Chapter 64. (Not) Give Up.

4.1K 324 142
                                    

Hallo.
Ada yang kangen diriku?
Wkwkwk

Vote + komentar untuk chapter selanjutnya ya kak😜 jadi jangan pelit, timbang kasih gitu doang wkwk.

Vote + komentar untuk chapter selanjutnya ya kak😜 jadi jangan pelit, timbang kasih gitu doang wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

___________________________

"Sejauh apapun kamu berusaha menjauh dari saya. Maka saya akan lebih jauh lagi untuk mendekatimu. Merengkuhmu dalam suasana seperti lalu."

- Hugie Dirgana P.

"Masuk," sesaat pintu itu terbuka ketika Hugie mempersilahkannya masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Masuk," sesaat pintu itu terbuka ketika Hugie mempersilahkannya masuk.

Lelaki yang berpakaian kemeja putih dan juga menenteng sebuah DVD melangkahkan kakinya mendekat kearah Hugie. Pria itu tengah melakukan perintah dari CEO Dirgana corp.

"Silahkan duduk, dan berikan rekaman itu kepada saya." Hugie mengatakannya nada dingin.

Perasaannya masih sama dan belum sama sekali membaik, walau kebenaran sudah dia dapatkan. Ada masalah lagi yang harus diselesaikannya, yaitu mendapatkan maaf dari Alena juga membuktikan jika Manda yang sudah dipercaya berhianat atau tidak.

Jika iya Manda telah berhianat, maka wanita itu sudah salah besar. Sudah salah bermain kecurangan dengannya. Sudah tahu betul jika Hugie paling tidak suka dengan kebohongan, lalu mengapa Manda bermain itu?

"Ini pak rekaman cctv minggu lalu, sesuai yang bapak minta." Lelaki itu mengerahkan DVD nya pada Hugie yang langsung diterima. "Apa ini akurat?" Terkesan retoris, namun Hugie ingin memastikan saja.

"Tentu pak, ini rekaman cctv aslinya. Tanpa adanya rekayasa." Mengatakan itu dengan sedikit helaan pasrah.

Hugie memasukan DVD itu ke laptopnya. Dimana matanya mulai melihat gerak-gerik gelisah Manda yang berada di kubikelnya dengan penuh kebohongan. Memang, saat itu dia sedang melakukan rapat dengan Riko, juga beberapa pembisnis lainnya. Dan salah satu kebiasaan Hugie ketika rapat adalah menitipkan ponselnya kepada Manda, dengan tujuan agar dia fokus selama menjalani meeting.

Saat itu juga matanya menajam dan tarikan nafasnya mulai penuh amarah, disaat matanya mulai melihat Manda memainkan ponselnya. Hugie tidak pernah memasang password di ponsel, maka dari itu Manda bisa dengan mudahnya menyabotase benda itu.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang