Chapter 15. (not) New Friend!

7.3K 498 6
                                    

***

Terkadang sang waktu bisa mempertemukan dua insan yang berpisah.

Namun juga sang waktu bisa memisahkan dua insan yang saling melebur oleh paradigma cinta.

***

"Len pokoknya nanti istirahat, lo harus lihat murid baru yang gue ceritain kemarin!"

Alena dan Diandra kini berada di kelas. Mereka sedang belajar Bahasa Indonesia.

Diandra mengajak Alena untuk menemui si murid baru yang katanya blasteran Spanyol itu dengan antusias. Diandra mengajaknya dengan antusias, dia tidak mempedulikan ibu Rasni yang sedang memberikan materinya di depan.

Padahal menurut Alena, penjelasan materi dari beliau sangat penting, karena sedang membahas materi-materi yang biasa muncul di soal ujian nasional.

Gadis itu bingung, mengapa sahabatnya ini sangat ingin sekali mempertemukannya dengan si murid baru itu. Begini, apa hubungannya dengan si dia? Mereka tidak saling mengenal. Lagipula hidup Alena tidak akan jungkir balik jika dia tidak mengenal si murid itu.

Alena mengacuhkan perkataan Diandra. Matanya masih menatap sang guru dan telinganya dia pasang baik-baik untuk mendengarkan materinya. Dia memperhatikan dengan cermat.

Diandra mendengus sebal karena tak mendapatkan respon dari temannya. "Alena! Lo dengerin gue gak sih?"

Gadis itu menggeleng tak berdosa, dia tidak mengeluarkan satu atau dua patah kata.

"Ih! Gue sebel sama lo, len! " Diandra memajukan sedikit bibirnya.

"lagian lo berisik banget ndra! Sumpah lo udah tiga kalo ngomongin itu sama gue." sembur Alena.

Dia merasa Diandra sangat berlebihan. Bagaimana tidak? Dia sudah mendengar pernyataan yang sama sebanyak tiga kali dalam hariini. Bagaimana tidak jengah?

"tapi kan gu--"

"Alena, Diandra! jika kalian ingin mengobrol tunda dulu. Sekarang waktunya belajar! Sebentar lagi istirahat. Tolong jangan membuat kegaduhan!"

Ucapan Diandra terpotong oleh bu Rasni yang menegur mereka, karena hanya mereka yang mengobrol di kelas. Sekarang mereka berdua menjadi pusat perhatian teman sekelasnya.

"Ma-maaf bu.." kata Diandra.

Alena mengangguk, membenarkan perkataan sahabatnya itu.

Sebuah anggukan kepala dilakukan oleh wanita itu. "ya sudah. Karena lima menit lagi bel istirahat. Saya akhiri pertemuan harini."

***

Bel istirahat berbunyi. Dimana bel ini membuat seluruh murid bergegas ke kantin ataupun tempat yang lainnya.

Bel ini juga seolah menjadi pengais rezeki bagi mereka yang berdagang di kantin. Dimana tempat mereka akan didatangi oleh para murid yang memesan makanan ataupun minuman. Dimana mereka akan mendapatkan sebuah uang setelahnya.

"Ayo len. Kita cari murid baru itu." Diandra menarik lengan Alena yang sedang memasukan bukunya kedalam tas.

Alena mengangguk pasrah karena dia harus mengalah. Daripada gadis itu harus menerima pernyataan itu terus hingga telinganya berasap.

Tidak mungkinkan?

Gadis itu bangkit dari duduknya dan berjalan bersama Diandra keluar kelas, mencari si murid baru itu.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang