Chapter 7. The Hugie's Past.

11.4K 656 8
                                    

***

Bukan aku tak mempercayai indahnya cinta. Hanya saja, aku takut kejadian pahit masa lalu tentang pembodohan cinta kembali menganga setelah kututup kubangan pahit itu rapat-rapat.

- Hugie Dirgana P.

***

Ditakdirkan menjadi seorang CEO sukses di usia nya yang masih muda ini, mau tidak mau Hugie diharuskan menghabiskan waktunya dengan setumpukan dokumen atau tidak rapat penting dengan berbagai perusahaan sukses lainnya.

Awalnya Hugie tidak pernah tertarik dengan dunia perbisnisan macam ini. Dari kecil dia mempunyai cita-cita menjadi seorang dosen ternama, namun harus segera dipupuskan oleh keinginan papahnya yang meminta dia meneruskan perusahaan lainnya yang dimiliki beliau.

Setya benar-benar memiliki darah pembisnis yang cukup kuat, dia memiliki tiga perusahaan ternama sekaligus, bahkan semuanya sudah terkenal hingga Asia Tenggara. Awalnya Setya juga mendapatkan hasil warisan dari papahnya berupa perusahaan, alhasil dengan kegigihan yang dia lakukan pria itu berhasil memunculkan dua perusahaan lagi yang sama-sama sukses.

Dan dua perusahaan itu, satu diberikan pada adiknya, Hendra. Dan satu laginya pada anaknya Hugie. Memang ya, pepatah buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, karena Hugie juga berhasil mengikuti jenjang Setya sebagai pembisnis yang sukses. Sedangkan adiknya yang satu lagi berkerja sebagai pengacara.

Di usianya yang menginjak angka dua puluh satu, Hugie tidak seperti pemuda lainnya yang masih senang berhura-hura dan menghabiskan seluruh kekayaan orangtuanya. Sedari kecil, dia selalu diajarkan papahnya untuk selalu memandang kedepan dan berpikiran luas.

Maksudnya, hidup tak selamanya berpijak pada detik ini, hidup selalu berputar. Siap tidak siap baik suka maupun duka akan menghampiri kita. Mandiri? Itulah kata yang harus dijunjung tinggi olehnya.

Mungkin terkesan berlebihan untuk Setya yang mengharuskan anaknya untuk meneruskan perusahaan nya yang cukup mendongkrak hingga Asia Tenggara di usia yang masih terbilang minim, tapi pria itu yakin jika anaknya berhasil  mengelola perusahaan nya baik-baik dengan otak cerdas yang dimilikinya.

Ya, Hugie sudah ditakdirkan untuk memiliki otak yang cerdas. Sewaktu umurnya yang masih menginjak lima tahun, Hugie sudah menyukai membaca koran. Aneh? Memang. Kebanyakan balita menyukai bermain robot-robotan atau mainan air, tapi anaknya ini lebih tertarik berada di ruang kerja miliknya dan membaca koran yang bersangkutan dengan perusahaan. Dan terbukti, sekarang perusahaan yang dikelola anaknya itu sama suksesnya seperti yang dia kelola.

Pintu ruang kerja Hugie terbuka, munculah Rika yang sudah memakai baju tidurnya dengan rambut yang sudah dia cepol.

Walau terbilang usianya tidak muda lagi, wanita itu masih memiliki badan yang menawan dan paras yang rupawan. Jadi tak jarang mengapa Setya terlalu posesif ketika mengajaknya ke sebuah pertemuan bisnis kolega, karena banyak mata pria lain yang menatap istrinya itu penuh arti. Tentu saja Setya tidak akan membiarkan semua yang menjadi miliknya harus ditatap penuh arti oleh orang lain.

"Hugie. Bisakah kamu beristirahat sejenak? Apa kamu tak lelah?" Rika menghampiri anaknya yang masih sibuk dan fokus pada pekerjaan yang mencekik waktunya.

Dia tidak paham akan pemikiran anaknya ini, sudah bekerja dari pagi ke sore malah harus dilanjut malamnya. Dia tahu jika putranya itu sibuk seperti suaminya akan tetapi bukankah kesehatan itu yang harus diperhatikan?

Sejenak Hugie menyempatkan diri untuk mendongakan kepala. Ditatapnya wajah cemas mamahnya yang menatap dirinya penuh perhatian. Dia mengerti akan sikap Rika yang seperti itu. Memangnya ibu mana yang tega membiarkan anaknya hingga jatuh sakit hanya karena suatu pekerjaan?

"Iya mah, sebentar lagi Hugie akan selesai. Lebih baik mamah tidur saja dulu. Ini sudah malam."

Pria itu kembali fokus pada laptopnya.

Rika mengusap rambut putra semata wayangnya yang sudah tunbuh dewasa itu. Anaknya benar benar keras kepala, dia rela bekerja hingga larut dan entah dia mengurus atau tidak kesehatan tubuhnya. Dia tidak menyangka jika waktu akan secepat ini, rasanya baru kemaren dia mengganti popok untuk Hugie, sekarang dia harus menyaksikan anaknya itu siap untuk menggantikan popok untuk cucunya kelak.

Bicara soal menikah, Rika tidak tahu perkara kapan putranya akan meminang seorang wanita. Yang dia tahu anaknya itu pernah merasakan cinta yang teramat sakit oleh sebuah penghianatan. Sempat terpikir olehnya, jika Hugie bekerja sekeras ini hanya untuk membuang segala kenangan pahit dimasa lalunya.

"Kerja boleh, nak! Tapi kamu juga musti tahu waktu dan jaga kesehatan! Apa kamu tidak memikirkan seorang wanita? Seperti teman-teman kamu yang sudah berumah tangga? Apa kamu tak ingin seperti mereka? Apa kamu masih takut untuk membuka hati karena masa lalumu itu?"

Mendengar itu membuat Hugie menghentikan sejenak pekerjaannya, dia tahu mamahnya sedang ingin waktu serius dengannya. Dia bangkit berdiri dan menarik Rika untuk duduk di sofa.

Rika menatap anaknya dengan penuh sendu. Pernah terbesit satu ide sewaktu itu, dia akan menjodohkan Hugie dengan anak temannya. Namun dia langsung mendapat penolakan dari Hugie dengan alasan pria itu masih bisa cari wanita sendiri.

Terkadang dia juga berpikiran jika putranya itu tidak suka seorang wanita, namun dia sebagai ibu membuang jauh-jauh pemikiran bodoh itu. Dia yakin putranya masih normal seperti pria lainnya. Hanya saja belum mendapatkan cinta sejati yang cocok.

Hugie menarik nafasnya sebelum bercerita, "Mah, Hugie bekerja seperti ini bukan karena untuk menghabiskan waktu Hugie biar sibuk dan tak menyadari masa lalu. Ya, memang awalnya Hugie begini bertujuan seperti itu, namun seiringnya waktu. Hugie harus bertanggung jawab atas amanah yang papah kasih. Jauh dalam hati Hugie, sudah tak mengenang masa lalu bodoh itu lagi. Biar semua itu menjadi kenangan yang berakhir menjadi angan lalu menghilang tertiup jaman. Hugie mengikhlaskan takdir saat itu. Hugie percaya setelah hujan ada pelangi. Hugie juga sudah mulai membuka hati. Dan alasan kenapa tak ingin cepat-cepat menikah itu karena Hugie masih ingin mengenal arti cinta itu lebih dalam. Dan juga gadis yang hugie suka masih berstatus SMA."

Setelah memantapkan sang hati, Hugie yakin bahwa dirinya telah jatuh terpesona pada Alena, gadis polos yang pernah menganggapnya sebagai penculik, yang pernah dia bantu mengambilkan sarden. Gadis rapuh yang memiliki kejadian buruk sewaktu di pesta. Dengan sejuta pesona itu mampu membuat dia terjerembab oleh ketertarikan atas nama cinta.

Tentu saja Rika membelalakan mata, dia tidak sangka jika selera putranya akan turun seperti ini. Maksudnya mengapa Hugie bisa jatuh hati pada gadis yang masih belia ini?

"Huh, kamu serius? Apa gadis itu memiliki perasaan yang sama kepada kamu?"

Pria itu menarik nafas sejenak,  "Hugie belum tahu perasaan Hugie terbalaskan atau tak berkemungkinan. Tapi Hugie akan memantapkan cinta yang telah tumbuh ini lagi pada gadis itu. Seiring waktu berjalan, Hugie yakin bisa membuat perasaan ini terbalaskan." 

"Baiklah. Jika itu keputusanmu, mamah selalu dukung kamu nak. Tapi ingat jangan jadikan dia sebagai pelampiasan, dia tak bersalah. Oh, nama gadis yang kamu suka itu siapa? Ajak main kerumah. Mamah ingin melihat dan berkenalan dengan gadis itu yang bisa membuat anak mamah merasakan arti cinta lagi." 

Tentu saja Rika penasaran dengan sosok gadis itu. Dia yakin gadis itu memiliki sejuta pesona yang membuat anaknya itu jatuh cinta lagi. Karena yang dia tahu, sulit rasanya meyakinkan arti cinta pada putranya ini.

"Iya, sepertinya Hugie sudah terjatuh pada pesonanya. Yang mana membuat rasa suka maupun cinta didiri Hugie tumbuh. Nama dia, Alena." senyuman terbit dari bibir Hugie saat membayangkan kejadian dimana dia dipeluk erat oleh Alena, saat gadis itu bersikap jutek kepadanya, saat-saat lainnya yang bersama Alena. "Ya, jika tuhan menghendaki, Hugie akan bawa dia kesini sebagai kekasih Hugie kelak."

Sebuah pelukan hangat dari sang ibu pada anaknya dilakukan oleh Rika. Dia berharap Alena adalah yang terbaik untuk putranya ini. Sudah cukup merasakan sakit, kini anaknya berhak untuk merasakan sebuah keindahan dari cinta.

---------

Terimakasih sudah membaca. Saya harap kalian bisa memberikan vote & komentar untuk cerita saya😊
Tunggu chapter selanjutnya ya.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang