu ke sekolah. Dave bersekolah di SMPN 77 Cahya bakti. Sekolah ini hanya berjarak kisaran 1km an dari sekolah Alena.
"Kak. Gue berangkat dulu ya." kata Dave seraya mengecup singkat pipi kiri kakaknya.
Alena mengangguk dan "Iya belajar yang bener! Jangan malu-maluin keluarga Saudad, oke? Awas aja nilai lo kecil gara-gara game!" Walau dengan nada sedikit dikeraskan, Alena mengusap pucuk kepala Dave.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Hugie (TERBIT)
RomantizmVERSI BARUNYA DITERBITKAN OLEH BIBLIOPUBLISHING. SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS. Alena Nathalia Saudad harus bernasib buruk ketika bertemu dengan om-om sejuta percaya diri. Terlalu narsis dan perayu ulung. Astaga... Bahkan Alena harus geleng...