Happy reading❤
***
Salahkah aku berharap kamu menyatakan perasaanmu suatu hari nanti?
Dimana aku akan berbunga-bunga setelahnya.- Alena Nathalia S.
***
Hari berganti pagi, dimana dia harus kembali membuka mata dan kembali menjalankan rutinitasnya sebagai pelajar, yaitu sekolah.Dimana otaknya akan kembali menerima berbagai materi dari sang guru. Tiga sampai empat mata pelajaran yang berbeda sudah menantinya hariini. Siap tidak siap Alena harus siap, karena ini untuk masa depannya. Dan lagipula dia tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya dengan bersekolah malas-malasan.
Walau Riko dan Ratih tidak menuntut Alena untuk mendapat peringkat di sekolah, akan tetapi mereka berharap agar anaknya belajar dengan giat. Baginya peringkat dikelas adalah bonus. Kesuksesan juga tidak bisa dilihat dari seberapa banyak peringkat yang kita dapatkan dari sekolah dasar hingga menengah atas, bukan?
***
Gadis yang sudah memakai seragam sekolahnya melangkahkan kaki jenjangnya menuju ruang makan, anak tangga satu persatu telah dilewatinya. Matanya melihat keluarganya itu sudah berkumpul di meja makan, tentu saja sedang sarapan. Sudah dapat dipastikan masakan mamahnya kali ini lezat.
"Selamat pagi mah, pah, Dave." sapa Alena pada keluarganya dengan senyum mengembang.
"Hei, sini sayang!" Ratih yang pertama kali menjawab sapaan Alena. Dia tersenyum saat melihat putrinya yang mendekat kearah kursi didepannya.
Riko hanya menganggukan kepalanya.
Gadis itu menarik kursi didepan Dave. Dia melihat Dave sedang menatap dirinya penuh makna.
"Kak! Kenapa lo senyum-senyum gitu?" cowok itu melihat kakaknya yang sedang mendudukan dirinya. "Apa lo kesambet?"
Cowok berkaos olahraga itu mengerutkan dahinya. Dia bingung akan sikap kakaknya pagi ini. Karena jarang sekali Alena bersikap begitu ceria. Biasanya kakaknya ini langsung mendudukan diri dan menyantap sarapannya. Tidak seperti ini, dimana gadis itu menyapa kedua orangtuanya terlebih dulu.
Sesaat dia berintuisi, apakah kakaknya ini kesambet hantu pohon tauge depan rumah paman sam? Ya, paman itu adalah tetangganya.
Dia adalah seorang petani yang cukup sukses diusianya yang cukup tua. Walau begitu, dia masih suka menanam berbagai pohon di rumahnya. Termasuk pohon tauge. Kata teman Dave yang indigo itu, pernah melihat sosok anak kecil yang sedang menampakan diri di pohon itu.
"Cih, bukannya lo seneng kakaknya banyak senyum gini, malah lo ejek!" pemutaran bola mata dilakukan oleh Alena. "Jahanam kau Dave!"
"Gue begini biar makin cantik Dave!" gadis itu menyibakkan rambutnya, lalu menoleh kearah kedua orangtuanya. "Iyakan, mah, pah?"
"Sumpah lo nyeremin banget kak hariini!" Dave menyuapkan nasi ke mulutnya. "Gue takut lo kesambet pohon toge paman Sam!"
Jelas saja Alena membelalakan matanya. Dia tidak terima jika dikata telah kesambet hantu. Gila saja! "Lo tuh ya---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Hugie (TERBIT)
RomanceVERSI BARUNYA DITERBITKAN OLEH BIBLIOPUBLISHING. SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS. Alena Nathalia Saudad harus bernasib buruk ketika bertemu dengan om-om sejuta percaya diri. Terlalu narsis dan perayu ulung. Astaga... Bahkan Alena harus geleng...