Chapter 46. The damn letter.

5.2K 295 35
                                    

Maaf, baru bisa up. Akhir² ini lagi sibuk sama acara di sekolah yang mengharuskan pulang larut banget. Kalopun maksain banget buat up, aku gakuat seriusan jatuhnya aku capek. Karena yang ada di otakku pas pulang dari sekolah itu T I D U R 😂

Ya gimana ya badan lelah banget, kalopun maksain buat nyambungin kata perkata buat jadi cerita jatohnya magrek. Entahlah, aku kalo buat cerita itu ketika badan aku lagi support, mood dan ah, makanan yang memadai :v

Vote + komentar jangan lupa. Jujur itu sangat bermakna buat dorongan mood aku buat nulis.

H a p p y r e a d i n g

***

Kamu adalah penenangku. Penenang segala risau ataupun ketakutan yang menyergapku. Aku percaya, selama ada kamu sesuatu akan berubah menjadi baik.

- Alena Nathalia S.

***

Ketika semuanya berubah, mungkin perasaan cinta Alena ke pria yang bernama Hugie itu tidak akan pernah berubah.

Sampai detik ini perasaan gadis itu masih sama, masih selalu degup jantungnya yang gila-gilaan saat berada di dekat pria itu, tetap pipinya yang memanas kala Hugie menggodanya dengan gombalan yang terdengar receh namun bagi Alena itu sangat berarti.

Baginya, Hugie adalah sesuatu dimana dia harus selalu menjaganya agar tidak terlepas, dimana dia merasakan ketegangan yang berada ditingkat tertinggi saat membaca sebuah surat ketika membuka pintu karena bel rumahnya berbunyi.

Maksudnya begini, tadi sewaktu Alena sedang berbaring, menikmati kesantaian, dia mendengar bel rumahnya berbunyi dimana gadis itu berlari tergopoh-gopoh dan menemukan sebuah surat tergeletak di bawah pintu namun tidak ada nama pengirimnya.

Alena juga tidak menemukan siapa dalang dari pengetok pintu itu. Dia membawa surat dengan amplop berwarna merah itu yang diyakini ini untuknya kendati ada namanya di sudut kanan atas. Rasa bingung itu kembali menghampirinya, rasa dimana pikirannya berkecambuk perihal siapa pengirim surat ini, dan apa tujuan dari surat ini?

Dengan cepat gadis itu membuka suratnya saat pantatnya sudah ditempelkan di sofa ruang televisinya.

To : Alena.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang