Jadi gini, selamat malam minggu ya kawan!
Di rumah aja nih? HAHAHA.
Eum gini, seperti biasa minta kerjasamanya ya. Vote komentar dari kalian jangan lupa, biar saya bahagia dan kamu dapat pahala HAHAHAH!😎
Semoga dapat feel-nya. Bacanya dihayatin ya!😂
___________________________
"Kak... Tolong aku... A... Aku... Takut kak.."
Suara tangisan dan meminta pertolongan dari gadis itu membuat hatinya sakit, membuat hatinya tidak tenang dan juga kecemasan itu berada di titik yang paling tinggi.
"Ka---damn! Ah! Sialan!"
Hugie menendang sofanya kuat-kuat saat ingin menanyakan dimana keberadaan gadis itu, namun sambungan sudah terputus.Dia mencoba kembali menghubungi nomor telepon Alena, namun sudah tidak aktif. Hugie memijat keningnya serta berjalan mondar-mandir.
Dia melakukan ini guna berpikir cara mencari keberadaan Alena, dan menyelamatkan gadis itu dari segala mara bahaya. Dia tidak peduli apa resiko besarnya jika menolong Alena. Yang penting Alena selamat, dia ikut senang.
Hugie jelas tahu jika ini adalah ulah dari Tonny.Orang suruhannya kerap kali melaporkan jika ada sebuah mata-mata yang selalu mengintai gerak-gerik Alena, maka dari itu Hugie membuat sebuah kalung yang berisi alat pelacak, untuk mengetahui keberadaan Alena.
Uh...
wait... Kalung?
Ah, dia baru saja ingat jika ada benda tersebut yang melingkar di leher Alena. Yang kemungkinkan besar, dia dapat tahu lokasi yang Alena sekarang berada.
Dengan cepat Hugie menarik nafas dan menggunakan kembali ponselnya. Dia sudah menghubungkan pelacak di kalung tersebut kedalam ponselnya. Hal ini bertujuan agar dia selalu dapat memantau keberadaan gadis itu dari mata-mata Tonny.
Sialan! Pria itu masih saja berulah disaat dia sudah memberi pelajaran dengan melumpuhkan perusaahan itu.
Selanjutnya dia tersenyum dan melangkahkan kakinya keluar. Dia sudah menemukan titik lokasi keberadaan Alena saat ini. Dengan tekat yang sudah membulat agar menemukan dan menolong gadis itu, Hugie memasuki mobilnya di pukul tujuh malam dan menginjak gas nya dalam-dalam.
***
Alena masih saja menangis. Rasanya badan ini sangat sakit, tangannya terasa keram. Kakinya kaku tak berdaya. Dia hanya bisa mengeluarkan air mata dan berharap jika ada yang menolongnya dari jeratan ini.
Dia tidak bisa menggerakkan badannya sama sekali. Kaki dan tangannya sudah terikat kencang dan erat, serta punggungnya yang sudah bersandar di pilar. Belum lagi nafasnya yang sedikit terhambat karena lilitan tali yang melingkar di perutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug Me Hugie (TERBIT)
RomanceVERSI BARUNYA DITERBITKAN OLEH BIBLIOPUBLISHING. SEBAGIAN PART TELAH DI HAPUS. Alena Nathalia Saudad harus bernasib buruk ketika bertemu dengan om-om sejuta percaya diri. Terlalu narsis dan perayu ulung. Astaga... Bahkan Alena harus geleng...