Chapter 28. Vano's uniform.

6.2K 401 5
                                    

Selamat membaca chapter iniSemoga suka:)) Budayakan meninggalkan jejak vote ataupun komentar dicerita ini yep! :v
----------

Jika ada yang bertanya, kapan bahagiaku datang? Maka akan aku jawab, ketika aku melihatmu tidaklah apa apa. Karena itulah jenis sederhana kebahagiaanku.

***

Berhubung guru pengajar berhalangan hadir, jadi suasana kelas 12 mipa 3 bagaikan pasar.
Mereka mempunyai kesibukannya tersendiri. Mulai dari menyanyi di pojokan kelas, bermain ludo, mendengarkan musik, berselfie ria hingga merumpi gosip hot di sekolah.

Diandra dan kintan terus menatap Alena yang sedang melamun bertopang dagu dengan ibu jarinya terus menyentuh bibirnya.

Ada apa dengan Alena?

Apa dia takut jika bibirnya akan jatuh?

Sesekalinya, Diandra melihat Alena tengah tersenyum dan wajahnya bersemu merah. Sontak hal itu membuat Diandra melirik Kintan yang disamping kirinya, "lo rasain apa yang gue rasa?"

Kintan yang sedang menatap Alena melamun itu kemudian mengalihkan pandangannya kearah Diandra dan mengangguk, "iya gue rasain, Ndra! Kenapa ya dia senyam-senyum gitu?"

Diandra mengetukan telunjuknya didagu, pose berfikir, "mungkin dia kesambet jin pohon ciplukan depan?"

Sontak kintan yang mendengar ucapan konyol Diandra hanya bisa mendengus dan memutar bolamatanya jengah. Apa dia bercanda? "Bisa waras sedikit, ndra?"

Diandra yang mendengarkan itu, sontak mengedikkan bahunya acuh, "who know's?"

Diandra kembali memalingkan wajahnya kekanan, menatap alena yang masih bertopang dagu dan melamun, "Len..." panggilnya.

Rupanya sahutan dari Diandra tak mendapat gubrisan, karena Alena masih sibuk menyelam dengan dunianya. Diandra menepuk bahu alena, "Len!" ucapnya dengan nada sedikit keras.

Alena terkesiap, "iya. Gue suka ciuman dari lo kak!" ujarnya dengan spontan.

Diandra dan kintan menganga bukan main. Apa mereka tidak salah mendengar? Alena menyukai ciuman? Diandra melirik kintan yang sedang menganga, "lo denger, enggak?"

Kintan mengangguk. Alena menutup mulutnya karena dirinya keceplosan mengenai kejadian semalam. Alena melirik kesamping tepat dimana kedua sahabatnya sedang menatap tajam kearahnya, Alena meringis dan menggaruk tengkuknya, "Gu-Gue mau ketoilet!"

Alena berniat bangkit namun tangannya sesegera dicegat oleh Diandra, "lo jangan berusaha ngehindar gitu. Cepet ceritain ke kita!" Suaranya sangat tegas beriringan Kintan yang mulai melipat tangannya didada. Keduanya nampak seperti hakim yang sedang berbicara pada terdakwa.

Alena menepuk dahinya dan duduk, "Ce-cerita apa?" Suaranya mulai menciut.

Diandra bertopang dagu dan menatap tajam kearah Alena, "masalah lo ciuman sama hugie. Gue tahu 'kak' yang lo maksud itu Hugie. Karena lo manggil 'kak' itu cuma ke dia!" Kintan mengangguk dan menarik kursinya mendekat kearah meja Diandra agar dia bisa leluasa mendengar cerita Alena.

Alena memutar tubuhnya menghadap kedua sahabatnya, "Gue harus cerita mulai dari mana?"

Kintan mencondongkan tubuhnya, "cerita dari mana aja. Yang penting lo gak bohong dan nutup nutupin dari kita!" Diandra menyetujui ucapan Kintan.

Hug Me Hugie (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang