Chapter 41. Dinner with Camer (2)

5.7K 332 28
                                    

Gapapakan aku up chapter ini jam seginian? Yang penting aku tepatin, kalo update chapter 41 hariini😙

Chapter ini tuh lanjutan dari chapter sebelumnya, so seph saranin alangkah baiknya kalian baca chapter sebelumnya lalu baca ini. Biar nyambung aja gitu hehe.

Vote dan komentar dari kalian selalu aku tunggu

***

Kamu torehkan rasa itu dihatiku. Rasa dimana aku enggan untuk meninggalkanmu. Rasa dimana aku selalu memaksa keadaan agar kamu selalu disisiku. Terkesan jahat memang, tapi itulah kenyataannya. Aku hanya ingin kamu milikku, itu saja.

***

Kintan dan Diandra sudah berpamitan pulang Karena sebentar lagi Alena akan pergi dinner. Kaliini Diandra kembali memilihkan heels yang match untuk Alena dan pilihannya itu jatuh pada heels berwarna hitam dengan tinggi lima centi meter.

Heels ini pemberian tantenya saat ulangtahunnya yang ke delapan belas tahun. Menurut Diandra heels hitam ini cocok untuk gaun yang digunakan Alena. Memberikan kesan glamour. Warna hitam memang warna yang netral. Warna itu bisa cocok jika dipadukan dengan warna lain.

Gadis itu sedang duduk di sofa ruang televisi bersama mamahnya dan Dave. Mereka sedang menonton acara televisi dan Alena juga terpaksa ikut, demi membunuh rasa jenuh nya dalam menunggu jemputan prianya itu.

Reaksi pertama yang diberikan Dave saat melihat penampilannya itu sangat berlebihan. Adiknya itu membelalakan mata dan mulutnya ternganga lebar-lebar. Dan Alena pun hanya bisa mendengus jengah dengan bola matanya yang memutar. Atau berharap jika ada lalat yang sedang mabuk dan masuk kedalam mulut Dave. Jahat? Biarkan saja! Dia menyukai rutinitas jahil itu kepada adiknya. Karena baginya kakak adik tanpa bertengkar dalam artian tidak terlalu serius itu payah dan hambar. Tapi percayalah, dibalik itu semua mereka saling menyanyangi satu sama lain.

Sedangkan reaksi mamahnya saat melihat penampilan dia itu takjub. Ratih merasa anaknya itu sangat cantik dengan tampilan seperti ini. Disisi yang lain, wanita paruh baya itu merasa de javu. Karena Ratih pernah bermimpi jika anaknya akan berpenampilan seperti ini dan akan diajak dinner bersama kekasihnya.

"Hugie jemput kamu jam berapa sayang?" tanya Ratih yang berada disamping Dave. Wanita paruh baya itu sedang bersandar dengan adiknya yang sedang merebahkan kepala di pahanya.

Alena yang rambutnya digeraipun menatap mamahnya. "Sebentar lagi mah, katanya dia lagi perjalanan."

Kenyataannya memang seperti itu. Hugie mengatakan jika dia sedang dalam perjalanan ke rumahnya saat mengirimkan pesan lima belas menit yang lalu.

Tak bisa dipungkiri, rasa penasaran itu muncul di benak Alena. Gadis itu penasaran bagaimana penampilan Hugie kaliini. Dia pasti yakin, jika Hugie akan selalu tampan dengan penampilan apapun.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang