Chapter 34. Make a Piece.

5.7K 351 19
                                    

----
Hidup itu menarik. Hidup itu memberikan banyak bumbu dalam detiknya yang kian berjalan. Saat ini hidup kita bahagia, bisa jadi besoknya hidup kita tak berwarna.

----

Alena pov.

Mengapa dekapan ini terasa menyakitkan dan menenangkan dalam bersamaan? Lengan kokohnya membungkus tubuhku yang sedikit menggigil di bawah guyuran hujan yang semakin lama makin deras ini.

Disisi lain, ini menyakitkan. Rasanya seperti aku dibawa keliling antariksa, usai itu aku dilepas dibiarkan jatuh di jurang yang bahkan tiada kebahagiaan.

Mengapa sang waktu dengan jahatnya mempertemukan mataku dengan kejadian sialan itu? Kejadian itu terus berputar-putar di pikiranku seperti kaset rusak.

Dimana dia sedang duduk dan memainkan ponselnya dan tiba-tiba wanita--- yang katanya teman lamanya itu mencodongkan tubuhnya lalu dengan cepat wanita itu menarik dagu kak Hugie dan saat itu dimana dia dicium wanita lain membuat tangisku kembali memecah, emosiku kembali mencuat hingga aku terus meronta dibalik pelukannya.

Ini cukup sakit. Kejadian itu dengan jahatnya terus berputar-putar.

"Saya bisa jelasin len..." dia mengatakan itu seraya lebih mendekapku dengan erat. Lebih membenamkanku kedadanya yang berdetak kesetanan.

Tidak, ini tidak bisa seperti ini terus-terusan. Darah panasku kembali mendidih hingga membuatku--- membuat tanganku memukul dadanya dengan sekuat tenaga, "lepas bodoh." ujarku tajam seraya tangisanku yang semakin terisak.

Ini menyakitkan, sungguh menyakitkan. "Jelasin apa? Jelasin kalo lo dicium oranglain hah?"

Perlahan namun pasti, aku dorong tubuhnya. Hingga rasa hampa menyelimutiku saat ini. Seolah ada yang hilang dari diriku.

Kosong.

Itu yang kurasakan kembali. Dinginnya hujan kembali menusuk kulit.

Kutatap matanya yang memerah dan wajahnya yang nanar dengan mataku yang sudah berlinangan air mata, "Apa ini yang dinamakan jatuh dan terluka karena cinta?"

Dia menatapku dalam dengan matanya yang memerah. Seharusnya aku tahu-- jika aku harus menerima pahitnya jatuh karena ini. Karena aku sudah jatuh cinta, dan membiarkan aku jatuh dan terluka setelahnya.

Mataku melihat ada taksi yang melintas. Tentu saja ini bagus. Memberhentikannya lalu memasukinya--- seraya menulikan ucapannya. Dibalik kaca belakang taksi yang kutumpangi, aku melihat dia bersimpuh dibawah genangan hujan.

Apakah sakit ini, dia juga merasakannya?

***

Hugie pov.

Ini memang bodoh, bodoh, bodoh..

Katakanlah aku ini brengsek, bejat, atau apapun karena telah melukai hati gadis kecilku. Gadis yang membuatku jatuh cinta.

Hatiku serasa tercabik lalu diremas setelah itu perlahan diiris saat mataku melihat wajahnya yang penuh air mata, saat telingaku mendengar tangisannya.

Aku tak peduli jika ini berlebihan. Aku tidak peduli dengan tatapan orang yang seperti menganggapku penuh drama--- kala aku bersimpuh dan berteriak memanggil namanya seperti ini. Mereka tidak merasakan sakitnya, aku yang merasakannya.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang